Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

 

Nujuh Jerami

Upacara Adat Nujuh Jerami adalah tindakan seremonial yang dilakukan oleh komunitas Orang Lom di Dusun Air Abik dan Dusun Pejam, Provinsi Bangka Belitung.[1] Kegiatan ini diselenggarakan pada bulan purnama mengikuti penanggalan Tionghoa atau pada setiap bulan April. Ritual ini dilakukan warga adat yang tinggal di pedalaman hutan maupun pemukiman luar sebagai wujud rasa syukur atas keberhasilan panen di sawah, khususnya beras merah. Berdasarkan kisah yang disampaikan oleh tokoh adat, ritual ini dimulai sejak zaman nenek moyang mereka. Seorang leluhur bermimpi agar mengorbankan dua orang anaknya sebagai tumbal kemudian dibuang ke laut dan ke daratan. Tumbal yang dibuang ke laut diyakini menjelma menjadi ikan, sedang lainnya yang dibuang ke daratan menjadi tanaman padi. Orang Lom percaya bahwa ikan dan padi adalah satu kesatuan. Dimulai dari kisah ini, komunitas orang Lom melakukan ritual persembahan sebagai wujud rasa syukur yang disebut sedekah Gebong (sedekah kampung).[2]

Prosesi

Nujuh Jerami diawali dengan tarian untuk menghibur warga yang menyaksikan ritual ini. Kemudian pemuka adat menyiapkan peti lesung untuk memulai prosesi. Sebelum peti lesung dibuka, peti tersebut diberikan doa, lalu peti dibuka perlahan. Peti lesung itu berisi satu lesung dan dua alu. Lesung tersebut kemudian dilapisi daun Terung Asam dan disembur dengan air yang telah dibacakan doa. Padi dimasukkan dalam lesung dan ditumbuk sebanyak tujuh kali. Hasil tumbukan tersebut kemudian ditampi tujuh kali untuk memisahkan butir padi dengan sekam. Lalu beras hasil tumbukan dimasak di periuk yang ditutup dengan daun Terung Asam, sedangkan sekam ditabur di jalan depan rumah untuk mengusir makhluk halus. Nasi tersebut diletakkan bersama dengan telur rebus dan kemudian dimakan.[3][4]

Rujukan

  1. ^ ditindb (2015-12-17). "Upacara Adat Nujuh Jerami". Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya. Diakses tanggal 2019-09-22. 
  2. ^ Katalog Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2018. Jakarta: Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. hlm. 29. 
  3. ^ Aprionis (2015-06-06). ""Nujuh Jerami" Ungkapkan Syukur Petani Babel". ANTARA News. Diakses tanggal 2020-07-11. 
  4. ^ "Inilah Prosesi Ritual Adat 'Nujuh Jerami' di Belinyu". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2020-07-11. 
Kembali kehalaman sebelumnya