Untuk kegunaan lain dari masakan berbahan nasi, lihat Nasi mandi.
Mandi atau bersiram[1] adalah aktivitas membasuh tubuh dari kepala sampai kaki dengan cairan, biasanya menggunakan air, larutan encer, atau dengan merendam tubuh di dalam air. Aktivitas ini dapat dilakukan untuk tujuan kebersihan pribadi, ritual keagamaan, atau tujuan terapeutik. Istilah ini juga diterapkan untuk mandi matahari dan mandi laut yang hanya dilakukan untuk rekreasi, bukan untuk membersihkan diri.
Mandi dapat dilakukan dalam situasi apa saja asalkan ada air, mulai dari yang hangat hingga dingin. Mandi bisa dilakukan di bak mandi, pancuran, atau bisa juga di tempat terbuka seperti sungai, danau, telaga, laut, dan sumber air lainnya. Istilah untuk tindakan tersebut dapat bervariasi, misalnya ritual mandi keagamaan kadang-kadang disebut sebagai pencelupan atau baptisan, penggunaan air untuk tujuan terapeutik dapat disebut dengan perawatan air atau hidroterapi, dan kegiatan rekreasi air dikenal dengan berenang dan mendayung, yang bisanya juga melibatkan cipratan air atau membasahi tubuh.
Sejarah
Dunia kuno
Sepanjang sejarah umat manusia, berbagai peradaban kuno telah merancang sistem untuk memungkinkan air dialirkan ke pusat-pusat populasi.
Ritual mandi harian tertua yang dapat diverifikasi dapat ditelusuri hingga era India kuno. Mereka menggunakan praktik yang rumit untuk kebersihan pribadi dengan mandi dan mencuci tiga kali sehari. Budaya ini dicatat dalam karya yang disebut sutra grihya dan masih dipraktikkan saat ini di beberapa komunitas.
Tujuan
Salah satu tujuan mandi adalah untuk kebersihan diri. Mandi adalah sarana untuk mencapai kebersihan dengan membersihkan sel-sel kulit mati, kotoran, dan tanah dan sebagai tindakan pencegahan untuk mengurangi timbulnya dan penyebaran penyakit. Mandi juga dapat mengurangi bau badan, namun, beberapa orang berpendapat bahwa mandi tidak begitu penting dalam menjaga kebersihan tubuh.[2]
Mandi juga menciptakan perasaan sejahtera dan penampilan fisik yang bersih.
Mandi juga dapat dilakukan untuk ritual keagamaan atau tujuan terapeutik[3] atau sebagai kegiatan rekreasi. Mandi dapat digunakan untuk mendinginkan atau menghangatkan tubuh seseorang.
Penggunaan terapi mandi meliputi hidroterapi, penyembuhan, rehabilitasi dari cedera atau kecanduan, dan relaksasi.
Penggunaan mandi dalam ritual keagamaan atau upacara upacara termasuk pencelupan selama pembaptisan dalam agama Kristen dan untuk mencapai keadaan kebersihan ritual (mikvah) dalam Yudaisme. Mandi dalam Islam menjadi salah satu bagian penting untuk mensucikan diri (thaharah), misalnya mandi wajib. Semua agama besar menekankan pada kemurnian upacara, dan mandi adalah salah satu sarana utama untuk mencapai kemurnian lahiriah. Dalam rumah tangga Hindu, setiap tindakan kekotoran batin dilawan dengan menjalani mandi dan umat Hindu juga membenamkan diri di Sarovar sebagai bagian dari ritual keagamaan. Dalam agama Sikh, terdapat kisah mengenai Kuil Emas tempat kusta suami Rajni disembuhkan dengan cara dicelupkan ke dalam kolam suci, dan hingga kini banyak peziarah yang mandi di kolam suci itu dengan keyakinan bahwa tindakan itu akan menyembuhkan penyakit mereka juga.
