Perang Prancis–Flandria
Perang Prancis-Flanders adalah konflik yang berlangsung antara Prancis melawan Flanders dari tahun 1297 hingga 1305. PenyebabPhilip IV dari Prancis menjadi raja pada tahun 1285 dan ia ingin memperkuat Prancis dengan cara apapun. Flanders secara resmi merupakan bagian dari Kerajaan Prancis semenjak penandatanganan Perjanjian Verdun pada tahun 843, tetap secara de facto merupakan wilayah yang merdeka dari Prancis. Di Flanders pada masa itu terdapat beberapa kota-kota terkaya, seperti Brugge, Ghent, Ypres, Lille, dan Douai. Pada tahun 1288, Philip IV dari Prancis memanfaatkan keluhan atas pajak untuk memperkuat kendali di Flanders. Maka terjadilah ketegangan antara Guy dari Dampierre, Count Flanders, dengan Raja Prancis. Pada tahun 1294, Guy meminta bantuan dari Raja Edward I dari Inggris dan mencoba menikahkan anak perempuannya, Philippa, dengan Edward, Pangeran Wales. Namun, Philip malah memenjarakan Guy dan dua anak laki-lakinya, memaksanya membatalkan pernikahan ini, dan memenjarakan Philippa di Paris hingga ia meninggal dunia pada tahun 1306. Guy dipanggil untuk menghadap raja lagi pada tahun 1296, dan kota-kota utama di Flanders dilindungi oleh Kerajaan Prancis hingga Guy mau membayar ganti rugi dan menyerahkan wilayahnya. Setelah dipermalukan seperti ini, pada tahun 1297 Guy mencoba membalas dendam dengan bersekutu dengan Raja Edward I dari Inggris yang sedang berperang dengan Prancis. Philip membalas dengan menyatakan Flanderd sebagai wilayah kerajaan dan ia mengirim pasukan Prancis yang dipimpin oleh Robert II dari Artois untuk menaklukkan Flanders. PerangTahap pertama perang berlangsung dari tahun 1297 hingga 1300. Prancis berhasil menaklukkan kota Lille dan mendekati kota Kortrijk dan Ingelmunster. Kemudian Paus mencoba menengahi konflik ini dan akhirnya gencatan senjata dimulai pada Oktober 1297 dan diperpanjang hingga tahun 1300. Tahap kedua perang lalu dimulai setelah gencatan senjata berakhir pada Januari 1300. Prancis menyerang Flanders lagi dan menguasai berbagai kota, seperti Damme, Aardenburg, Sluis, Ghent, Oudenaarde, dan Ypres. Kota-kota Flanders dapat dikuasai dengan relatif mudah karena kota-kota tersebut sebelumnya netral dan para penguasanya sering kali berkonflik dengan Count Flanders. Namun, pendudukan Prancis tidak disambut dengan baik. Pada tanggal 19 Mei 1302, terjadi pemberontakan di kota Brugge dan warga Flanders di kota tersebut membantai semua orang Prancis yang mereka temui. Peristiwa ini disebut Bruges Matins. Pemberontakan pun merebak, dan Flanders mengepung kota Kortrijk pada tanggal 9 dan 10 Juli 1302. Pasukan Prancis dibawah kepemimpinan Robert II dari Artois datang untuk memadamkan pemberontakan. Maka terjadinya pertempuran besar pada tanggal 11 Juli di medan terbuka di dekat kota Kortrijk. Namun, serangan kavaleri Prancis berhasil dihentikan berkat posisi milisi Flanders yang lebih unggul secara taktis, dan Prancis pun mengalami kekalahan. Pertempuran ini mengembalikan kemerdekaan Flanders selama dua tahun berikutnya. Perang masih berlanjut hingga tahun 1305. Perang ini diakhiri oleh Perjanjian Athis-sur-Orge yang ditandatangani pada tanggal 23 Juni 1305 yang mengakui kemerdekaan Flanders, tetapi Flanders harus menyerahkan kota Lille, Douai, dan Orchies, dan mereka juga harus membayar denda yang tinggi kepada Raja Philip IV. Daftar pustakaWikimedia Commons memiliki media mengenai Franco-Flemish War.
|