Naskah ketaroNaskah ketaro adalah naskah yang berisikan aturan-aturan tentang cara masyarakat adat Lampung untuk bertahan hidup. Naskah tersebut bersifat memaksa dan mengatur maka hal itu menjadi mengikat dalam masyarakat lampung pepadun. Didalam naskah tersebut terdapat aturan-aturan yang bersumber dari hukum kebiasaan masyarakat setempat dan dalam naskah tersebut terdapat beberapa bab yaitu terdapat persoalan tentang perkawinan, pengangkatan penyeimbang, denda bagi yang menlanggar hukum adat yang tercantum pada naskah ini dan sanksi-sanksi yang lain (selain denda) apabila ada yang melakukan perbuatan melawan hukum adat setempat.[1] IsiDalam isi naskah ketaro adat lampung terdapat 3 bagian subtitasi, yaitu:
Fisik Naskah Ketaro LampungDalam kajian literatur naskah-naskah kuno lampung ternyata ditemukan berbagai bentuk dalam sebuah media penulisan dengan diklasifikasikan beberapa subtitusi seperti kulit kayu, lontar, batang bambu, kertas dluwang dan tanduk kerbau seperti yang terdapat di museum lampung. Naskah tersebut menggunakan aksara lampung kuno, Bahasa arab, dan Bahasa bali kuno. Secara keseluruhan Bahasa yang digunakan adalah Bahasa lampung, melayu, Bahasa arab, Bahasa batak, Bahasa jawa kuno dan Bahasa banten.[2] Referensi
|