Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

 

Lima Sekawan di Pulau Harta

Five on a Treasure Island
PengarangEnid Blyton
NegaraBritania Raya
SeriSeri Lima Sekawan
GenreFiksi Misteri, Fiksi Petualangan
PenerbitHodder & Stoughton
Tanggal terbit
11 September 1942
Jenis mediaCetak (sampul tebal dan sampul kertas)
Diikuti olehFive Go Adventuring Again (1943

Lima Sekawan Di Pulau Harta[1][2] adalah salah satu buku anak populer karya Enid Blyton yang diterbitkan pertama kali di Britania Raya pada tahun 1942.[2] Buku ini adalah buku pertama dari seri Lima Sekawan. Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Agus Setiadi, dan diterbitkan oleh Gramedia pertama kali pada tahun 1978.[3]

Sinopsis

Ketika Julian, Dick, dan Anne menyadari mereka tidak bisa pergi berlibur seperti biasanya ke Polseath, mereka diundang untuk berlibur oleh Bibi Fanny dan Paman Quentin di Pondok Kirrin. Disana mereka bertemu dengan Georgina, seorang anak perempuan tomboy dan pemarah yang berkeras untuk dipanggil George. Ada pula Timmy, anjing George yang tinggal dengan seorang anak nelayan bernama Alf, karena orang tua George melarangnya untuk memelihara binatang.
George setuju untuk membawa ketiga sepupunya ke Pulau Kirrin, pulau milik keluarga Bibi Fanny. Di tengah perjalanan, George juga menunjukkan kapal karam yang menurut George adalah milik kakek buyut-buyut-buyutnya. Dia sedang memindahkan muatan emas pada saat kapal tersebut rusak oleh badai, tetapi setelah para penyelam menginvestigasi, tidak pernah ada emas yang ditemukan pada kapal karam tersebut.
Setelah mengunjungi kapal karam, Lima Sekawan tiba di Pulau Kirrin dan mulai mengeksplor reruntuhan kastel yang rusak. Namun tak lama setelah itu, badai melanda Kirrin sehingga terlalu berbahaya untuk kembali ke daratan.
Memutuskan untuk berlindung di pulau, mereka menyaksikan laut memuntahkan kapal karam tua dan melandaskannya di bebatuan sekitar pulau. Gembira karena temuan terbaru mereka, Lima Sekawan memutuskan untuk kembali saat fajar keesokan harinya untuk menyelidiki kapal karam tersebut sebelum ditemukan orang lain.
Keesokan harinya, Lima Sekawan kembali ke kapal karam dan menemukan kabin Kapten. Di dalamnya mereka menemukan beberapa barang milik kakek buyut-buyut-buyut George, termasuk sebuah kotak tua yang mereka bawa ke Pondok Kirrin, berharap mengetahui apa isi di dalamnya. Setibanya di Pondok, mereka berusaha membuka kotak tua tersebut namun agak sulit, mereka memutuskan untuk melempar kotak tua itu dari jendela tertinggi di Pondok.
Kotaknya berhasil terbuka, namun suara jatuhnya mengganggu Paman Quentin yang akhirnya marah dan mengambil kotak tersebut. Karena Paman Quentin tidak mau mengembalikan kotak tersebut, Julian mengambil kotak tersebut di ruang kerja pamannya. Ternyata kotak tersebut berisikan peta lama Pulau Kirrin. Lima Sekawan sadar bahwa peta tersebut menunjukkan dimana emas dari kapal karam disimpan, jadi setelah mengembalikan kotak beserta petanya ke tempatnya semula, Lima Sekawan berencana untuk menemukan emas itu sendiri.
Lima Sekawan kaget mengetahui bahwa kotak tua beserta petanya telah dibeli oleh seorang kolektor barang antik. Orang yang sama juga menawarkan untuk membeli pulau Kirrin. Lima Sekawan menyadari bahwa orang itu berusaha untuk menemukan emas dan menginginkan emas itu untuk dirinya sendiri. Lima Sekawan lalu berusaha untuk menemukannya lebih dulu dari pembeli pulau Kirrin. Paman dan Bibi memperbolehkan Lima Sekawan menghabiskan waktu di pulau Kirrin sebelum dijual, berangkatlah Lima Sekawan untuk berkemah disana, berharap bisa menemukan emas yang hilang.
Setibanya di pulau, Lima Sekawan menjelajahi reruntuhan kastil untuk menemukan ruang bawah tanah dimana emas disembunyikan. Sementara anak anak menjelajah, Timmy berlarian mengejar kelinci dan secara tidak sengaja terjatuh ke sumur tua. Saat Lima Sekawan membantu Timmy keluar, secara tidak sengaja mereka menemukan jalan masuk ke ruang bawah tanah.
Menjelajah ruang bawah tanah, Lima Sekawan menemukan emas yang masih terkunci di dalam brankas. Lalu masalah datang ketika beberapa orang jahat datang untuk mencuri emas tersebut. Mereka menangkap Julian dan George dan menguncinya di ruang bawah tanah. Karena tak dapat menemukan Dick dan Anne, mereka pergi dari pulau setelah mengambil dayung dari perahu anak anak agar anak anak tak bisa kembali ke daratan. Anne dan Dick menggunakan batangan dari sumur untuk membebaskan Julian dan George. Lima Sekawan lalu membuat rencana untuk menjebak orang orang jahat tersebut saat mereka kembali ke pulau untuk mengambil emas.
Rencana mereka berhasil dan mereka meninggalkan orag orang jahat pada keadaan terikat di pulau. Mereka kembali ke Pondok Kirrin untuk menceritakan pada Paman dan Bibi mereka serta melapor pada polisi. Akhirnya emas dikeluarkan dari ruang bawah tanah dan diputuskan bahwa emas tersebut sah milik keluarga George. Keluarga George menjadi kaya dan mampu untuk memiliki apapun yang mereka inginkan. George hanya meminta agar ia dapat memelihara Timmy di rumah. Orangtua George memperbolehkannya dengan syarat George harus bersekolah di asrama dan George setuju untuk bersekolah bersama Anne karena mereka telah menjadi sahabat baik.

Rujukan

  1. ^ Lima Sekawan: Di Pulau Harta Diarsipkan 2021-06-02 di Wayback Machine., Gramedia Pustaka Utama. Diakses 29-05-2021.
  2. ^ a b Five on a Treasure Island, Enid Blyton Society. Diakses 29-05-2021.
  3. ^ Enid Blyton (1980). Lima Sekawan Di Pulau Harta. Diterjemahkan oleh Agus Setiadi. Gramedia. 
Kembali kehalaman sebelumnya