Penduduk asli atau suku yang mendiami pulau Nias, termasuk Kabupaten Nias Utara adalah suku Nias, demikian juga di kecamatan Lotu. Meski demikian, penduduk dari suku lain juga ada yang tinggal di kecamatan ini, termasuk suku Batak, khususnya Toba. Penduduk dari suku lainnya seperti Jawa, Minang, Aceh juga beberapa yang tinggal di sini.[3]
Bahasa
Bahasa yang digunakan umumnya adalah Nias,selain dari bahasa resmi nasional yakni Indonesia. Masyarakat dari suku lain juga menggunakan bahasa mereka, seperti bahasa Batak Toba, Jawa atau Minangkabau, dan lainnya.[4]
Bahasa Nias, atau Li Niha dalam bahasa aslinya, adalah bahasa yang dapat dikategorikan sebagai bahasa yang unik di dunia karena setiap akhiran katanya berakhiran huruf vokal. Bahasa Nias mengenal enam huruf vokal, yaitu a, e, i, u, o dan ditambah dengan ö (dibaca dengan “e” seperti dalam penyebutan “enam” dan “pepaya”).[3] Abjad Bahasa Nias, dalam huruf besar dan huruf kecil, tertera sebagai berikut:
Pada pertengahan tahun 2024, jumlah penduduk kecamatan Lotu sebanyak 14.722 jiwa, dengan kepadatan 125 jiwa/km². Kemudian, persentasi penduduk kecamatan Lotu berdasarkan agama yang dianut yakni Kekristenan 99,38% dimana Protestan 93,22% dan Katolik 6,16%. Sebagian kecil menganut agama Islam yakni 0,54% dan Kepercayaan 0,08%.[2] Sementara untuk rumah ibadah yang terdapat di kecamatan Lotu yakni 42 gereja Protestan, 9 gereja Katolik dan 1 masjid.[5]