Pakaian
Ketika mandi untuk kebersihan, biasanya orang mandi dalam keadaan telanjang bulat, sehingga memungkinkan untuk membersihkan setiap jengkal bagian tubuh mereka. Tentunya ini dalam kasus mandi di kamar mandi pribadi, baik di rumah seseorang atau kamar mandi pribadi di pemandian umum. Dalam situasi pemandian umum, norma-norma sosial masyarakat biasanya diikuti, dan beberapa orang mengenakan pakaian renang atau pakaian dalam saat mandi. Misalnya, saat mandi disediakan di area terpisah non-gender di kolam renang umum, pengguna pancuran biasanya mengenakan pakaian renang mereka. Aturan mengenai hal ini dapat bervariasi pada berbagai budaya dan tergantung pada usia seseorang, dan apakah mandi dalam situasi terpisah jenis kelamin. Di beberapa masyarakat, mandi bersama di pemandian umum juga lazim dilakukan dengan telanjang bulat.
Budaya
Kebiasaan sewaktu mandi, frekuensi, tempat mandi, dan perlengkapan mandi yang digunakan bergantung pada kebudayaan dan kondisi geografis tempat tinggal. Pendapat orang di berbagai negara tentang kebersihan dan bau badan selalu berbeda-beda dan tidak ada yang benar atau salah. Kebersihan bisa merupakan prioritas utama bagi orang yang tinggal di suatu negara, tetapi kebutuhan pangan dan tempat berteduh bisa lebih penting bagi orang di negara lain. Sebagian orang mandi setiap hari, tetapi banyak juga orang yang tidak terlalu sering mandi. Di tempat air merupakan barang langka, air mungkin lebih baik dipakai untuk minum, memasak, atau bertani daripada mandi. Orang yang tinggal di tempat yang mengenal musim dingin sering tidak mengenal mandi dengan air dingin.
Orang Indonesia mempunyai kebiasaan mandi dua kali sehari dengan air dan sabun. Mandi pagi dilakukan di pagi hari sebelum melakukan berbagai kegiatan, sedangkan mandi sore dilakukan di sore atau malam hari. Di kamar mandi yang tidak mempunyai keran air panas, air yang dipakai untuk mandi adalah air dingin.
Selain air panas untuk berendam, tempat pemandian rekreasi (spa) sering menyediakan bak mandi berisi cairan lain, seperti susu, coklat cair, lumpur, hingga sampanye. Spa dengan pendekatan tradisional menawarkan mandi air panas bercampur buah jeruk, madu, bubuk kari, atau bubuk kunyit.
Selain manusia, beberapa jenis binatang seperti burung, kerbau, dan gajah juga senang mandi. Badak, babi, dan babirusa perlu mandi lumpur untuk merontokkan parasit yang ada di kulit dan menjaga suhu tubuh agar tetap stabil.
Jenis
Mandi dengan gayung yang digunakan untuk menyiram air ke badan atau mengambil air dari bak air atau ember.
Mandi di bawah pancuran (dus atau shower) yang memancarkan air.
Mandi dengan berendam di dalam bak mandi yang sudah diisi dengan air.
Mandi bersama atau berendam air panas di tempat pemandian umum.
Mandi matahari (sunbathing) dengan menjemur tubuh di bawah sinar matahari agar kulit berwarna kecoklatan.
Bayi
Bayi dapat dimandikan di wastafel dapur atau bak mandi bayi plastik kecil, daripada menggunakan bak mandi standar yang menawarkan sedikit kendali atas gerakan bayi dan mengharuskan orang tua untuk bersandar dengan posisi canggung atau berlutut.[4] Memandikan bayi terlalu sering dikaitkan dengan perkembangan asma atau eksim parah menurut beberapa peneliti, termasuk Michael Welch, kepala American Academy of Pediatrics tentang alergi dan imunologi.[5] Suhu yang aman untuk air mandi bayi umumnya adalah 32–38 °C (90–100 °F).[6]
Alasan
Selain untuk menjaga kesehatan dan kebersihan, alasan lain yang menyebabkan manusia harus mandi atau ingin mandi:
^Shove, Elizabeth (2004). Comfort, Cleanliness and Convenience The Social Organization of Normality (New Technologies/New Cultures). New York: Berg. ISBN978-1-85973-630-2.
^Elizabeth Pantley Gentle Baby Care- 2003 0071504664 Page 43 "Fill the tub with the bathwater that is warm, not hot. Thoroughly mix the hot and cold water, then check the temperature with your elbow or wrist, or use a baby bath thermometer to keep the temperature of the bathwater between 90 ̊F (32 ̊C) and 100 ̊F (38 ̊C). .
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Bathing.