Niki Caro
Nikola Jean "Niki" Caro MNZM (lahir 20 September 1966) adalah seorang sutradara dan penulis naskah. Film tahun 2002 buatannya Whale Rider meraih pujian kritis dan memenangkan sejumlah penghargaan di festival-festival film internasional.[1] Dia kemudian ditunjuk untuk menyutradarai film Disney berjudul Mulan versi live-action 2020, menjadikannya wanita kedua dan sutradara Selandia Baru kedua yang ditunjuk Disney untuk menyutradarai film dengan anggaran lebih dari $ 100 juta.[2] Kehidupan awalCaro lahir di Wellington, Selandia Baru. Ia bersekolah di Kadimah College, Auckland, lalu melanjutkan pendidikannya ke Diocesan School for Girls, Auckland.[3] Caro mendaftar di Elam School of Fine Arts untuk melanjutkan pendidikannya sebagai pematung. Namun minatnya kemudian beralih ke studi film. Caro lulus dengan BFA dari Elam School of Fine Arts di University of Auckland pada 1988 dan menerima Diploma Pascasarjana untuk jurusan Film dari Universitas Teknologi Swinburne di Melbourne, Victoria, Australia.[4][5] KarierCaro sebelumnya tertarik untuk bekerja dengan patung-patung logam, tetapi kemudian berubah pikiran dan tertarik dengan dunia film. Dia tidak menerima pelatihan formal apa pun di lapangan, melainkan mulai dengan membaca buku-buku film naratif dan menulis draft kasar untuk naskah. Ibu Caro mengetik draft tulisan tangannya setelah dia selesai.[6] Pengalaman pertama Caro sebagai sutradara adalah ketika dia ditunjuk untuk membuat iklan untuk berbagai perusahaan seperti Otoritas Keselamatan Transportasi Darat Selandia Baru, Nike dan Tower Insurance. Keberhasilannya didapatnya setelah ia mendapatkan kesempatan untuk menjadi sutradara dan juga penulis naskah untuk serial televisi Another Country pada 1992 untuk episode berjudul “The Summer the Queen Came”.[7][8][9] Kemudian pada 1994, ia menulis naskah dan juga menyutradarai film dengan judul Sure to Rise.[10] Film yang bercerita tentang April (Hester Joyce) menemukan seorang pria yang terluka dan mengklaimnya sebagai miliknya saay ia melakukan beachcombing. Dia harus merahasiakannya, dan juga menjaganya tetap hidup, di komunitas bernama Paradise.[11] Caro mendapatkan nominasi untuk Cannes Film Festival dan Chicago International Film Festival.[12] Memory & DesireFilm Memory & Desire diproduksi untuk menjadi pameran budaya dan gaya hidup Selandia Baru (berbarengan dengan dimulainya kampanye pariwisata 100% Pure New Zealand). Film ini diangkat dari cerita pendek oleh Peter Wells.[13] Bercerita tentang pasangan berasal dari Jepang, Keiji dan Sayo, yang berbulan madu di Selandia Baru dan tragedi yang menimpa mereka. Keiji tenggelam secara misterius di pantai Selandia Baru. Kemudian Sayo yang sedang putus asa menceritakan kisah mereka.[14] Tetapi film ini tidak berhasil di box office dan mendapatkan ulasan internasional yang beragam.[15][16][17] Film ini dipilih sebagai film mingguan untuk Cannes pada 1998.[18] Kemudian pada 1999, film ini terpilih sebagai film baru terbaik di New Zealand Film Awards.[14][19] Whale RiderCaro kemudian menulis dan juga menjadi sutradara untuk film berjudul Whale Rider. Film yang bercerita tentang seorang gadis Māori yang harus melawan laki-laki dan kakeknya di suku itu untuk menunjukkan bahwa dia dapat menjadi pemimpin yang sama baiknyda dibandingkan dengan anak laki-laki yang dilatih untuk menjadi pemimpin.[20] Caro berpendapat bahwa Whale Rider lebih tentang kepemimpinan daripada seksisme karena suku Māori sangat matriarki.[21] Caro mengatakan ada pepatah Māori yang menyatakan bahwa "perempuan memimpin dari belakang," meskipun dalam budaya mereka, pengetahuan dan garis keturunan diturunkan melalui laki-laki dan bukan perempuan.[22] Dia menjadi sutradara untuk Keisha Castle-Hughes yang berusia tiga belas tahun yang kemudian mendapatkan nominasi Oscar untuk Aktris Terbaik. Film ini memiliki anggaran 2 juta, yang dianggap kecil untuk sebuah film dengan skala yang dimilikinya.[23] Whale Rider juga menjadi film paling sukses di Selandia Baru pada saat itu. Film tersebut dan Caro mendapatkan banyak nominasi dan juga memenangkan banyak pengarhaan dari berbagai festival film internasional.