Ludwig TieckLudwig Tieck atau Johann Ludwig Tieck merupakan seorang penyair, penerjemah, dan penulis dari Jerman.[1] Dia dikenal sebagai penulis berbakat dan produktif dalam berkarya. Dia juga adalah sastrawan sekaligus kritikus pada masa awal pergerakan Romantisme di Jerman. Ludwig mempunyai nama pena, yakni Peter Lebrecht.
Masa KecilLudwig Tieck lahir dengan nama Johann Ludwig Tieck pada tanggal 31 Mei 1773 di Berlin, Jerman. Dia merupakan anak pasangan dari Johann Ludwig Tieck (senior) dan Anna Sophia Berukin. Dia mempunyai adik bernama Anna Sophie von Bernhardi yang juga seorang penulis serta Christian Friedrich Tieck yang berprofesi sebagai seniman (pemahat).[2] Ayahnya adalah pekerja yang digambarkan sebagai sosok yang ‘kering’ dan sarkastik. Sedangkan Ibunya, seorang yang lemah lembut dan salehah yang berpegang pada mistisisme.[3] Ludwig berusaha melepaskan diri dari pengaruh keluarga, terutama sang ayah, dengan tekun mendalami Shakespeare.[3] Walaupun demikian, ia dipengaruhi karakteristik orang tuanya. Hal itu terefleksi dalam karya-karyanya dan kejeniusannya yang seolah mengandung sikap rasional dan skeptis di sisi lain. PendidikanLudwig bersekolah di Berlin (Friedrich-Werdersche) Gymnasium pada 1782 hingga 1792. Dia lalu melanjutkan studinya ke beberapa universitas. Dia mempelajari sejarah, filologi, dan sastra di Universitas Halle, Universitas Göttingen, dan Universitas Friedrich-Alexander, Erlangen-Nuremberg, tahun 1792 hingga 1794. Sejak kecil, dia telah memperlihatkan bakat yang gemilang sebagai seorang penulis. Bahkan, dia bercita-cita untuk berkarier sebagai penulis jika kelak dewasa. Tahun 1793, persahabatannya dengan penulis muda Wilhelm Heinrich Wackenroder, membuat ia menyadari talentanya. Mereka mulai mengembara ke Jerman bagian selatan. Di sana, keduanya menemukan banyak hasil budaya Jerman abad pertengahan, antara lain kesastraan Jerman dan arsitektur kota zaman lampau. Berdasarkan pengalaman itu, mereka menulis sebuah novel Franz Sternbalds Wanderungen (Franz Sternbald's Wanderings). Sebelum karya mereka rampung, Wackenroder meninggal dunia pada tahun 1798. Akhirnya, Ludwig menyelesaikan novel itu sendirian.[4] Karier sebagai PenulisPada tahun 1794, dia kembali ke Berlin. Dia juga mulai bertahan hidup dengan menulis. Dia berkontribusi dengan menulis beberapa cerita pendek pada 1795-1798 dengan serial Straussfedern, yang dipublikasikan oleh penerbit C.F. Nicolai dan aslinya dieditori J.K.A. Musäus. Kariernya di bidang kepenulisan dimulai saat ia menerbitkan prosa pertamanya. Dia pun meninggalkan studinya pada 1790-an. Setelah Peter Lebrecht, eine Geschichte ohne Abenteuerlichkeiten sebanyak dua volume pada 1795, dia menulis William Lovell sebanyak tiga volume pada 1795-1796, dan Abdallah pada tahun 1797. RomantismeLudwig adalah bagian dari pujangga pada era awal pergerakan Romantisme Jerman, yaitu pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Romantisme adalah pergerakan intelektualitas dan artistik yang hadir pada akhir abad ke-18 di Eropa bagian barat. Pada perkembangannya, romantisme ini sebuah bentuk protes sosial menentang kaum bangsawan dan norma politik dari periode pencerahan. Ia juga merupakan sebuah reaksi dari penentangan secara alami.[5] Baik dalam seni maupun sastra, romantisme menampilkan emosi kuat yang berasal dari pengalaman estetis dan menempatkan perhatian baru dalam banyak emosi, seperti ketakutan dan kegelisahan. Hal itu terungkap dari meningkatnya kesenian rakyat, bahasa, dan kebiasaan. Banyak aspek dari romantisme ini ditemukan dalam karya milik Ludwig. Dia adalah seorang pendongeng andal. Karya terbaiknya memiliki kualitas dongeng atau Märchen yang mengungkapkan kekayaan rasa yang cukup bernilai.[6] Karya-karyaDia menerbitkan karya berjudul Volksmärchen von Peter Lebrecht sebanyak tiga volume pada 1797 dan satu novel berjudul Franz Sternbalds Wanderungen pada 1798. Karya-karyanya ini memperlihatkan perkembangan dia dalam dunia penulisan, terutama Romantisme Jerman. Karakteristik awal Romantisme Jerman juga ditunjukkan dalam karya-karya Ludwig, yaitu Die Geschichte des Herrn William Lovell, tiga volume. (1795–96; “The Story of Mr. William Lovell”). Karyanya ini sebuah novel dalam bentuk surat.