Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

 

Kolofon

Contoh sebuah kolofon (cetakan tahun 1471)

Kolofon dalam dunia percetakan atau pembuatan buku dapat berarti:

  • Pemerian singkat mengenai catatan penerbitan atau produksi yang relevan dengan edisi tersebut. Dalam buku-buku modern biasanya ditempatkan pada bagian verso halaman judul, tetapi kadang kala juga ditempatkan di akhir buku, atau
  • Tanda percetakan atau logotype

Catatan produksi

Pada buku-buku awal yang dicetak, kolofon, jika ada, merupakan pemerian singkat mengenai pencetakan dan penerbitan buku itu, dengan menyertakan beberapa atau seluruh data berikut:

  • tanggal penerbitan
  • tempat penerbitan atau pencetakan (kadang kala meliputi alamat dan nama kota)
  • nama(-nama) percetakan
  • nama penerbit (jika berbeda dengan percetakan)
  • nama pemeriksa
  • nama penyunting

ditambah detail lain yang kurang lebih relevan

Posisi normal kolofon adalah setelah explicit (akhir teks, sering kali setelah index atau daftar register). Sesudah kira-kira tahun 1500 data ini sering kali dipindahkan ke halaman judul, yang kadang kala ditempatkan berjajar dengan suatu kolofon.

Tanda percetakan

Istilah "kolofon" agak jarang digunakan untuk menyebut "tanda percetakan" ("printer's mark" atau logotype). Tanda ini berasal dari perusahan percetakan pada zaman Renaissance, di mana halaman judul akan diberi tanda percetakan (kolofon) di bagian bawah halaman, biasanya di atas nama percetakan dan kota.

Banyak kolofon pada abad ke-15 jelas diturunkan dair simbol alkhemi yang berkaitan dengan campuran alloy yang digunakan oleh percetakan untuk membuat lead type, terutama simbol untuk antimon dan timah putih.

Penggunaan pada Web

Sejumlah halaman Web juga mempunyai kolofon, sering kali memuat (X)HTML, CSS, atau usability standards compliance information dan pranala ke situs Web untuk tes validasi XML.[1][2]

Sejarah

Istilah "kolofon" berasal dari bahasa Latin akhir colophon, yang diambil dari bahasa Yunani κολοφων (artinya "puncak", "bagian atas", atau "penyelesaian").[3] Tidak boleh dirancukan dengan nama tempat "Colophon", sebuah kota kuno di Asia Minor, dari mana berasal nama "colophony", atau rosin (ronnel).

Istilah ini diturunkan dari inskripsi pada lempengan (tablet) tanah liat yang ditambahkan oleh jurutulis di akhir suatu teks, yang lazim pada zaman kuno di daerah Timur Dekat (misalnya, zaman Babilonia, Asyur, Kanaan), pada suatu bab, kitab, naskah, atau catatan. Pada zaman kuno tersebut, juru tulis biasanya mencatat suatu informasi pada lempengan tanah liat dan di bagian bawahnya ia menambahkan suatu kolofon berisi fakta-fakta yang berkaitan dengan teks tersebut, misalnya orang-orang yang terlibat dalam pembuatan lempengan itu (misalnya jurutulis, pemilik atau penyuruh pembuatan tablet), isi literatur (misalnya judul, frasa kunci, jumlah baris), dan tujuan atau dalam rangka apa tulisan itu dibuat. Kolofon dan "frasa kunci" (frasa yang diulangi) membantu pembaca untuk mengorganisasi dan mengidentifikasi berbagai lempengan/tablet, serta menyusun tablet-tablet yang berhubungan bersama-sama.

Secara posisi, kolofon pada tablet kuno sebanding dengan garis tanda tangan pada zaman sekarang. Secara bibliografi, kolofon kuno ini mirip dengan halaman imprint pada buku modern.

Contoh-contoh kolofon pada literatur kuno dapat dilihat pada kompilasi Ancient Near Eastern Texts Relating to the Old Testament.[4] Kolofon juga ditemukan pada Pentateukh, di mana pemahaman akan aturan penulisan kuno ini dapat memberikan pengertian pada bagian-bagian yang tampaknya tidak jelas atau tidak beraturan. Misalnya, Bilangan 3:1, di mana pembagian bab di kemudian hari (yang kurang tepat) membuat bagian ini menjadi permulaan bagi bab berikutnya, padahal seharusnya ditafsirkan dengan benar sebagai kolofon atau ringkasan dari dua pasal sebelumnya, dan Kejadian 37:2a, merupakan suatu kolofon yang menutup catatan riwayat (toledot) Yakub, sedangkan sisa ayat tersebut adalah permulaan riwayat Yusuf dan saudara-saudaranya.

Studi ekstensif dari sebelas kolofon yang ditemukan dalam Kitab Kejadian telah dikerjakan oleh Percy Wiseman.[5] Penelitian Wiseman mengenai kolofon pada kitab Kejadian, kadang kala disebut sebagai "Hipotesis Wiseman", menghasilkan pemeriksaan detail terhadap "frasa kunci" yang disebutkan sebelumnya, yang sering dipakai dalam literatur dari milenium kedua Sebelum Masehi dan sebelumnya untuk merangkai bersama-sama berbagai kisah dalam satu seri tablet atau lempengan yang terpisah-pisah.

Contoh

Lihat pula

Referensi =

  1. ^ "Colophon - The Web Standards Project". Diakses tanggal 2 August 2012. 
  2. ^ "Wittenberg University - Website Colophon". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-07-26. Diakses tanggal 2 August 2012. 
  3. ^ Colophon pada Wiktionary – http://en.wiktionary.org/wiki/colophon
  4. ^ James B. Pritchard, ed., (3rd. ed.; Princeton NJ: Princeton Univ. Press, 1969) pp. 101, 305, 331, 338, 340, and 341.
  5. ^ P. J. Wiseman, ed. by D. J. Wiseman, Ancient Records and the Structure of Genesis (Nashville TN: Thomas Nelson, 1985). Original title, New Discoveries in Babylonian about Genesis by P. J. Wiseman, C.B.E. (Grand Rapids, MI: Zondervan, 1953.)

Pustaka sumber

  • Fiedl, Frederich, Nicholas Ott and Bernard Stein. Typography: An Encyclopedic Survey of Type Design and Techniques Through History. Black Dog & Leventhal: 1998. ISBN 1-57912-023-7.
  • Hamilton, Victor P. (1990). The Book of Genesis 1–17, pp. 5–6. New International Commentary on the Old Testament Series, Eerdmans.
  • Glaister, Geoffrey Ashall (1960 & 2nd edition 1979) "An Encyclopedia of the Book". ISBN 978-1-884718-15-1

Templat:Book structure

Kembali kehalaman sebelumnya