Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Laima

Laima adalah dewi Balkan yang berurusan dengan takdir.[1] Beliau dihubungkan dengan kelahiran, pernikahan, dan kematian, sekaligus merupakan penjaga perempuan hamil. Keberadaan serta peran Laima mirip dengan dewi Hindu, Lakshmi.

Di Latvia

Dalam mitologi Latvia, Laima dan kedua saudara perempuannya, Kārta and Dēkla, membentuk suatu trinitas dewa takdir yang mirip dengan Norne dari Norwegia atau Moirai dari Yunani.[2] Laima menentukan putusan akhir pada takdir seseorang dan ia lebih terkenal daripada kedua saudaranya. Meskipun ketiganya memiliki peran yang mirip, Laima juga dianggap sebagai dewi keberuntungan dan lebih dihubungkan dengan ibu dan kelahiran, Dēkla mengurusi anak-anak, dan Kārta lebih berhubungan dengan kehidupan orang dewasa.[2] Dalam Dievturi modern, ketiga dewa-dewi ini disebut sebagai ketiga Laima, menandakan bahwa mereka sebetulnya satu dewi yang sama dalam tiga aspek yang berbeda. Terdapat sajen ayam, domba, handuk, atau bahan jahit lainnya kepada Laima, dalam ritual-ritual yang dilakukan di akhir abad ke-19. Ritual ini hanya boleh dilakukan perempuan dan dilakukan di dalam sauna (pirtis).[3]

Di Lithuania

Dalam mitologi Lithuania, Laima (takdir) sering dikira sebagai Laimė (nasib baik) dan Laumė (peri).[4] Dewa-dewi lain yang berhubungan adalah Dalia (takdir) dan Giltinė (sang pencabut nyawa). Laima pertama kali disebut dalam teks tertulis pada tahun 1666, dalam sebuah prolog berbahasa Latin untuk lagu-lagu Lithuania, yang ditulis Laimelea oleh Wilhelm Martini.[5] Ia juga disebut-sebut oleh Matthäus Prätorius, Jacob Brodowski, Philipp Ruhig dan lain-lain.[6]

Salah satu tugas terpenting Laima adalah meramalkan (lemti dalam bahasa Lithuania) kehidupan seorang anak bayi. Kadang-kadang hanya akan muncul satu Laima, tetapi bisa juga ada tiga laima yang muncul dan memberikan ramalan yang saling berlawanan. Ramalan terakhir akan bersifat final dan bahkan Laima pun tidak akan mampu mengubahnya.

Laima terkait dengan Gegutė (burung kangkok), yang dianggap Greimas sebagai dewi sendiri,[7] sementara pihak-pihak lain menyatakan bahwa Gegutė adalah inkarnasi Laima. Gegutė bertanggung jawab atas waktu dan perubahan musim. Jumlah kicauannya dipercaya menentukan berapa lama lagi seseorang akan hidup. Di musim semi, keberadaannya menandakan hidup seseorang selama satu tahun; misalnya, kalau seseorang mendengar burung kangkok sementara ia sedang tidak punya uang, dalam tahun itu pun ia tidak akan punya uang.[7] Pohon suci Laima adalah pohon tilia.[8]

Referensi

  1. ^ Davidson, Hilda Ellis (1998). Roles of the Northern Goddess. Routledge. hlm. 147–148. ISBN 0-415-13610-5. 
  2. ^ a b Bojtár, Endre (1999). Foreword to the Past: A Cultural History of the Baltic People. CEU Press. hlm. 301. ISBN 963-9116-42-4. 
  3. ^ Gimbutas, Marija; Miriam Robbins Dexter (2001). The Living Goddesses. University of California Press. hlm. 200. ISBN 0-520-22915-0. 
  4. ^ Greimas, Algirdas Julien (1992). Of Gods and Men. Studies in Lithuanian Mythology. Indiana University Press. hlm. 111. ISBN 0-253-32652-4. 
  5. ^ Narbutas, Ignas. "Senieji lietuvių tikėjimai". Darbai ir dienos (dalam bahasa Lituavi). Vytauto Didžiojo Universitetas. 5–7. 
  6. ^ (Lituavi) Jonas Zinkus; et al., ed. (1985–1988). "Laimės". Tarybų Lietuvos enciklopedija. II. Vilnius, Lithuania: Vyriausioji enciklopedijų redakcija. hlm. 467. LCC 86232954. 
  7. ^ a b Greimas, Algirdas Julien (1992). Of Gods and Men. Studies in Lithuanian Mythology. Indiana University Press. hlm. 116. ISBN 0-253-32652-4. 
  8. ^ Klimka, Libertas (2005). "Žmogus ir gamta etninėje kultūroje" (PDF). Kultūros aktualijos (dalam bahasa Lituavi). 4 (45): 26. [pranala nonaktif permanen]
Kembali kehalaman sebelumnya