Pembagian kerjaPembagian kerja (Inggris: division of labour) adalah konsep spesialisasi pekerjaan dalam suatu masyarakat. Konsep pembagian kerja telah digunakan secara umum di banyak industri. Pembagian kerja menawarkan beberapa keuntungan diantaranya Optimalisasi minat dan bakat karena tiap orang dapat melakukan pekerjaan sesuai dengan bakatnya, Peningkatan Pengetahuan dalam pekerjaan, serta Peningkatan efisiensi seiring dengan seringnya orang tersebut mengerjakan pekerjaan yang sama secara konsisten maka akan lebih efisien dan dapat menemukan cara terbaik dalam mengerjakan pekerjaannya.[1] Secara historis, peningkatan pembagian kerja dikaitkan dengan pertumbuhan perdagangan, kebangkitan kapitalisme, dan peningkatan kompleksitas proses industri. Konsep dan implementasi pembagian kerja telah diamati dalam budaya Sumeria (Mesopotamia) kuno, di mana penugasan pekerjaan di beberapa kota bertepatan dengan peningkatan perdagangan dan saling ketergantungan ekonomi. Pembagian kerja umumnya juga meningkatkan produktivitas produsen dan pekerja individu. Setelah Revolusi Neolitikum, peternakan dan pertanian menghasilkan persediaan makanan yang berlimpah, yang meningkatkan populasi dan mengarah pada spesialisasi tenaga kerja, termasuk profesi baru seperti pengrajin, tentara, dan kelas elit. Spesialisasi ini dilanjutkan dengan proses industrialisasi, dan pabrik-pabrik era Revolusi Industri. Oleh karena itu, banyak ekonom klasik serta beberapa insinyur mesin seperti Charles Babbage adalah pendukung pembagian kerja. Selain itu, meminta pekerja melakukan satu atau sedikit tugas menghilangkan periode pelatihan panjang yang diperlukan untuk melatih pengrajin, yang digantikan dengan pekerja tidak terampil yang dibayar lebih rendah tetapi lebih produktif.[2] Rujukan
|