Politeknik Perkeretaapian Indonesia
Politeknik Perkeretaapian Indonesia (disingkat PPI) (Nama Sebelumnya: Akademi Perkeretaapian Indonesia) adalah perguruan tinggi kedinasan yang berdiri pada tahun 2014 di Kota Madiun, Jawa Timur di bawah naungan Badan Pengembangan SDM Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Sekolah ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan Sumber Daya Manusia Perkeretaapian seperti yang dituangkan dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS) tahun 2030. SejarahSejarah Pendidikan Dan Pelatihan Perkeretaapian di IndonesiaPada awal berdirinya Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI), Indonesia mempunyai sekolah khusus ahli kereta api, yaitu Sekolah Ahli Teknik Kereta Api (SATKA) dengan berubahnya bentuk perusahaan sampai terakhir menjadi PT Kereta Api (Persero) tahun 1999, maka SATKA ditutup dan hanya ada pelatihan teknis bidang perkeretaapian, yang dilaksanakan di: 1. Balai Pelatihan Teknik Traksi (BPTT) di Yogyakarta. Untuk mendidik para tenaga perawat sarana dan masinis. 2. Balai Pelatihan Teknik Perkeretaapian (BPTP) di Bekasi. Untuk mendidik para operator KA angkutan perkotaan dan tenaga perawat jalan rel. 3. Balai Pelatihan Teknik Sinyal Telekomunikasi (BPTST) di Laswi, Bandung. Untuk mendidik tenaga perawatan peralatan persinyalan dan telekomunikasi. 4. Balai Pelatihan Operasi dan Pemasaran (BP OPSAR) da Dago, Bandung. Untuk mendidik tenaga PPKA dan manajer bidang perkeretaapian. Pada Tahun 2003, Direktorat Kereta Api berubah menjadi Direktorat Jenderal Perkeretaapian dan membutuhkan SDM regulator perkeretaapian. Sehingga pada tahun 2004, Badan Pendidikan dan Pelatihan Perhubungan membentuk Diploma III Perkeretaapian di Sekolah Tinggi Transportasi Darat, Bekasi. Dengan berkembangnya pembangunan perkeretaapian di Indonesia, yang dituangkan dalam RIPNAS (Rencana Induk Perkeretaapian Nasional) tahun 2030 dan membutuhkan SDM Perkeretaapian yang banyak jumlahnya, dibentuklah Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) yang dalam perjalanannya akan dijadikan menjadi Politeknik Perkeretaapian Indonesia (PPI) di Madiun. Sejarah Politeknik Perkeretaapian IndonesiaBerdasarkan Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS) tahun 2030 dalam lampiran Peraturan Menteri Perhubungan nomor PM 43 tahun 2011, Indonesia membutuhkan sebanyak 1.720 orang untuk memenuhi kebutuhan SDM regulator perkeretaapian[1]. Pada saat itu Indonesia hanya mempunyai satu tempat yang melaksanakan pendidikan dan pelatihan SDM regulator perkeretaapian di Sekolah Tinggi Transportasi Darat program studi D-III Perkeretaapian. Pada tahun 2011, pemerintah Kota Madiun menghibahkan tanah dengan luas sekitar 18 hektar untuk dibangun Sekolah Tinggi Ilmu Kereta Api. Akhirnya, sekolah tersebut resmi berdiri dengan nama Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) Madiun pada tanggal 15 Agustus 2014. AtributLambangLambang PPI berupa api yang berasal dari singkatan nama bentuk lembaga Politeknik Perkeretaapian Indonesia sebelumnya, Akademi Perkeretaapian Indonesia, yaitu “API” dan secara keseluruhan bermakna tekad Politeknik Perkeretaapian Indonesia dalam mencetak SDM Perkeretaapian di Indonesia ini dengan sungguh-sungguh agar mampu memajukan perkeretaapian di Indonesia dan mampu bersaing di dunia. Lambang PPI memiliki makna warna logo mencolok keoptimisan untuk tujuan Politeknik Perkeretaapian Indonesia untuk membangun SDM Perkeretaapian menjadi lebih baik dan memajukan perkeretaapian Indonesia menjadi lebih baik. Warna merah mencerminkan ketegasan dan keberanian untuk produktivitas. Warna hijau mencerminkan teguh dan handal untuk Perkeretaapian Indonesia. Warna kuning mencerminkan tegas dan penuh konsentrasi untuk pengembangan Sumber Daya Manusia Perkeretaapian. Pendidikan dan PelatihanProgram Pendidikan
Program Pendidikan dan Pelatihan
Galeri LambangReferensi
Pranala luar |