Mata Najwa adalah program gelar wicara yang dipandu oleh jurnalis senior Najwa Shihab. Program ini ditayangkan secara langsung setiap Rabu malam. Mata Najwa sebelumnya tayang di MetroTV mulai tahun 2009 hingga 2017, sebelum hadir kembali di Trans7 mulai tahun 2018 hingga 2021, dan platform digital melalui kanal YouTube milik Najwa dan situs web Narasi TV mulai 2022 hingga sekarang.
Sejarah
Musim Pertama
Mata Najwa (musim pertama)
Jmlh. episode
516
Produksi
Durasi
90 menit
Rilis asli
Jaringan
Rilis
Rabu, 25 November 2009 – Rabu, 30 Agustus 2017
Musim pertama Mata Najwa disiarkan perdana di MetroTV sejak 25 November 2009, Mata Najwa konsisten menghadirkan topik-topik dengan beragam narasumber. Acara ini ditayangkan setiap hari Rabu pukul 20.00 hingga 21.30 WIB.[1]
Sejumlah tamu istimewa telah hadir dan berbicara di Mata Najwa, diantaranya Presiden RI ke-3, Bacharuddin Jusuf Habibie (episode: Habibie Hari Ini), Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri (episode: Apa Kata Mega?), Mantan Wakil Presiden Boediono (episode: Di Balik Diam Boediono), Wakil Presiden Jusuf Kalla (episode: Pemimpin Bernyali), Menteri BUMN Dahlan Iskan (episode: Komandan Koboi), dan Gubernur DKI Jakarta yang sekarang Presiden Indonesia, Joko Widodo (episode: Laga Ibu kota).[1]
Musim pertama Mata Najwa resmi berakhir pada tanggal 23 Agustus 2017 dengan keputusan Najwa untuk mengakhiri karier di MetroTV sekaligus sebagai pembawa acara (disebut oleh Najwa sebagai "tuan rumah") Mata Najwa. Episode terakhir acara itu di MetroTV adalah "Catatan Tanpa Titik" yang ditayangkan pada tanggal 30 Agustus 2017.
Musim Kedua
Mata Najwa musim kedua
Jmlh. episode
218
Produksi
Durasi
90 menit
Rilis asli
Jaringan
Rilis
Rabu, 10 Januari 2018 – Rabu, 29 Desember 2021
Musim kedua Mata Najwa kembali tayang, kali ini di Trans7, mulai 10 Januari2018,[2] dengan episode pertamanya berjudul "Indonesia Rumah Kita". Najwa yang pada tahun tersebut mendirikan perusahaan media Narasi menggandeng Trans7 untuk melanjutkan penayangan acara ini dengan jam dan hari tayang yang sama dengan MetroTV dahulu.[3]
Pada 29 Desember 2021 dalam tayangan Mata Najwa episode "Guyub Akhir Tahun", Najwa mengumumkan untuk menyiapkan perjalanan dan bentuk konsep baru program ini dalam waktu yang tidak terlalu lama. Oleh karena itu, sepanjang beberapa bulan masa persiapan, Mata Najwa tidak akan tayang secara reguler setiap Rabu malam di layar Trans7.[4]
Musim ketiga yang sekaligus menandai perjalanan baru Mata Najwa kembali tayang, namun kali ini tidak tayang di stasiun televisi manapun, melainkan di kanal YouTube milik Najwa dan situs web Narasi TV mulai 25 Mei2022. Episode perdananya mengangkat tema "Apa Adanya Rich Brian & NIKI". Penayangan di kanal digital pun mengikuti jadwal yang pernah diterapkan di televisi, yaitu setiap Rabu pukul 20.00 WIB.[5] Ada sepuluh pilar yang diangkat dalam perjalanan baru Mata Najwa, yaitu kebijakan publik, politik, hak asasi manusia, identitas dan kesetaraan, lingkungan hidup, teknologi, ekonomi dan bisnis, pendidikan, seni dan budaya, serta kesehatan publik.[6] Meskipun kini hanya tayang di kanal digital, namun dalam episode terakhir Mata Najwa di Trans7 sebelum menyiapkan perjalanan barunya, Najwa tidak menutup kemungkinan tetap akan bekerjasama dengan Trans7 untuk melakukan beberapa kegiatan lain, seperti Mata Najwa on Stage yang merupakan tradisi roadshow Mata Najwa di berbagai kota di Indonesia (dan sudah dilakukan sejak masih tayang di MetroTV).[7]
Episode eksklusif
Mata Najwa juga pernah menghadirkan gambar eksklusif di dalam sel tahanan Lapas Sukamiskin dan Rutan Cipinang dalam episode ”Penjara Istimewa”. Di tayangan tersebut, Najwa ikut melakukan inspeksi mendadak dan berbincang langsung dengan terpidana kasus korupsi, Gayus Halomoan Tambunan, Adrian Waworuntu, Agusrin Najamuddin dan Anggodo Widjojo.[1]
Inspirasi cerita film muncul saat Charles Gozali melihat tayangan Mata Najwa episode "Hidup Dalam Stigma" yang tayang pada Oktober 2013. Beberapa bulan kemudian, Charles bersama sederet pemeran papan atas seperti Marsha Timothy, Acha Septriasa, Mathias Muchus, Darius Sinathrya, Butet Kartaredjasa, hingga Wulan Guritno mewujudkan gagasan Charles itu dalam film, "Nada Untuk Asa".
^Bachdar, Saviq (2018-10-12). "Najwa Shihab Bicara Soal Masa Depan Narasi TV". Marketeers - Majalah Bisnis, Marketing, dan Entrepreneurship Online - Marketeers.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-06-16.