Atas perintah dari Barbaroux, pada tanggal 2 Juli 1792, pasukan dari Marseille berderap menuju kota Paris untuk berperang. Seorang pemuda bernama François Mireur yang sebelumnya telah mengetahui lagu tersebut, menyanyikannya dengan penuh khidmat saat ia bergabung dengan para prajurit dari Marseille. Saat itulah, para prajurit tersebut mendengar dan merasakan semangat nasionalisme yang tinggi dari lagu Le Chant de Guerre pour l’Armée du Rhin. Mereka pun menirukannya bernyanyi sepanjang perjalanan ke kota Paris. Sesampainya di kota tujuan, penduduk Paris pun mendengar lagu yang dikumandangkan. Mereka turut menyanyikan lagu tersebut, dan memberi judul “La Marseillaise”, sesuai dengan tempat para prajurit berasal. La Marseillaise segera menjadi lebih dikenal oleh penduduk Paris, lalu menyebar hampir ke seluruh pelosok daerah Prancis.
La Marseillaise secara resmi dinyanyikan untuk pertama kalinya oleh Rouget de Lisle di Strasbourg, dan diresmikan menjadi lagu kebangsaan Prancis pada tahun 1879. Sejak itu hingga sekarang, rakyat Prancis mengumandangkan lagu La Marseillaise pada momen-momen kenegaraan, misalnya pada tanggal 14 Juli 1900 di L’Opéra Comique. Sebuah pertunjukan yang terinspirasi dari lagu kebangsaan tersebut dipertontonkan untuk merayakan La Fête Nationale. Setelah itu, setiap tahunnya lagu ini dikumandangkan pada tanggal 14 Juli pada acara baik untuk mengingat hari revolusi Prancis maupun untuk kepentingan parade militer.
Pengaruh
Tidak hanya sebagai lagu kebangsaan Prancis, La Marseillaise juga memberikan inspirasi warga untuk menciptakan lagu-lagu perjuangan kebebasan, walaupun hanya sekadar sebagai hiburan . Misalnya dalam bentuk parodi dengan berbagai tema; perlawanan terhadap kelaparan, perjuangan untuk mendapatkan minuman keras (misalnya anggur), perjuangan mendapatkan pekerjaan, dll. Contohnya lagu yang berjudul « La Marseillaise de la Courtille ». Lirik refrainnya adalah: « À table, citoyens ! Videz tous ces flaçons ! Buvez, mangez, qu’un vin bien pur, humecte vos poumons ». « Ayo ke meja makan, wahai rakyat ! Kosongkan seluruh botol ! Minum, makan, hingga anggur bersih membasahi kerongkonganmu ». Pada intinya, mereka memanfaatkan rima lirik dan irama lagu La Marseillaise yang bertemakan perjuangan dan pemberontakan dan mengubah liriknya dengan lirik yang bertema lain.
Syair
I.
Allons enfants de la Patrie,
(Bangkitlah, putra ibu pertiwi)
Le jour de gloire est arrivé!
(Hari kemuliaan telah tiba!)
Contre nous de la tyrannie,
(Kita lawan para Tirani)
L'étendard sanglant est levé, ((ulang)
kibarkan Panji berdarah),
Entendez-vous dans nos campagnes?
(Apakah kau mendengar di pedesaan?)
Mugir ces féroces soldats?
(Gemuruh para prajurit yang ganas?)
Ils viennent jusque dans nos bras.
(Mereka datang ke wilayah kita.)
Égorger nos fils, nos compagnes!
(Untuk menggorok leher anak-anakmu, istri kalian!)
Refrein:
Aux armes, citoyens
(Angkat senjatamu, warga,)
Formez vos bataillons!!
(Bentuk pasukanmu!!)
Marchons, marchons!!
(Maju, maju!!)
Qu'un sang impur
(Semoga suatu darah tidak murni)
Abreuve nos sillons
(Mengaliri ladang kita!)
II.