[6] Novel ini menjelaskan moral dari seorang intelektual muda yang tengah mengalami pergolakan batin. Kemudian, Karl von Berneck (1797), lima babak tragedi dalam abad-abad pertengahan, dan Franz Sternbalds Wanderungen, dua volume (1798), sebuah novel kehidupan yang artistik pada akhir abad pertengahan. Ludwig juga menerbitkan serial drama yang berdasarkan dongeng-dongeng, yakni Ritter Blaubart (“Bluebeard”) dan Der gestiefelte Kater (“Puss in Boots”). Karya-karyanya ini merupakan parodi dari rasionalisme yang berlaku pada abad ke-18 masa pencerahan. Keduanya dipublikasikan dalam Volksmärchen (1797), dengan nama pena Peter Leberecht yang berarti "live right”. Salah satu novel pendek Ludwig yang terbaik dimuat dalam koleksi ini, Der blonde Eckbert (“Fair Eckbert”). Sebuah cerita fantastis tentang ketegangan dan obsesi terhadap ketakutan. Karya ini dipuji oleh Friedrich von Schlegel. Pada 1799 Ludwig memublikasikan terjemahan dari karya Shakespeare, The Tempest. Dia lalu membuat terjemahan dari Don Quixote yang dipublikasikan pada 1799–1801. Karya awalnya terkulminasi grotesque, drama lirih Leben und Tod der heiligen Genoveva (1800; “The Life and Death of the Holy Genevieve”) dan Kaiser Octavianus (1804). Tahun 1801, Tieck pergi ke Dresden. Dia juga menghabiskan beberapa bulan di Italia.[1] Dia memublikasi terjemahan Minnelieder aus der schwäbischen Vorzeit pada 1803. Pada tahun 1811, dia mengoleksi dan menerjemahkan dua volume dari drama Elizabethan, menerbitkan edisi baru dari drama Jerman abad ke-16 dan 17. Dia juga bertindak sebagai penasihat penerjemahan Shakespeare oleh August von Schlegel. Dia juga memublikasi karya penulis Jerman kontemporer lainnya, seperti Novalis dan Heinrich von Kleist. Dari tahun 1812 hingga 1817, dia membuat koleksi tiga volume dari karya-karya awalnya yang berupa drama dan cerita dengan judul “Phantasus”. Di dalam koleksi ini ditampilkan kisah Der Runenberg, Die Elfen, Der Pokal, dan dongeng dramatis, Fortunat. Tahun 1817, Ludwig mengunjungi Inggris untuk mengumpulkan materi mengenai Shakespeare. Sayangnya, tidak pernah ia selesaikan. Ludwig tinggal secara permanen di Dresden sejak tahun 1819. Dari tahun 1825 hingga 1842, Ludwig menjadi penasihat dan kritikus di Dresden. Selama masa itu, dia menjadi sastrawan legendaris terbaik yang masih hidup setelah Johann Wolfgang von Goethe.[6] Karyanya yang berupa puisi dramatis memberikan dia sebuah reputasi yang melebihi wilayah Saxon. Tidak itu saja, serial dari cerita-cerita pendeknya yang dia mulai publikasikan pada 1822 juga menuai popularitas bagi dirinya di kancah yang lebih luas. Pada kehidupan selanjutnya, Ludwig sangat produktif dalam berkarya dan membawa beragam aktivitas kesastraan.[7] Energi kreatifnya kembali hadir. Dia lalu beralih dari karya fantasi seperti karya-karya pada awal kariernya kepada karya yang materinya ia temukan dalam kelas masyarakat menengah kontemporer dan sejarah. Dia menghasilkan 40 novel pendek selama periode itu. Selain itu, dia juga menulis Dichterleben (“A Poet’s Life”; bagian pertama, 1826 dan bagian kedua, 1831) yang memfokuskan pada kehidupan awal Shakespeare, dan novel sejarah berjudul Vittoria Accorombona (1840; "The Roman Matron"). Penerjemahan terhadap karya-karya dari Cervantes serta karya yang diedit oleh Heinrich von Kleist pun dilakukannya. Kehidupan PribadiTahun 1798, Ludwig menikah dengan Henriette Amalie Dorothea Tieck atau Amalie Alberti, anak dari seorang pendeta bernama Pastor Alberti. Dari pernikahannya itu, dia dikaruniai seorang anak bernama Dorothea Tieck. Dia bersama istrinya menetap di Jena, Jerman. Pada tahun 1837, Istrinya meninggal dunia. Kehilangan dirasakan Ludwig setelah anaknya meninggal dunia pada 1840. Pada tahun 1842, dia menerima undangan Frederick William IV dari Prussia untuk pergi ke Berlin. Dia banyak menghabiskan hidupnya seperti kehidupannya di Dresden, dia menjadi tokoh sentral dalam dunia kesastraan. Namanya dalam dunia kesastraan turut disandingkan dengan nama termasyhur di bidangnya, antara lain, August Wilhelm Schlegel, Friedrich Schlegel, Novalis, Clemens Brentano, Johann Gottlieb Fichte, Friedrich Wilhelm Joseph Schelling, Johann Wolfgang von Goethe, dan Friedrich Schiller.[7] Ludwig menghabiskan masa pensiun dari pekerjaannya di Berlin. Dia wafat pada 28 April 1853 di Berlin, Jerman. Jenazahnya dikremasi di Dreifaltigkeitskirchhof II di Berlin-Kreuzberg. Referensi
|