Kriolit (Na3AlF6, natrium heksafluoroaluminat) adalah mineral langka yang pertama kali ditemukan dalam kandungan yang besar di Ivigtût di pesisir barat Greenland, tetapi kandungan ini sudah habis pada tahun 1987.
Mineral ini sebelumnya digunakan dalam proses pembuatan aluminium murni. Kesulitan dalam memisahkan aluminium dari oksigen di dalam bijih oksida (seperti aluminium oksida) dapat dipecahkan dengan mencampur senyawa tersebut dengan kriolit. Kriolit murni akan melebur pada suhu 1012 °C (1285 K) dan pencampuran tersebut akan menurunkan titik lebur aluminium oksida, sehingga aluminium dapat diekstrak dengan lebih mudah dalam proses elektrolisis. Masih dibutuhkan energi dalam jumlah yang besar untuk memanaskan bahan yang diperlukan dan melakukan proses elektrolisis, tetapi penggunaan energinya lebih efisien daripada meleburkan aluminium oksida itu sendiri. Kriolit alami kini sudah terlalu langka untuk digunakan dalam proses tersebut, sehingga natrium aluminium fluorida sintetik kini digunakan; senyawa tersebut dihasilkan dari mineral fluorit.
Kriolit pertama kali dideskripsikan pada tahun 1798 oleh Peder Christian Abildgaard dari Denmark (1740-1801);[7] Namanya berasal dari kata dalam bahasa Yunaniκρυος (cryos) yang berarti "es" dan λιθος (lithos) yang berarti "batu".[8]Pennsylvania Salt Manufacturing Company pernah menggunakan kriolit dalam jumlah yang besar untuk membuat natrium hidroksida di Natrona, Pennsylvania, pada abad ke-19 dan ke-20.
Mineral ini kini merupakan mineral yang langka, sehingga kriolit mungkin adalah satu-satunya mineral di Bumi yang pernah ditambang hingga punah dari peredaran komersial.[9]
Referensi
^CRC Handbook of Chemistry and Physics, 83rd Ed., hlm. 4-84.
^Gaines, Richard V., et al (1997) Dana’s New Mineralogy, Wiley, 8th, ISBN978-0-471-19310-4
(Abildgaard) (1799) "Norwegische Titanerze und andre neue Fossilien" (Norwegian titanium ores and other new fossils [i.e., anything dug out of the earth]), Allgemeines Journal der Chemie, 2: 502. From p. 502: "In der ordenlichen Versammlung der königl. Gesellschaft der Wissenschaften am 1. Februar dieses Jahres stattete Hr. Prof. Abildgaard einen Verricht über die Norwegischen Titanerze und über die von ihm mit denselben angestellten Analysen ab. Zugleich theilte er auch eine Nachricht von einer vor wenigen Jahren aus Grönland nach Dänemark gebrachten besonders weißen spathartigen Miner mit. Einer damit angestellten Untersuchung zu folge bestand sie aus Thonerde und Flußspathsäure. Eine Verbindung, von welcher noch kein ähnliches Beyspiel im Mineralreich vorgekommen ist. Sie hat den Namen Chryolit erhalten, weil sie vor dem Löthrohre wie gefrorne Salzlauge schmilzt." (At the ordinary session of the [Danish] Royal Society of Science on February 1st of this year, Prof. Abildgaard presented a report about Norwegian titanium ores and about the analysis of them undertaken by him. He also communicated a notice of an especially white, spar-like mineral that was brought several years ago from Greenland to Denmark. According to an investigation performed on it, it consists of alumina and hydrofluoric acid. A compound of which no similar example in the mineral realm has yet been found. It received the name "cryolite" because under a blowpipe, it melts like frozen brine.)
P. C. Abildgaard (1800) "Om Norske Titanertser og om en nye Steenart fra Grönland, som bestaaer af Flusspatsyre og Alunjord" (On Norwegian titanium ores and on a new mineral from Greenland, which consists of hydrofluoric acid and alumina), Det Kongelige Danske Videnskabers-Selskabs (The Royal Danish Scientific Society), 3rd series, 1: 305-316. Abildgaard named cryolite on p. 312: "Han har kaldt denne grönlandske Steen Kryolith eller Iissteen formedelst dens Udseende, og fordi den smelter saa meget let for Blæsröret." (He has named this Greenlandic stone cryolite or ice stone on account of its appearance, and because it melts so easily under a blowpipe.)
^Albert Huntington Chester, A Dictionary of the Names of Minerals Including Their History and Etymology (New York, New York: John Wiley & Sons, 1896), hlm. 68.