Que veut cette horde d'esclaves??
(Apa artinya gerombolan budak??)
De traîtres, de rois conjurés?
(Dari pengkhianat dan menyihir keinginan raja?)
Pour qui ces ignobles entraves
(Untuk siapakah sifat tercela,)
Ces fers dès longtemps préparés? (ulang)
Français, pour nous, ah! quel outrage
Quels transports il doit exciter?
C'est nous qu'on ose méditer
De rendre à l'antique esclavage!
(refren)
III.
Quoi ces cohortes étrangères!
Feraient la loi dans nos foyers!
Quoi! ces phalanges mercenaires
Terrasseraient nos fils guerriers! (ulang)
Grand Dieu! par des mains enchaînées
Nos fronts sous le joug se ploieraient
De vils despotes deviendraient
Les maîtres des destinées.
(refren)
IV.
Tremblez, tyrans et vous perfides
(Hancurlah, tiran dan kau, penghianat)
L'opprobre de tous les partis
Tremblez! vos projets parricides
(Hancurlah kau dan rencana jahatmu)
Vont enfin recevoir leurs prix! ((ulang)
Kau akan segera mendapatkan balasannya!)
Tout est soldat pour vous combattre
(Semuanya adalah tentara untuk berperang melawanmu)
S'ils tombent, nos jeunes héros
(Dan jika pahlawan muda kita mati)
La France en produit de nouveaux,
(Prancis akan memproduksi yang baru)
Contre vous tout prêts à se battre.
(Untuk melawanmu mereka semua siap bertempur)
(refren)
V.
Français, en guerriers magnanimes
Portez ou retenez vos coups!
Épargnez ces tristes victimes
À regret s'armant contre nous (ulang)
Mais ces despotes sanguinaires
Mais ces complices de Bouillé
Tous ces tigres qui, sans pitié
Déchirent le sein de leur mère!!
(refren)
VI.
Amour sacré de la Patrie
(Cinta suci pada tanah air)
Conduis, soutiens nos bras vengeurs
Liberté, Liberté chérie
Combats avec tes défenseurs! (ulang)
Sous nos drapeaux, que la victoire
Accoure à tes mâles accents
Que tes ennemis expirants
Voient ton triomphe et notre gloire!
(refren)
VII.
Couplet des enfants
Nous entrerons dans la carrière
Quand nos aînés n'y seront plus
Nous y trouverons leur poussière
Et la trace de leurs vertus (bis)
Bien moins jaloux de leur survivre
Que de partager leur cercueil
Nous aurons le sublime orgueil
De les venger ou de les suivre!
Kemiripan nada dengan lagu patriotik Indonesia
Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya.
Nada dari lirik awal lagu La Marseillaise ini memiliki kemiripan dengan lagu "Dari Sabang sampai Merauke" terutama pada bagian "Allons enfants de la Patrie, Le jour de gloire est arrivé!"
Masyarakat Indonesia banyak yang mengira bahwa La Marseillaise merupakan bentuk plagiat dari lagu Dari Sabang sampai Merauke atau sebaliknya sehingga nadanya terdengar mirip. Tetapi ini hanyalah sebuah bentuk ketidaksengajaan atau penciptanya yang terinspirasi dari lagu kebangsaan Prancis.
Pada saat lagu kebangsaan Prancis diciptakan negara itu sedang dalam masa kejaayaan dengan keberhasilan menguasai Belanda. Pada saat bersamaan, rakyat Indonesia masih dalam masa penjajahan Belanda. Alhasil, konon lagu ini bisa terdengar dan sampai ke Indonesia melalui orang-orang Belanda yang saat itu berada dalam kuasa Prancis. La Marseillase kemudian menjadi inspirasi R Suharjo dalam menciptakan lagu yang awalnya bernama "Dari Barat sampai ke Timur", yang kemudian setelah pembebasan Irian Barat, judulnya diganti menjadi "Dari Sabang sampai Merauke".[1]