Pada 10 Oktober 2015 pukul 10:04 waktu lokal (EEST) di Ankara, ibu kota Turki, dua bom meledak di depan Stasiun kereta api Ankara Pusat. Sampai dengan 16 Oktober, jumlah korban tewas mencapai 102 jiwa dan lebih dari 400 orang terluka.[1][2][4] Insiden ini terjadi 21 hari sebelum pemilihan umum 1 November.[5][6][7][8][9][10]
Pelaku
Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Kejaksaan Agung Ankara menyatakan bahwa mereka menyelidiki kemungkinan bom bunuh diri.[11] Yunus Emre Alagöz dan Ömer Deniz Dündar akhirnya diidentifikasikan sebagai kedua pengebom bunuh diri, dengan dugaan bahwa mereka berhubungan dengan Negara Islam Irak dan Syam (ISIL) dan kelompok yang berafiliasi dengan ISIL Dokumacılar.[3]
Akibat
Setelah serangan tersebut, Perdana Menteri Ahmet Davutoğlu mendeklarasikan tiga hari berkabung nasional.[12]
Gencatan senjata PKK
Sesaat setelah pengeboman Partai Pekerja Kurdistan (PKK) mendeklarasikan gencatan senjata agar pemilihan umum dapat berlangsung dengan damai pada 1 November. Pengumman gencatan senjata tersebut, yang diumumkan lewat eksekutif Koma Civakên Kurdistan, mendeklarasikan bahwa PKK tidak akan melakukan serangan apapun kecuali jika diprovokasi atau untuk pembelaan diri.[13]
Referensi