Daerah ini merupakan tempat wafatnya Ulama Besar, Syaikh Abdusshobur (Mama Gunung Sumping) guru bagi para ulama Palabuhanratu dan sekitarnya, lahir di Kampung Cisaar Cikidang, Wafat di Pesantren Gunung Sumping Palabuhanratu.
Kecamatan Palabuhanratu memiliki iklim hutan hujan tropis (Af) dengan curah hujan sedang dari Juni hingga September dan tinggi hingga sangat tinggi dari Oktober hingga Mei.
Pada umumnya penduduk asli Kabupaten Sukabumi, demikian juga di Kecamatan Palabuhanratu, adalah Suku Sunda.[6] Bahasa yang digunakan umumnya Sunda, selain dari bahasa resmi bahasa Indonesia.
Tahun 2021, jumlah penduduk Kecamatan Palabuhanratu sebanyak 114.501 jiwa, dengan kepadatan penduduk 1.210 jiwa/km². Kemudian, persentasi penduduk Kecamatan Palabuhanratu berdasarkan agama yang dianut yakni Islam 99,37%, kemudian Kekristenan sebanyak 0,61% dimana Protestan 0,53% dan Katolik 0,08%. Sebagian lagi menganut agama Buddha yakni 0,02%.[2]
Pasanggrahan di Pantai Karang Hawu pada tahun 1920
Palabuhanratu memiliki sejumlah Lokasi Wisata yang terbagi dalam beberapa kategori, yakni wisata alam, Wisata Religi dan Wisata-wisata Lainnya:
Wisata alam
Pantai Palabuhanratu atau lebih populer sebagai Pantai Pelabuhan Ratu, adalah sebuah tempat wisata di pesisir Samudra Hindia di selatan Jawa Barat. Lokasinya terletak sekitar 60 km ke arah selatan dari Kota Sukabumi. Pantai ini dikenal memiliki ombak yang sangat kuat dan karena itu berbahaya bagi perenang pantai. Topografinya berupa perpaduan antara pantai yang curam dan landai, tebing karang terjal, hempasan ombak, dan hutan cagar alam.
Karena tempat ini mempunyai daya tarik sendiri, presiden Soekarno mendirikan tempat peristirahatannya pada tahun 1960 di Tenjo Resmi. Selain itu, atas inisiatif Soekarno pula didirikanlah Samudera Beach Hotel, salah satu hotel mewah pertama yang dibangun di Indonesia pada kurun waktu yang sama dengan Hotel Indonesia, Bali Beach Hotel, dan Toko Serba Ada “Sarinah”, yang kesemuanya menggunakan dana pampasan perang dari Jepang.
Pantai Karang Hawu, letaknya sekitar 20 km dari pusat Kota Palabuhanratu, merupakan pantai karang yang menjorok ke laut dan berlubang di beberapa bagian itu. Bentuk karangnya lebih mirip tungku, dalam bahasa Sunda disebut “Hawu”.
Pantai-pantai lain yang terletak di daerah ini antara lain adalah:
Gua Lalay (bahasa Sunda: Guha Lalay) adalah merupakan salah satu objek wisata alam yang berlokasi sekitar 3 Kk dari Palabuhanratu. Di Gua Lalay pengunjung dapat menyaksikan jutaan kelelawar yang menghuni Gua Lalay ini, sehingga dinamakan dengan Gua Lalay (Lalay=Kelelawar). Rombongan Kelelawar ini mulai keluar menjelang senja sekitar jam 17:00. Jutaan Kelelawar ini terbang sekitar 20 menit dan kemudian muncul lagi untuk 30 menit kemudian.
Mereka beterbangan hanya di sekitar muka Gua Lalay. Berdasarkan kepercayaan penduduk setempat, Kelelawar-kelelawar ini terbang juga ke daerah lain seperti Banten, Bogor, Jakarta bahkan Bandung. Setelah menikmati atraksi ribuan kelelawar, pengunjung dapat langsung menikmati keindahan Sunset Pantai Palabuhanratu. karena Gua Lalay ini hanya berjarak beberapa meter saja dari bibir pantai.
Sebuah kunjungan ilmiah pernah dilakukan di lokasi gua ini, tepatnya 7 November 1937, oleh seorang ilmuwan Belanda. Sedangkan foto Gua Lalay pertama kali dipublikasikan tahun 1938 dalam sebuah jurnal de Tropische Natuur. Ketika itu, Palabuhanratu lebih dikenal dengan Wijnkoops-baai dan dalam kunjungan ilmiah waktu itu lebih banyak mengupas tentang vegetasi di sekitar kawasan tersebut. Barisan ratusan ribu kelelawar yang meliuk-liuk, menyerupai “awan hidup” yang keluar dari Gua Lalay.
Taman Samudera Indonesia Water Park Palabuhanratu adalah merupakan taman rekreasi air yang berada di Pantai Palabuhanratu. Tujuan wisata ini mengajak pengunjung untuk merasakan sensasi petualangan Water Adventure sambil menikmati suasana Pantai Palabuhanratu.
Air Panas, terletak sekitar 17 km dari Pantai Palabuhanratu, yang airnya mengandung belerang yang tinggi dan berguna bagi kesehatan. Tempat ini terdapat sungai dengan mata air panas dengan letupan vulkanis, di dekatnya terdapat air terjun dan perkebunan karet.
Wisata Religi
Maqam Keramat Syaikh Al-'Alim Al-'Allamah Al-Habru Al-Bahru Al-Fahamah Syaikhuna Syaikh Haji Abdus Shobur (Mama Gunung Sumping) ibnu Syaikh Muhammad Husni bin Syaikh Muhammad Shodiqin.
Wisata Olahraga
Di seputar Palabuhanratu, paling tidak ada sembilan titik lokasi untuk berselancar, yaitu di:
Masyarakat pantai selatan khususnya Palabuhanratu percaya adanya penguasa laut selatan yaitu Ratu Kidul. Konon, ia adalah seorang ratu yang cantik bagai bidadari. Di Laut Selatan – nama lain dari Samudra Hindia – sebelah selatan Pulau Jawa, ia bertakhta pada sebuah kerajaan makhluk halus yang besar dan indah.
Hari nelayan
Hajat Laut, yakni upacara yang dilakukan nelayan di Kota Palabuhanratu sebagai perwujudan rasa terima kasih mereka terhadap kemurahan Tuhan Yang Maha Esa dengan cara melarung sesajen ke laut lepas. Acara ini biasa dilaksanakan pada tiap-tiap bulan April biasanya masyarakat sekitar Palabuhanratu mengadakan ritual upacara adat Hari Nelayan.
Hari Nelayan dimaksudkan sebagai syukuran kepada Tuhan YME atas rezeki yang telah mereka dapatkan dari hasil laut dan agar dijauhkan dari bencana. Biasanya dalam upacara ini disediakan sesaji berupa kepala kerbau yang nantinya akan dilarung ke tengah laut.