Pendem, Jembrana, Jembrana8°21′16″S 114°37′43″E / 8.354371°S 114.628517°E
DemografiPenduduk kelurahan Pendem sampai dengan tahun 2016 berjumlah 10.240 jiwa terdiri dari 4.813 laki-laki dan 5.427 perempuan dengan sex rasio 88,69.[1] SejarahPada pertengahan abad ke 14 disebelah selatan Kabupaten Jembrana terletak sebuah desa dipinggir laut yang diperintah oleh seorang raja yang bernama I Gusti Rangsasa. Raja ini sangat ketat menjalankan peraturan pemerintahannya, antara lain barang siapa yang melalui/melewati daerahnya harus menyembah pada raja. Pada waktu itu turunlah ke Bali seorang brahmana/pendeta dari majapahit yang beliau diberi nama Danghyang Nirarta/Pedanda Sakti Wawurawuh. Setibanya beliau didaerah kekuasannya Raja I Gusti Rangsasa, lalu beliau dicegat oleh para pengawal Raja dan dimohon untuk menyembah rajanya. Beliau menyampaikan bahwa beliau tidak boleh menyembah manusia, yang mana bila beliau lakukan akan menimbulkan malapetaka bagi kerajaan itu, tetapi para pengawal bersikeras untuk memaksa beliau agar mau menyembah dan kalau tidak mengindahkan, maka beliau akan dibunuh. Akhirnya karena beliau di paksa untuk menyembah raja, lalu beliau mengatakan kepada para pengawal raja, apakah nanti akan berani menanggung resiko/akibatnya, para pengawal raja menjawabnya, bahwa apapun yang akan terjadi mereka akan berani menanggung akibatnya. Oleh karena demikian, maka pada waktu ida pendanda bersiap (ngregepan) akan melakukan sembah, terjadilah suatu keajaiban yaitu Puri Gusti Rangsasa menjadi hancur berantakan. Mengetahui hal tersebut bahwa ada seorang sakti datang, akhirnya Raja I Gusti Rangsasa lari ke arah Utara diiringi oleh rakyat beliau yang masih setia menembus hutan belantara. Daerah bekas puri I Gusti Rangsasa hancur berantakan itu di sebut dengan “Puri Encak” yang kemudian berubah ucapan menjadi Purancak dan lumrah di sebut dengan “Perancak“. Pelarian I Gusti Rangsasa ke arah utara itu, melalui rawa-rawa (bahasa Jawanya Jember) dan Hutan (bahasa Jawa Kunonya Wana), sehingga daerah ini disebut dengan Jember Wana atau Jimbarwana dan berubah ucap menjadi Jembrana. Kemudian setibanya Beliau di Daerah yang telah dirasakan aman, beliau mendirikan pemukiman baru dan akhirnya beliau wafat di sana. Tempat beliau wafat itu sekarang di sebut Banjar Sawe Rangsasa (sawe artinya Mayat). Jadi daerah tersebut bernama “mayat I Gusti Rangsasa” yang terletak di kelurahan Dauh Waru, yang berbatasan dibagian Timur dengan Kelurahan Pendem. Mayat (Sawe) beliau akhirnya dikubur (di Pendem) di Daerah sebelah Baratnya, yang dewasa ini bernama Daerah Pendem, (karena tempat mengubur/memendem mayat Raja I Gusti Rangsasa) dan pada tahun 1981 telah di tingkatkan menjadi Kelurahan Pendem. Sedangkan mengenai nama-nama lingkungan di Kelurahan Pendem dikatakan bahwa, pengiring Raja I Gusti Rangsasa yang banyak jumlahnya itu karena menempuh hutan belantara banyak yang kesasar/salah jalan sehingga terpisah dengan Raja dan rombongannya, lalu tiba pada suatu tempat, disana mereka membuat pemukiman baru dan oleh karena mereka dalam pelarian itu membawa “Busana Dewa Anak Agung“ dengan demikian daerah baru tersebut mereka beri nama “Dewasana“. Dan untuk peringatan mereka kemudian mendirikan tempat persembahyangan (Pura) yang disebut dengan Pura Dewasana dan sampai sekarang masih tetap disungsung oleh warga di masyarakat di lingkungan Dewasana. Di lingkungan Dewasana ini terdapat sebuah batu besar dan disekitarnya tumbuh pohon Enau (Jaka) yang pada suatu ketika salah satu pohon Enau tersebut tumbang dan menimpa batu terdebut, sehingga batu itu pecah menjadi dua dan sekarang disebut dengan Batu Belah. Dari belahan batu tersebut keluar air secara menitis yang sangat jernih mengalir ke arah selatan dan membuat alur sebuah sungai kecil yang diberi nama tukad titis. Aliran sungai itu sangat kecil, sehingga setibanya pada daerah dibawahnya tidak dapat menutupi seluruh permukaan dasar sungai, dimana paras yang ada di daerah itu yang terletak di bagian bawah sungai itu tetap tersimbul keluar ke permukaan air dan dalam jarak yang panjang. Jadi seolah-olah di tengah sungai tersebut terdapat pulau yang terdiri dari paras. Oleh penduduk di sebut dengan pancar, karena jaraknya yang panjang di sebut dawe (Bahasa Bali) lalu daerah itu diberi nama Pancardawa. Kemudian air sungai tersebut terus mengalir kearah selatan dimana daerah itu merupakan tempat memendam sawe I Gusti Rangsasa dan sampai sekarang tetap bernama Pendem dan daerah aliran sungai titis terus dimanfaatkan untuk pertanian. Sedangkan lingkungan paling selatan yaitu pada waktu pengiring I Gusti Rangsasa selesai melaksanakan upacara memendem mayat (sawe) rajanya, dengan hati sangat sedih membuat pemukiman baru dibagian selatan teben dari bekas memendem rajanya, mereka namakan daerah baru tersebut sebetan, karena mereka dengan hati sebet/sedih ditinggalkan wafat oleh rajanya. Sejak tahun 1966 nama Banjar Sebetan akhirnya diganti menjadi Banjar Satria, karena pada tahun 1940 di pinggir selatan dari wilayah Banjar Sebetan digunakan sebagai Asrama Militer kala Zaman Penjajahan dan untuk memberikan kesan bahwa penduduk didaerah ini agar suaya tidak lagi dibayangi oleh perasaan bersedih hati (sebet). Adapun nama-nama pejabat kepala desa/lurah Pendem adalah sebagai berikut :
Kondisi GeografisKelurahan Pendem terletak pada sebagian daerah dataran rendah dan sebagian lagi merupakan daerah pegunungan yang terbentuk memanjang dari sebelah Utara sampai keselatan yang panjangnya lebih kurang 8 kilo meter jarak dari sebelah Timur sampai ke Barat lebih kurang 2 kilo meter. Kelurahan pendem adalah salah satu kelurahan yang berada di wilayah Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali, dengan batas-batas sebagai berikut :
Perlu juga diketahui bahwa letak Kelurahan Pendem dengan pusat-pusat kegiatan ekonomi dan akomodasi lainnya yang ada di Bali, antara lain :
PemerintahanPembagian AdministrasiPer April 2016, jumlah penduduk di Kelurahan Pendem berjumlah 10.217 jiwa, jumlah Kepala Keluarga sebanyak 2.800 berdasarkan rekapitulasi dari masing–masing Lingkungan se-Kelurahan Pendem.
Desa PekramanKelurahan Pendem terdiri atas 1 (satu) Desa Pekraman yaitu Desa Pekraman Kerta Jaya Pendem. Banjar Pekraman
Referensi
Pranala luar
|