Pierre CaroliPierre Caroli (lahir tahun 1480 di Rozay-en-Brie, meninggal mungkin setelah tahun 1545) adalah seorang pengungsi dan tokoh keagamaan Prancis.[1] Ia adalah seorang Doktor Teologi dari Universitas Paris, dan ia menerima gagasan-gagasan Reformasi Protestan. Namun, ia terlibat dalam konfrontasi terbuka dengan John Calvin, tokoh sentral Protestanisme Prancis. Dalam sebuah disputasi teologis, Caroli menuduh Calvin dan Guillaume Farel sebagai penganut Arianisme dan Sabellianisme. Caroli adalah seorang pengajar teologi di Paris pada tahun 1520. Di sana ia berada di bawah pengaruh pemimpin kaum humanis, Jacques Faber Stapulensis (Lefèvre d'Etaples), dan termasuk dalam kelompok yang mendukung kembalinya uskup Guillaume Briçonnet de Meaux. Ia menjadi profesor di Sorbonne selama beberapa tahun. Namun, pada tahun 1525, tesisnya mengenai Surat Paulus telah memicu serangan terhadapnya melalui sensor, dan ia dikeluarkan dari Sorbonne. Saudari raja, Marguerite de Navarre, meminta pengabdiannya dan memberinya posisi di sebuah paroki di Alençon pada tahun 1530. Pada tahun 1534, kaum Protestan dianiaya. Seperti Calvin, Caroli menjadi seorang buronan. Ia pergi ke Jenewa pada tahun 1535 dan bergabung dengan Farel di sana. Tidak lama kemudian ia pergi ke Basel, di mana ia mempelajari bahasa Ibrani dan menjadi teman Simon Grynaeus dan Oswald Myconius. Pada tahun 1536, ia ikut serta dalam disputasi teologis yang hebat di Lausanne, mendukung perjuangan reformasi. Sebagai akibat dari keterlibatannya dalam disputasi tersebut, ia mendapatkan reputasi di Bern, yang menominasikannya sebagai pendetapertama di Lausanne. Ia kemudian terlibat konflik dengan Calvin dan Farel, setelah ia melarikan diri dari Lausanne, meninggalkan istrinya dan meninggalkan iman Protestan. Pemerintah Bern mengusir Caroli pada tahun 1537. Caroli pindah ke Montpellier. Diusir dari Prancis, ia pergi pada tahun 1539 ke Neuenberg, di mana ia berdamai dengan para reformator Swiss, tetapi tidak menerima jabatan apa pun. Referensi
Bibliografi
|