Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

 

Penjarakan tajuk

Kanopi dari pohon kapur barus yang menunjukkan fenomena pencelaan mahkota.

Penjarakan tajuk adalah fenomena yang terjasi pada beberapa spesies pohon, di mana kanopi pohon yang terisi penuh tidak saling bersentuhan, membentuk kanopi dengan celah seperti saluran. Fenomena ini paling banyak terjadi di antara pohon-pohon dari spesies yang sama, tetapi juga terjadi di antara pohon-pohon dari spesies yang berbeda. Ada banyak hipotesis mengapa pencelahan mahkota adalah perilaku adaptif , dan penelitian menunjukkan bahwa hal itu mungkin menghambat penyebaran pemakan daun daun larva serangga.

Kemungkinan penjelasan fisologis

Dasar fisiologis yang tepat dari penjarakan tajuk tidak pasti. Fenomena tersebut telah dibahas dalam literatur ilmiah sejak tahun 1920-an. Berbagai hipotesis dan hasil eksperimen mungkin menunjukkan bahwa ada banyak mekanisme di spesies yang berbeda, contoh evolusi konvergen.

Beberapa hipotesis berpendapat bahwa interdigitasi cabang kanopi mengarah pada "pemangkasan timbal balik" dari pohon yang berdekatan. Pepohonan di daerah berangin mengalami kerusakan fisik karena saling bertabrakan saat angin bertiup. Sebagai akibat dari lecet dan benturan, ada respon pemalu mahkota yang diinduksi. Studi menunjukkan bahwa pertumbuhan cabang lateral sebagian besar tidak dipengaruhi oleh tetangga sampai terganggu oleh abrasi mekanis. Jika tajuk pohon secara artifisial dicegah agar tidak bertabrakan dengan angin, mereka secara bertahap mengisi celah kanopi. Ini menjelaskan contoh pemalu mahkota di antara cabang-cabang organisme yang sama. Pendukung gagasan ini mengutip bahwa rasa malu terutama terlihat dalam kondisi yang kondusif untuk pemangkasan ini, termasuk hutan berangin, tegakan pohon fleksibel, dan hutan suksesi awal di mana cabang-cabangnya fleksibel dan terbatas dalam gerakan lateral. Dengan penjelasan ini, fleksibilitas variabel di cabang lateral memiliki pengaruh besar pada tingkat penjarakan tajuk. Ekologi hutan Morfologi tumbuhan

Kembali kehalaman sebelumnya