Penyusuan hewan–manusia telah diterapkan dalam banyak budaya berbeda dalam banyak periode masa. Praktek penyusuan atau penghisapan antara manusia dan spesies lain telah dilakukan dalam dua arah: manusia perempuan terkadang menyusui hewan-hewan muda, dan hewan-hewan dipakai untuk menyusukan bayi dan anak-anak. Hewan-hewan dipakai sebagai pengganti ibu susu untuk bayi, terutama setelah kemunculan sifilis yang meningkatkan risiko kesehatan bagi ibu susu. Kambing dan keledai banyak dipakai untuk menyusukan bayi-bayi yang ditinggalkan di rumah-rumah sakit terlantar di Eropa pada abad ke-18 dan abad ke-19. Penyusuan hewan juga diterapkan, entah untuk alasan kesehatan – seperti memperkuat puting dan meningkatkan aliran ASI – atau untuk tujuan agama dan budaya. Sebagian besar hewan dipakai untuk keperluan tersebut, yang meliputi anjing, kucing, babi dan monyet.
Referensi
Burton, June K. (2007). Napoleon and the Woman Question. Texas Tech University Press. ISBN9780896725591.
Omm Sety (2008). Omm Sety's Living Egypt: Surviving Folkways from Pharaonic Times. Glyphdoctors. ISBN9780979202308.
Radbill, Samuel X. (1976). "The Role of Animals in Infant Feeding". Dalam Hand, Wayland D. American Folk Medicine: A Symposium. University of California Press. ISBN9780520040939.
Savona-Ventura, C. (2004). Breast versus Bottle. A history of Infant feeding in Malta. Association for the Study of Maltese Medical History. ISBN99932-663-1-0.
Van Esterik, Penny (1995). "The Politics of Breastfeeding". Dalam Stuart-Macadam, Patricia; Dettwyler, Katherine Ann. Breastfeeding: Biocultural Perspectives. Aldine. ISBN9780202011929.