Penghancuran Warsawa adalah pembumihangusan kota Warsawa oleh Jerman Nazi setelah meletusnya Pemberontakan Warsawa pada tahun 1944. Pemberontakan tersebut telah membuat murka pemimpin-pemimpin Jerman yang kemudian ingin menjadikan penghancuran kota tersebut sebagai contoh agar kota lain tidak berani memberontak. Sebelumnya kota tersebut telah dipilih untuk direkonstruksi dan dijermanisasi (rencana Pabst).
Kota ini harus sepenuhnya musnah dari permukaan bumi dan hanya berfungsi sebagai stasiun transportasi untuk Wehrmacht. Tidak ada satu batu pun yang boleh tersisa. Setiap bangunan harus dibumihanguskan hingga fondasinya.
Bahkan sebelum pemberontakan meletus, Jerman sudah tahu bahwa Warsawa akan jatuh ke tangan sekutu dalam beberapa bulan. Keputusan untuk membumihanguskan Warsawa memakan sumber daya yang besar yang seharusnya bisa digunakan di Front Timur dan Front Barat yang baru dibuka setelah invasi Normandia. Jerman menghancurkan 80-90% bangunan di Warsawa sementara sebagian besar warisan budaya Polandia dihancurkan, diratakan dengan tanah atau dijarah.
Saat ini, lebih dari setengah barang antik dan warisan budaya di museum yang dicuri oleh Jerman pada tahun 1944 belum dikembalikan ke Polandia. Setelah perang berakhir, Polandia berusaha membangun kembali kota Warsawa berdasarkan rencana pra-perang dan dokumen sejarah. Seperti di wilayah Polandia lainnya, kota ini dibangun kembali tanpa menggunakan pekerja Jerman, sementara pembangunan kembali Stalingrad dan kota-kota lain menggunakan pekerja paksa Jerman.
Catatan kaki
^Krystyna Wituska, Irene Tomaszewski, Inside a Gestapo Prison: The Letters of Krystyna Wituska, 1942–1944, Wayne State University Press, 2006, ISBN 0-8143-3294-3, Google Print, p.xxii