Musik dapat digunakan sebagai alat perang psikologis. Istilah "penyiksaan musik" kadang digunakan untuk menjelaskan praktik ini. Meskipun diakui oleh pakar interogasi Amerika Serikat dapat menyebabkan ketidaknyamanan, juga dianggap tidak memiliki "efek jangka panjang."[1]
Musik dan suara umumnya digunakan sebagai bagian dari kombinasi metode interogasi, yang saat ini diakui oleh lembaga internasional sebagai bentuk penyiksaan.[2] Menyerang semua indera tanpa meninggalkan jejak fisik yang terlihat, metode ini membentuk dasar dari penyiksaan yang banyak dibahas di Guantánamo dan Abu Ghraib. Meskipun demikian, metode ini sudah dirancang pada tahun 1950-an dan awal 1960-an sebagai cara untuk melawan "pencucian otak" Soviet. Metode "penyiksaan suara" atau "penyiksaan bunyi," yang melibatkan pemutaran terus-menerus musik atau suara, sering dipadukan dengan deprivasi sensorik, deprivasi tidur, deprivasi makanan dan minuman, serta posisi stres.
Referensi
Bacaan lanjutan