[24] 2005-2015Kemudian Caro dipilih untuk menjadi sutradara film Hollywood pertamanya dengan judul North Country (2005).[25] Film yang bercerita tentang kasus gugatan perwakilan kelompok pelecehan seksual pertama yang berhasil di Amerika Serikat, Jenson vs Eveleth Mines, di mana wanita mengalami berbagai pelecehan saat bekerja sebagai penambang yang kemudian mengajukan dan memenangkan gugatan penting tersebut pada 1984.[26][27] Film ini terinspirasi dari buku dengan judul Class Action yang ditulis oleh Clara Bingham dan Laura Leedy Gansler.[28] Film ini dibintangi oleh Charlize Theron, Frances McDormand, dan Michelle Monaghan. Film ini kemudian dinominasikan untuk Aktris Terbaik untuk peran utama dan pendukung di Oscar, dan juga dinominasikan untuk Golden Globe dengan kategori yang sama.[29] Setelah menyelesaikan North Country, Caro kembali ke Selandia Baru untuk menulis dan mengarahkan film yang diangkat dari novel oleh Elizabeth Knox dengan judul The Vintner's Luck atau dikenal sebagai A Heavenly Vintage (2009).[30][31] Film yang bercerita tentang seorang petani pembuat anggur yang ingin membuat anggur vintage yang sempurna.[32] Film ini mempertemukannya kembali dengan bintang Keisha Castle-Hughes.[33] Kemudian pada 2013, Caro ditunjuk untuk menjadi sutradara untuk film dengan judul The Zookeeper's Wife, berdasarkan buku non-fiksi oleh Diane Ackerman.[34] Bercerita tentang penjaga Kebun Binatang Warsawa, Antonina dan Jan Zabinski, yang menyelamatkan ratusan orang dan hewan selama penyerbuan Polandia.[35] Film yang dibintangi oleh Jessica Chastain itu, dirilis pada 2017 dan menerima ulasan positif.[36] Dalam sebuah wawancara dengan Media FF2, Caro menyatakan bahwa "sudut pandang perempuan kurang dieksplorasi dalam sinema" dan merasa perlu untuk memasukkan perspektif tersebutt dalam filmnya.[37] Caro kemudian ditunjuk untuk menyutradarai film dengan judul McFarland, USA yang dibintangi Kevin Costner. Film yang diangkat dari kisah nyata ini bercerita tentang seorang pelatih, Jim White, yang harus pindah dengan keluarganya setelah kehilangan pekerjaan terakhirnya sebagai pelatih sepak bola. Dia kemudian melihat bahwa beberapa siswanya layak untuk memulai tim lari lintas alam.[38] Film yang dirilis pada Februari 2015 kemudian menerima ulasan yang positif.[39] Salah satu ulasan oleh Vox menyatakan bahwa keberhasilan film ini dikarenakan oleh andil Caro dalam menggambarkan bagaimana karakter Jim White mengakui hak istimewa yang didapatkanya karena ia seorang kulit putih dan mulai mencoba memahami perbedaan yang ada.[40] 2016-sekarangCaro juga dijadwalkan untuk menulis dan mengarahkan film biografi dengan judul Callas yang diangkat dari buku oleh Alfonso Signorini dengan judul Too Proud, Too Fragile.[41][42] Film yang bercerita tentang penyanyi opera terkenal Maria Callas dan hubungannya dengan Aristoteles Onassis.[43][44] Noomi Rapace telah ditunjuk untuk membintangi film tersebut.[45] Pada Februari 2017, Caro ditunjuk sebagai sutradara untuk film adaptasi live-action Disney berjudul Mulan yang terinspirasi dari legenda Cina Hua Mulan serta animasi musikal Disney pada 1998.[46] Ia telah menyatakan ia akan menggunakan puisi asli untuk inspirasi film tersebut.[47] Dia adalah wanita kedua yang ditunjuk Disney untuk menyutradarai film dengan anggaran lebih dari $ 100 juta,[48] setelah Ava DuVernay (A Wrinkle in Time),[49] dan sutradara asal Selandia Baru kedua, setelah Taika Waititi (Thor: Ragnarok). Kemudian pada 18 November 2019, Caro ditunjuk untuk menyutradarai serial TV oleh Amazon berjudul Daisy Jones and the Six yang diangkat dari novel karya Taylor Jenkins Reid dengan judul yang sama dan diproduksi oleh Reese Witherspoon. Caro juga berperan sebagai eksekutif produser.[50] Kehidupan pribadiCaro menikah dengan arsitek Andrew Lister, dan mereka memiliki dua putri, Tui dan Pearl.[51] Putri pertama mereka lahir tak lama setelah kesuksesan Whale Rider. Karena Caro sedang hamil maka dia tidak dapat menghadiri pemutaran perdana untuk film tersebut. Pada 2017, Caro dan Jessica Chastain turun ke jalan di Polandia untuk Pawai Perempuan 2017 di Warsawa.[52] Ia juga berbicara tentang ketidakseimbangan gender dalam industri film.[53][54] Referensi
Pranala luar
|