Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Perjudian di Taiwan

Judi di Taiwan merupakan suatu kebiasaan atau sudah menjadi budaya terutama bagi masyarakat yang tinggal di sekitar pesisir selatan Tiongkok. Perkembangan judi yang begitu pesat di Taiwan banyak dipengaruhi oleh penjajahan selama lebih dari empat abad oleh bangsa Portugal. Pada saat itu, bangsa Portugal ang menjajah Taiwan mengetahui kebiasaan berjudi. Oleh karena itu, Portugal sejak tahun 1847 mulai mengembangkan sistem perekonomian di Taiwan untuk mendukung kegiatan perjudian.[1]

Dinamika

Judi dilarang di Taiwan, tetapi usulan untuk melegalkan tempat perjudian/kasino terjadi pada tahun 1993 dengan dibukanya empat kasino di negara tersebut, saat masyarakat Penghu melakukan pemungutan suara melalui legislator/dewan, lalu menyetujui bahwa kasino dijalankan atas kerjasama antara perusahaan kasino terkenal skala internasional dengan bisnis lokal. Beberapa penanam modal lokal di sana segera membeli tanah dan membangun perhotelan sebagai bentuk antisipasi kalau suatu saat ada perubahan kebijakan.[2]

Pada tahun 2002, pemerintah wilayah administrasi khusus Makau memutuskan untuk membuka pasar perjudian untuk kompetisi skala internasional.[3] Pada tahun tersebut, pemerintah Makau mempunyai program investasi dengan menjadikan industri judi sebagai sumber pemasukan yang paling menguntungkan bagi negaranya lewat kerjasama dengan lisensi-lisensi perjudian yang terkenal semisal Wynn Resorts, Las Vegas Sands, serta Galaxy Entertainment. Dalam jangka waktu yang relatif singkat, Taiwan berubah menjadi pusat perjudian di Asia yang paling pesat perkembangannya, bahkan mampu menyaingi Winstar World Casino di Amerika.[1] Industri perjudian di makau dimonopoli oleh Stanley Ho selama empat dasawarsa. Hanya dalam waktu empat tahun dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006, pemasukan dari industri perjudian menghasilkan 7.2 miliar dollar sehingga Makau mampu bersaing dengan Las Vegas sebagai kota kasino terbesar di dunia.[3] Kejayaan Stanley Ho berakhir pada tahun 2022 pada saat pemerintah Makau menghentikan sistem monopoli.[4]

Setelah mengalami berbagai dinamika, pada tahun 2009, mayoritas anggota partai Kuomintang di parlemen menjamin pengesahan kasino tetapi hanya di pulau terpencil seperti Kinmen, Matsu, dan Penghu setelah disetujui oleh penduduk setempat melalui sebuah referendum; sementara itu, partai oposisi seperti Democratic People's Party serta partai-partai lain yang berlandaskan pada agama dan penyelamatan lingkungan tidak menyetujui kegiatan perjudian. Pro dan kontra soal perjudian dapat teratasi dengan adanya sebuah referendum pada tanggal 26 September 2009 yang mana 56,4% tidak menyetujui adanya pembangunan kasino, sementara 42 % setuju dengan adanya pembangunan kasino.[2]

Perjudian di Makau

Makau yang kegiatan perjudiannya dilegalkan masih dalam satu wilayah administratif dengan daratan China yang kegiatan perjudiannya dianggap ilegal. Pemerintah Kota Wenzhou menerbitkan surat penangkapan raja judi Makau yang bernama Alvin Chau karena menjalankan kegiatan perjudian di daratan China. Peristiwa tersebut berpengaruh terhadap penjualan saham operator kasino. Alvin Chau merupakan pendiri kasino yang bernama Suncity, dan juga sebagai perantara yang menawarkan pinjaman sekaligus menagih utang kepada para pemain judi di kasino. Pada tanggal 26 November 2021, Biro Keamanan Umum Kota Wenzhou menegaskan bahwa Alvin Chau membentuk jaringan operator judi China agar lebih banyak warga yang terlibat dalam kegiatan perjudian ini, terutama masyarakat di lepas pantai dan daerah perbatasan. Alvin Chau pun mendirikan perusahaan pengelola aset agar para penjudi dapat melakukan transfer dana dengan mudah.[5]

Referensi

  1. ^ a b Sulistiawan, Rizky Tri (3 Februari 2022). "Negara di Asia Ini Menjadi Pusat Judi Legal Terbesar di Dunia, Kalahkan WinStar World Casino Amerika!". Diakses tanggal 15 April 2022. 
  2. ^ a b Baldacchino, Godfrey (2014). "Contested enclave metageographies: The offshore islands of Taiwan" (PDF). Political Geography: 19. 
  3. ^ a b Cheng, T.J (2011). An Evaluation of Macao's Gambling Industry : With Special Reference to American Investment, dalam Yufan Hao (ed) Macao and Sino-U.S. relations. Rowman & Littlefield Publishers, Inc. hlm. 149. ISBN 978-0-7391-4369-8. 
  4. ^ Indonesia, CNN (19 Juni 2021). "8 Hal Menarik tentang Makau, Kota Judi Terbesar di Asia". Diakses tanggal 4 Mei 2022. 
  5. ^ Enam, Liputan (29 November 2021). "Saham Operator Kasino Rontok Tersengat Penangkapan Raja Judi Makau". Diakses tanggal 4 Mei 2022. 
Kembali kehalaman sebelumnya