Dalam mitologi dan kriptozoologi, naga laut (sea dragon) atau ular laut (sea serpent) adalah sejenis monster laut yang sebagian atau seluruh tubuhnya berwujud seperti ular. Penampakan naga laut telah dilaporkan selama ratusan tahun, dan masih diklaim hingga sekarang. Kriptozoolog Bruce Champagne mengidentifikasi lebih dari 1.200 dugaan penampakan naga laut.[1] Kini dipercaya bahwa penampakan tersebut dapat dijelaskan sebagai hewan yang masih bisa dikenali seperti regalecidae dan paus.[2] Beberapa kriptozoolog berpendapat bahwa naga laut merupakan fosil hidup dari plesiosaurus, mosasaurus, atau reptil laut Mesozoikum lainnya; gagasan yang sering dihubungkan dengan monster danau seperti monster Loch Ness.
Dalam mitologi
Kisah naga laut telah ada sejak zaman dulu, dituturkan melalui mitos dan legenda. Dalam mitologi Nordik, Jörmungandr, atau "Midgarðsormr" adalah naga laut yang sangat panjang, bahkan mampu melingkupi seluruh dunia, Midgard. Menurut beberapa kisah, para pelaut menyangka punggungnya sebagai rangkaian pulau-pulau. Naga laut juga sering muncul dalam folklor Skandinavia, terutama dari Norwegia.
Menurut legenda, tahun 1028 M, Santo Olaf membunuh dan melempar seekor naga laut ke gunung Syltefjellet di Valldal, Norwegia; bekasnya masih bisa disaksikan hingga sekarang.[1][2] Dalam Carta marina karya penulis SwediaOlaus Magnus, banyak disebutkan berbagai monster laut dengan beragam bentuk, termasuk naga laut raksasa. Selain itu, dalam karyanya tahun 1555, Sejarah Orang Utara, Magnus memberikan deskripsi mengenai naga laut Norwegia:
Mereka yang berlayar di sepanjang pantai Norwegia untuk berdagang dan menangkap ikan, menceritakan kisah mengesankan tentang bagaimana naga laut dengan ukuran mengerikan, sepanjang 200 kaki dan selebar 20 kaki, menghuni ceruk-ceruk dan gua-gua di luar wilayah Bergen. Pada malam terang di musim panas, naga-naga ini meninggalkan gua untuk memangsa anak sapi, domba, dan babi, atau pegi ke laut dan memakan ubur-ubur, kepiting, dan binatang laut sejenis. Makhluk itu memiliki rambut sepanjang satu hasta dari lehernya, bersisik hitam mengkilap dan mata merah menyala. Makhluk itu menyerang kapal, menjerat dan menelan orang, saat ia menyembulkan dirinya seperti tiang dari dalam air.
Naga laut dikenal dalam masyarakat bahari di Laut Tengah dan Timur Dekat, muncul dalam mitologi (Labbu dalam mitologi Babilonia) dan dalam catatan saksi mata (Historia Animalium karya Aristoteles).
Dalam Aeneid dari Yunani, sepasang naga laut membunuh Laokoon dan putra-putranya saat Laokoon menentang penarikan kuda Troya ke kota Troya.
Dalam Alkitab
Naga laut dalam Alkitab merujuk kepada Lewiatan dan Rahab, dari Tanakh Ibrani, meskipun 'makhluk-makhluk besra dari lautan' (NIV) juga disebutkan dalam Kitab Kejadian 1:21. Dalam Kitab Amos 9:3 berkisah tentang ular yang menggigit orang-orang yang mencoba bersembunyi dari Tuhan di dalam laut.
