Mata air Gihon
Mata air Gihon (bahasa Ibrani: מעיין הגיחון) atau Air Mancur Perawan[1] di Lembah Kidron adalah sumber utama air untuk Kolam Siloam di Kota Daud, situs asli dari Yerusalem. Salah satu intermiten springs yang utama di dunia—dan sumber air yang dapat diandalkan yang memungkinkan adanya pemukiman manusia di Yerusalem kuno—mata air itu tidak hanya digunakan untuk air minum, tetapi juga awalnya untuk irigasi kebun di dekat Lembah Kidron yang menyediakan sumber makanan untuk pemukiman kuno. Mata air itu muncul di sebuah gua berukuran 20 x 7 kaki. Karena munculnya berkala, diperlukan penggalian Kolam Siloam untuk menyimpan sejumlah besar jumlah air yang dibutuhkan untuk kota ketika air tidak mengalir. Mata air itu memiliki karakteristik intermiten khas, mengalir tiga sampai lima kali sehari di musim dingin, dua kali sehari di musim panas, dan hanya sekali sehari di musim gugur. Keganjilan ini dijelaskan dengan anggapan bahwa outlet dari reservoir adalah suatu bagian dalam bentuk siphon.[2] Mata air ini di bawah kendali organisasi pemukiman Israel Ir David Foundation ("El'ad");[3] kadang-kadang digunakan oleh orang-orang Yahudi sebagai semacam mikvah.[4] NamaNama Gihon ini diduga berasal dari kata Ibrani Giha yang berarti "mengalir keluar".[5] Nama Air Mancur Perawan (Fountain of the Virgin) berasal dari legenda bahwa di sini Maria mencuci kain lampin yang pernah dipakai oleh Yesus. Sistem airTiga sistem air utama memungkinkan air dibawa dari mata air ke kota secara tersembunyi:
ArkeologiPada tahun 1997, selagi visitor centre sedang dibangun, ditemukan bahwa mata air ini dibentengi pada sekitar Zaman Perunggu Tengah, ketika para arkeolog tiba-tiba menemukan dua menara monumen,[6] salah satunya melindungi dasar Terowongan Warren, dan lainnya melindungi mata air itu sendiri. Karena area di sekitar lokasi masih dihuni, dan karenanya tidak bisa digali, tidak diketahui apakah ada lagi benteng lain (meskipun diperkirakan ada satu lagi menara di sebelah selatan yang melindungi Terowongan Warren). Selama penggalian arkeologi pada tahun 2009, ditemukan sebuah fragmen dari suatu batu prasasti yang dapat dipastikan bertarikh ke abad kedelapan SM. Meskipun hanya suatu fragmen dalam bahasa ibrani yang terlestarikan, fragmen itu membuktikan bahwa kota ini memiliki prasasti monumen publik dan sesuai dengan besarnya bangunan umum pada abad kedelapan SM.[7][8] Studi pada tahun 2017 oleh Institut Sains Weizmann telah memberi tarikh konstruksi baru, melaporkan bahwa "Skenario pembangunan menara selama Zaman Perunggu Tengah (MB) dan Zaman Besi II dipertimbangkan, dengan basis data [radiokarbon] 14C terbaru, menghasilkan serangkaian tanggal, yang terbaru berada pada tahap akhir abad ke-9 SM, di samping data penggalian sebelumnya."[9] Israel Finkelstein telah menyarankan bahwa menara masih bisa saja dibangun pada Zaman Perunggu tapi diperbaiki pada Zaman Besi dan menambahkan bahwa "Dalam hal apapun, tarikh akhir abad ke-9 tidaklah mengherankan, karena ada indikasi lain untuk pertumbuhan kota pada waktu itu – dari Temple Mount (menurut saya adalah lokasi asli dari gundukan Yerusalem) ke selatan, ke arah mata air Gihon".[10] Pemerintah kota Yerusalem telah mengusulkan untuk mengembalikan dasar lembah dengan membongkar rumah-rumah orang Palestina di lingkungan Silwan, Yerusalem Timur [11] dan menggantinya dengan sebuah taman yang disebut Taman Raja melalui mana air Gihon bisa mengalir ke selatan seperti aliran pada zaman kuno.[12][13] Referensi
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Gihon Spring. |