Situasi saat pembebasan sekutu di kamp Auschwitz
Orang Indonesia di kamp konsentrasi Jerman adalah orang-orang pribumi Hindia Belanda (sekarang Indonesia ) yang pernah menjadi tahanan di kamp konsentrasi Jerman di wilayah pendudukan Jerman di Eropa .[ 1] Beberapa orang Indonesia yang pernah ditahan di kamp konsentrasi Jerman itu antara lain:
Parlindoengan Loebis adalah seorang aktivis Perhimpoenan Indonesia , organisasi pergerakan yang memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia dari Belanda , namun pusat organisasi ini justru ada di Belanda . Setelah invasi Jerman ke Belanda pada 1940, Parlindoengan Loebis kemudian ditangkap oleh Jerman pada 1941 dan menghabiskan empat tahun di kamp konsentrasi, Schrool dan Amersfoort di Belanda dan Buchenwald dan Sachsenhausen di Jerman . Tapi ironisnya kemudian ia selamat dari Perang Dunia II berkat kamp konsentrasi.
Sidartawan Kartosudirdjo , dia juga merupakan anggota Perhimpoenan Indonesia , ditangkap pada 1941 di Amsterdam , Belanda dan menjadi anggota Perhimpoenan Indonesia pertama yang menjadi korban tentara pendudukan Jerman Nazi . Sidartawan meninggal pada 25 Oktober 1942 di Kamp Konsestrasi Dachau .
Djajeng Pratomo , juga anggota Perhimpoenan Indonesia , ditangkap pada 1943 dan ditahan di Kamp Konsentrasi Neuengamme .
Mun Sundaru , pelajar Indonesia di Belanda, ditangkap pada 1943 dan meninggal pada Februari 1945 di Kamp Konsentrasi Neuengamme .
Donald Putiray , seorang pekerja asal Maluku , ditangkap saat hendak pergi ke Inggris pada 1942 dan ditahan di Kamp Konsentrasi Buchenwald .
Rawindra Notosuroto , anak dari tokoh Indonesia , Raden Mas Notosuroto , ditangkap oleh Jerman pada 1941 dan ditahan di Kamp Konsentrasi Buchenwald. Ia tewas 2,5 tahun setelah Perang Dunia II berakhir karena kesehatannya yang memburuk sejak ditahan.
Referensi
^ Nino Oktorino, Nazi di Indonesia: Sebuah Sejarah yang Terlupakan, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2015) hal. 90