Palola viridis adalah cacing perairan air laut dari famili Eunicidae, anggota cacing bersekat (filum Annelida) yang banyak hidup di pantai-pantai Indo-Pasifik beriklim tropis dan subtropis. Jenis cacing ini disebut oleh masyarakat lokal Indonesia sebagai cacing palolo (di Samoa)[1] maupun nyale (harafiah berarti "cacing" dalam bahasa Sasak). Cacing wawo atau laor di Maluku juga dapat berarti cacing jenis ini (Pamungkas et al. 2015)[2].
Morfologi
Cacing palolo identik dengan dua moncong, tiga antena dan kepala berbentuk sekop serta tidak adanya mulut pengait.[3] Cacing dewasa berukuran sekitar 40 cm dan terbagi menjadi segmen-segmen yang setiap segmennya memiliki kaki semu serupa rambut.[4] Terdapat juga beberapa tentakel sensor yang tumbuh di bagian kepala.[4] Palolo jantan berwarna merah kecoklatan sedangkan yang betina biru kehijauan.[4] Cacing ini hidup di pantai Pasifik bagian selatan.[5] Cacing ini hidup di bebatuan karang dan untuk berkembang biak, mereka menumbuhkan ekor khusus yang memuat sperma ataupun sel telur.[6] Selama masa perkembangbiakan, ekor khusus cacing ini pecah dan muncul ke permukaan air laut lalu melepaskan telur atau sperma berupa cairan kental.[7]
Manfaat
Cacing palolo dikonsumsi menjadi makanan sehari-hari bagi masyarakat di sekitar kepulauan Fiji, Tonga, Samoa juga pulau-pulau lain yang tersebar di pasifik bagian selatan.[8]
Referensi