Kasus terkenal
Hans Egede, santo bagi Greenland, memberi deskripsi tentang naga laut pada abad ke-18. Tanggal 6 Juli 1734, kapalnya berlayar melintasi pesisir Greenland. Tiba-tiba mereka yang ada di atas kapal melihat sesosok makhluk aneh yang dideskripsikan sebagai berikut:
"... makhluk yang amat mengerikan, tak menyerupai apapun yang pernah mereka lihat sebelumnya. Monster tersebut mengangkat kepalanya sangat tinggi sehingga tampak lebih tinggi daripada menara pengintai di tiang kapal. Kepalanya kecil dan tubuhnya pendek dan berkeriput. Makhluk tak dikenal tersebut menggunakan sirip besar untuk mendorong tubuhnya di dalam air. Kemudian para pelaut melihat ekornya juga. Monster itu lebih panjang daripada kapal kami", kata Egede. (Mareš, 1997)
Penampakan naga laut di pesisir New England, didokumentasikan di awal 1638. Suatu insiden bulan Agustus 1817 menghasilkan suatu kesimpangsiuran saat suatu komite Linnaean Society New England bertindak terlalu jauh dengan memberikan nama Scoliophis atlanticus bagi ular tersebut, dengan yakin bahwa itu merupakan wujud muda dari naga laut yang pernah dilaporkan di Pelabuhan Gloucester. Naga Pelabuhan Gloucester diklaim telah dilihat oleh ratusan penduduk New England, termasuk awak kapal dari empat kapal pemburu paus yang kabarnya menangkap naga itu di pelabuhan.[3] Dengan desas-desus berbau politik, naga tersebut dikenal di pelabuhan sebagai "Embargo."[3] Pernyataan sumpah yang dibuat di depan jaksa pendamai dan pertama kali dipublikasikan tahun 1818 tidak pernah ditarik kembali.[4] Setelah kekeliruan Linnaean Society ditemukan, hal itu diungkit oleh para peragu sebagai bukti bahwa makhluk itu tidak pernah ada.
Salah satu penampakan naga laut terkenal disaksikan oleh para awak kapal HMS Daedalus bulan Agustus 1848 selama perjalanan menuju Saint Helena di Samudra Atlantik Selatan; makhluk yang mereka lihat, panjangnya sekitar 60 kaki (18 m), memiliki leher bertengkuk tak lazim saat muncul ke atas permukaan air. Penampakan tersebut cukup menimbulkan kegemparan dalam berita di London, dan Sir Richard Owen, biolog terkenal asal Inggris, menyatakan hewan tersebut sebagai gajah laut. Penjelasan lain yang dikemukakan sehubungan penampakan itu adalah bahwa itu merupakan kano yang terbalik, atau seekor cumi-cumi raksasa.[5]
Penampakan lain terjadi tahun 1905 di pesisir Brasil. Para awak kapal Valhalla dan dua naturalis, Michael J. Nicoll dan E. G. B. Meade-Waldo, melihat makhluk berkepala kura-kura dengan leher panjang, dengan sirip punggung besar. Berdasarkan sirip punggung dan bentuk kepalanya, beberapa ahli (misalnya Heuvelmans) berpendapat bahwa makhluk tersebut adalah sejenis mamalia air. Suatu pendapat skeptis menyatakan bahwa itu merupakan cumi-cumi raksasa, namun pendapat itu sulit dipercaya karena cumi-cumi tidak berenang dengan sirip maupun lengan yang menonjol dari dalam air.
Tanggal 25 April 1977, kapal pukat JepangZuiyo Maru, berlayar di timur Christchurch, Selandia Baru, dan menjerat suatu bangkai makhluk aneh dan misterius dengan jaringnya. Foto-foto dan contoh jaringan telah diambil. Awalnya diidentifikasi sebagai plesiosaurus zaman prasejarah, namun analisis kemudian mengindikasikan bahwa bangkai tersebut merupakan bangkai hiu penjemur.
^ abPoole, W. Scott. Monsters in America: Our Historical Obsession with the Hideous and the Haunting. Waco, Texas: Baylor, 2011. ISBN 978-1-60258-314-6.
^Soini, Wayne. Gloucester's Sea Serpent. Charleston, S.C.: History Press, 2010. ISBN 978-1-59629-461-5.
^Eyers, Jonathan (2011). Don't Shoot the Albatross!: Nautical Myths and Superstitions. A&C Black, London, UK. ISBN 978-1-4081-3131-2.