Museum Buleleng
Museum Buleleng adalah museum khusus yang berada di dalam kawasan Pura Seni Sasana Budaya, Singaraja, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Museum Buleleng diresmikan pada tanggal 21 Desember 2001 oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, I Gede Ardika. Koleksi Museum Buleleng terdiri dari barang-barang pribadi milik Raja Buleleng yaitu Ki Gusti Anglurah Panji Sakti dan benda purbakala serta benda kesenian masyarakat Bali bagian utara. Koleksi unggulannya adalah lukisan Ki Barak Panji Sakti.[1] LokasiMuseum Buleleng didirikan atas gagasan dari seorang budayawan dan seorang seniman yang merupakan anggota di Yayasan Pelestarian Warisan Budaya Bali utara.[2] Museum Buleleng beralamat di Jalan Veteran No. 23, Singaraja, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Museum Buleleng terletak di lingkungan Pura Seni Sasana Budaya Singaraja.[3] KoleksiMuseum Buleleng menyimpan beragam koleksi benda purbakala seperti patung, sarkofagus, dan senjata. Selain itu, Museum Buleleng juga mengoleksi barang milik pribadi atau barang keluarga dari Raja Buleleng, Ki Gusti Anglurah Panji Sakti. Koleksi lain berasal dari sumbangan keluarga raja dari generasi penerusnya. Di bagian dalam Museum Buleleng juga terdapat ruangan-ruangan khusus yang digunakan sebagai tempat penyimpanan dan pemajangan benda-benda kesenian. Koleksi ini dikelompokkan berdasarkan usia dan kegunaannya. Ruang koleksi dibagi menjadi ruangan sejarah, ruangan kesukuan, ruangan zaman prasejarah, ruangan kerajinan dan ruangan panji sakti.[2] Di Museum Buleleng juga tersimpan pula benda-benda kesenian seperti lukisan, kain-kain, kerajinan emas dan perak. Benda keseharian dalam kehidupan masyarakat Bali bagian utara seperti alat pertanian dan alat nelayan juga terdapat di Museum Buleleng.[4] PerananPendirian Museum Buleleng memiliki peranan penting. Pertama, Museum Buleleng menjadi tempat berkumpulnya berbagai koleksi lukisan dan artefak peninggalan arkeologi Kerajaan Buleleng yang masih tersebar di seluruh dunia. Kedua, Museum Buleleng menjadi salah satu museum pengoleksi naskah lontar yang berisi ilmu pengetahuan rohani dan pengalaman hidup para leluhur Bali. Ketiga, Museum Buleleng menjadi salah satu objek wisata yang mengenalkan kebudayaan Buleleng ke masyarakat umum.[5] Referensi
|