Pener, Taman, Pemalang
SejarahPengertian Desa sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, desa adalah desa dan desa adat atau disebut dengan naman lain selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan atau hak tradisional yang yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mencermati pengertian desa sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintahan Nomor 43 Tahun 2014 tentang Desa dimaksud, maka secara yuridis Wilayah Pener dapat disebut desa dan secara administratif termasuk wilayah kecamatan Taman Kabupaten Pemalang. Penamaan atau nomenklatur desa pener berdasarkan adat istiadat secara turun temurun sejak zaman kerajaan Mataram kata Pener dalam bahasa Jawa memiliki arti “Benar yang paling benar”. Meskipun tidak ada catatan sejarah kapan dan siapa yang memberi nama Desa Pener, menurut cerita turun temurun dari para sesepuh, tokoh pendiri Desa Pener adalah seorang prajurit dari Kerajaan Mataram yang bernama Mbah Kasad, dan dari zaman penjajahan Belanda sampai sekarang nama Pener tetap dilestarikan. Dan secara formal nama Pener belum dibakukan dalam bentuk peraturan perundang-undangan misalnya peraturan daerah, namun demikian nama Desa Pener telah diakui secara administratif sebagai salah satu nama desa dari 211 desa yang ada di Kabupaten Pemalang. GeografiDesa Pener merupakan desa kecil namun sangat strategis karena di desa ini menjadi jalur alternatif bagi pengendara dari arah Jakarta ke Semarang. Keadaan geografi Desa Pener didominasi oleh Pepohonan yang rindang sepanjang jalan dan tanaman sawah yang menghijau sepanjang tahun mengelilingi desa ini. Batas wilayah
EkonomiMayoritas warga Desa Pener bekerja sebagai petani yang mengolah tanahnya sendiri dan memilih menanam padi, kacang, bawang dan semangka. Sebagian bekerja sebagai peternak kambing dan itik bebek. Pada era 1990-an masih banyak ditemui peternak kerbau tetapi menjelang tahun 2000-an sudah sangat berkurang. Dan sebagian kecil bekerja di bidang formal seperti guru, dokter, bidan, polisi dan PNS di pemerintahan. Pendidikan
TransportasiMasih banyak dijumpai transportasi tradisional seperti becak dan delman berkeliling di desa ini. Karena masih menjadi pilihan oleh beberapa warga yang bekerja sebagai petani untuk mengangkut hasil panen. Angkudes warna kuning yang memiliki rute klareyan (Petarukan) - Pener. Namun seiring meningkatnya kesejahteraan warganya sekarang ini lebih memilih menggunakan sepeda motor dan mobil pribadi. Pranala luar
|