Pengkodean wavelet, penggunaan transformasi wavelet dalam kompresi gambar, dimulai setelah pengembangan pengkodean DCT.[12] Pengenalan DCT mengarah pada pengembangan pengkodean wavelet, varian pengkodean DCT yang menggunakan wavelet alih-alih algoritma berbasis blok DCT.[12] Standar JPEG 2000 dikembangkan dari tahun 1997 hingga 2000 oleh komite JPEG yang diketuai oleh Touradj Ebrahimi (kemudian menjadi presiden JPEG).[13] Berbeda dengan algoritma DCT yang digunakan oleh format JPEG asli, JPEG 2000 malah menggunakan algoritma discrete wavelet transform (DWT). JPEG 2000 ini menggunakan transformasi wavelet CDF 9/7 (dikembangkan oleh Ingrid Daubechies pada tahun 1992) untuk algoritma kompresi lossy,[14] dan transformasi wavelet Le Gall–Tabatabai (LGT) 5/3[15][16] (dikembangkan oleh Didier Le Gall dan Ali J. Tabatabai pada tahun 1988)[17] untuk algoritma kompresi lossless-nya.[14] Teknologi JPEG 2000, yang mencakup ekstensi Motion JPEG 2000, dipilih sebagai standar pengkodean video untuk sinema digital pada tahun 2004.[18]
^DEFLATE Compressed Data Format Specification version 1.3.
^ abHoffman, Roy (2012). Data Compression in Digital Systems. Springer Science & Business Media. hlm. 124. ISBN9781461560319. Basically, wavelet coding is a variant on DCT-based transform coding that reduces or eliminates some of its limitations. (...) Another advantage is that rather than working with 8 × 8 blocks of pixels, as do JPEG and other block-based DCT techniques, wavelet coding can simultaneously compress the entire image.
^Le Gall, Didier; Tabatabai, Ali J. (1988). "Sub-band coding of digital images using symmetric short kernel filters and arithmetic coding techniques". ICASSP-88., International Conference on Acoustics, Speech, and Signal Processing: 761–764 vol.2. doi:10.1109/ICASSP.1988.196696.