Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Marcus Aemilius Lepidus

Marcus Aemilius Lepidus (Latin: M·AEMILIVS·M·F·Q·N·LEPIDVS),[1] (lahir sekitar 89 atau 88 SM, mati akhir 13 atau awal 12 SM) adalah bangsawan Romawi yang membentuk triumvirat bersama Oktavianus dan Markus Antonius, penguasa terakhir, pontivex maximus dari Republik Romawi. Lepidus adalah sekutu dekat Julius Caesar.

Walaupun terbukti jenderal yang cakap dan pendukung yang berguna, secara politis ia dipandang lemah dibanding anggota triumvirat lainnya. Ia hanya muncul sedikit dalam cerita pada era tersebut, terutama terlihat dalam drama Shakespeare.

Top: the division of Roman territory on the foundation of the Triumvirate (43 BC).
Bottom: the division of territory after the Battle of Philippi.

Keluarga

Ia anak dari Marcus Aemilius Lepidus; Ibunya anak dari Lucius Appuleius Saturninus. Kakaknya Lucius Aemilius Lepidus Paullus. Ayagnya pemimpin dari faksi populares setelah kematian Sulla, dan memimpin pemberotakan yang tidak berhasil melawan optimates.

Lepidus menikahi Junia Secunda, saudari dari Marcus Junius Brutus dan Junia Tertia, istri Cassius Longinus. Lepidus dan Junia Secunda paling tidak memiliki seorang anak Marcus Aemilius Lepidus the Younger.

Kejatuhan

Pada tahun 36 SM, selama pemberontakan Sisilia, membangun 14 legiun untuk membantu mengalahkan Sextus Pompey. Namun hal ini malah meberi alasan Oktavianus untuk menyingkirkannya dari kekuasaan. Setelah kekalahan Sextus Pompey, Lepidus menempatkan legiunnya di Sisilia, dan pertentangan muncul, mengenai siapa yang berhak atas Sisilia, dia atau Oktavianus. Lepidus lebih awal sampai di sana dan menguasai beberapa kota. Namun ia merasa Oktavianus malah memperlakukannya sebagai bawahan, ketimbang rekan setara.[1] Ia berpendapat bahwa Sisilia harusnya masuk dalam wilayah kekuasaannya. Setelah negosiasi, ia memberi alternatif, Oktavianus berkuasa di Sisilia dan Afrika, dan ia mendapatkan kembali Spanyol dan Galia, yang sebenarnya sudah menjadi miliknya berdasarkan perjanjian Lex Titia.[1] Oktavianus menuduh Lepidus berupaya membangun kekuatan dan berusaha memberontak. Lebih memalukan, legiun Lepidus di Sisilia menyeberang ke Oktavianus dan Lepidus terpaksa tunduk kepadanya.

Pada 22 September 36 SM, kekuasan Lepidus dirampas kecuali sebagai Pontivex Maximus. Oktavianus mengasingkannya ke San Felice Circeo. Setelah kekalahan Antonius, anaknya terlibat konspirasi dalam upaya membunuh Oktavinus tapi ketahuan oleh Gaius Maexenas. Lepidus Muda dieksekusi, tetapi Triumvirat masih dipertahankan. Istrinya Junia bagaimanapun terkena imbas. Lepidus memohon kepada musuhnya untuk memberi jaminan.[2]

Di akhir hidupnya, kekuasaan Lepidus sudah sangat dibatasi. Ia diperbolehkan kembali ke Roma untuk keperluan senat. Oktavianus mengecilkan perannya dengan menaruh urutan votingnya sebagai yang paling akhir. Pada tahun 13-12 SM, ia meninggal dalam tenang. Oktavianus akhirnya mengangkat dirinya sebagai Pontivex Maximus satu-satunya.

Referensi

  1. ^ a b Weigel, Lepidus: The Tarnished Triumvir, pp. 88–9
  2. ^ Weigel, Lepidus: The Tarnished Triumvir, p.97.
Kembali kehalaman sebelumnya