Mullah Omar
Mullah Mohammed Omar (bahasa Pashtun: ملا محمد عمر, Mullā Muḥammad 'Umar; 1960[13][14][15] – 23 April 2013)[8][9][16] adalah pemimpin Taliban Afganistan dan merupakan kepala negara Afganistan dari 1996 sampai 2001. Lahir dari keluarga yang religius di Kandahar, Omar dididik di madrasah lokal di Afghanistan. Setelah invasi Soviet pada tahun 1979, dia bergabung dengan mujahidin Afghanistan dalam Perang Soviet–Afghanistan. Dia menjabat sebagai jenderal militer penting selama beberapa pertempuran kecil, kehilangan mata kanannya dalam sebuah ledakan. Setelah itu, Soviet mundur pada tahun 1989 dan pemerintahan komunis di Republik Demokratik Afghanistan digulingkan pada tahun 1992, memicu perang saudara di Afghanistan. Dia awalnya diam dan melanjutkan studinya, tetapi ketidaksetujuannya terhadap praktik bacha bazi dan praktik korupsi lainnya di negara tersebut mendorongnya untuk mengambil bagian dalam perang saudara. Pada tahun 1994, Omar, bersama para santri di Kandahar, membentuk Taliban, yang kemudian berhasil memenangkan perang saudara. Omar kemudian mendirikan Keamiran Islam Pertama Afghanistan, dengan Omar menjabat sebagai amir negara itu. Omar membentuk negara Islam, dipimpin oleh Dewan Tertinggi, yang memberlakukan syariah. Selama pemerintahan mereka dari tahun 1996 hingga 2001, Taliban secara luas dikutuk karena pembantaian terhadap warga sipil, diskriminasi terhadap agama dan etnis minoritas, melarang perempuan dari sekolah dan sebagian besar pekerjaan, dan penghancuran monumen budaya, termasuk Buddha Bamiyan, yang dipesan secara pribadi oleh Omar.[17] Menyusul serangan 11 September tahun 2001, yang dilakukan oleh organisasi ekstremis al-Qaeda, yang telah diberikan perlindungan di Afghanistan oleh Taliban, Amerika Serikat menuntut agar Taliban menyerahkan pemimpin kelompok tersebut, Osama bin Laden. Mereka kemudian menyerang Afghanistan pada Oktober 2001 dengan bantuan beberapa negara sekutu dan organisasi militan Afghanistan, termasuk Aliansi Utara. Pada Desember 2001, pemerintahan Taliban digulingkan. Omar melarikan diri dari Kandahar, bersembunyi di Provinsi Zabul, dan mendelegasikan kendali operasional Taliban kepada para wakilnya. Di bawah komandonya, Taliban melancarkan pemberontakan pada tahun 2004 melawan pemerintah baru Afghanistan dan pasukan asing. Meskipun Omar menjadi sasaran perburuan internasional selama satu dekade, dia tetap bersembunyi selama sisa hidupnya. Dia meninggal karena tuberkulosis pada tahun 2013, kematiannya tidak terungkap ke dunia luar hingga tahun 2015. Omar sebagian besar tetap populer di kalangan Taliban, yang memandangnya sebagai pejuang kemerdekaan kunci yang membela prinsip-prinsip Islam terhadap penyebaran budaya Barat di Afghanistan. Sementara penentang keamiran Taliban cenderung mengkritiknya karena pemerintahannya yang represif dan dogmatisme agamanya. Lihat pulaReferensi
|