Lambang Tanzania |
---|
|
|
Pemangku | Republik Persatuan Tanzania |
---|
Digunakan sejak | 6 Mei 1971 |
---|
Perisai | Perisai prajurit dengan bagian atas berwarna emas dengan obor diikuti di bawahnya bendera Tanzania, latar merah, dan gelombang biru berlatar putih, serta tombak, kapak dan cangkul. |
---|
Penopang | Lambang ditopang Gunung Kilimanjaro, dua orang laki-laki dan perempuan memegang gading dan dikakinya ada semak cengkeh dan semah kapas. |
---|
Motto | Uhuru na Umoja "Kebebasan dan Persatuan" (Swahili) |
---|
Lambang Tanzania adalah lambang nasional negara Tanzania. Lambang ini diadopsi pada tahun 1971, menggantikan lambang sebelumnya yang diadopsi tahun 1962.
Komponen dan arti
Lambang Tanzania terdiri dari perisai prajurit dengan bagian atas berwarna emas diikuti di bawahnya dengan bendera Tanzania. Bagian emas melambangkan mineral di Tanzania; bagian merah di bawah bendera melambangkan suburnya tanah Afrika; dan garis bergelombang melambangkan daratan, laut, danau, dan garis pantai Tanzania.
Pada bagian emas bendera tampak obor menyala yang melambangkan kebebasan (Uhuru), pencerahan dan pengetahuan; tombak yang melambangkan kebebasan dan kapak serta cangkul bersilang melambangkan alat yang digunakan masyarakat Tanzania dalam membangun negara.
Perisai tersebut berdiri di atas Gunung Kilimanjaro. Gading gajah ditopang oleh seorang laki-laki dan seorang perempuan, dengan semak cengkeh di kaki laki-laki dan semak kapas di kaki perempuan (yang kepalanya ditutupi selendang emas) menandakan tema kerjasama. Motto Republik Persatuan di bawah –Uhuru na Umoja– ditulis dalam bahasa Swahili dan berarti "Kebebasan dan Persatuan".[1]
Sejarah
Lambang Tanzania saat ini merupakan lambang yang terinspirasi dari lambang Tanganyika. Sebelumnya negara ini mengadopsi lambang Tanganyika pada ulang tahun pertama negara tahun 1962.[2] Kemudian, setelah bersatunya antara Tanganyika dan Zanzibar, lambang yang sekarang dibuat dan diadopsi pada tahun 1971.[3]
Tidak diketahui siapa yang menciptakan desain tersebut, namun ada tiga pengakuan yang terkenal:
- Francis Maige Kanyasu (dikenal sebagai Ngosha) mengaku menciptakannya bersama rekan-rekannya pada tahun 1957.[4]
- Yeremia Hikmah Kabati yang diklaim keluarganya, Kabati menciptakannya saat mengajar di Tabora pada tahun 1960.[5] Bertahun-tahun setelah kematian Ngosha pada tahun 2017, ada dugaan bahwa Kabati dan Kanysau berkolaborasi dalam pembuatan lambang di Mwanza pada akhir tahun 1950-an.
- Abdalah Farahani, dari Zanzibar, mengaku menciptakannya pada tahun 1964.[6][7]
Referensi