Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

 

Kolase

Karya seni kolase oleh Juan Gris Le Petit Déjeuner, 1914.

Kolase adalah bahan, seperti kertas, kain, kaca, logam, kayu, dan lainnya yang ditempelkan pada permukaan gambar.[1] Kolase merupakan karya seni rupa dua dimensi yang menggunakan berbagai macam paduan bahan. Bentuk tiga dimensi kolase dapat disebut dengan kolase tiga dimensi atau asemblase.[1] Selama bahan tersebut dapat dipadukan dengan bahan dasar, akan menjadi karya seni kolase yang dapat mewakili perasaan estetis orang yang membuatnya.[1]

Seni kolase berlawanan sifatnya dengan seni lukis, pahat atau cetak di mana karya yang dihasilkan tidak lagi memperlihatkan bentuk asal material yang dipakai.[2] Pada seni lukis, misalnya, dari kanvas putih menjadi lukisan yang berwarna-warni.[2] Dalam seni kolase bentuk asli dari material yang digunakan harus tetap terlihat.[2] Jadi kalau menggunakan kerang-kerangan atau potongan-potongan foto, material tersebut harus masih dapat dikenali bentuk aslinya walau sudah dirakit menjadi satu kesatuan.[2]Dalam proses berkarya, kolase menggunakan teknik tempel yang saling menumpuk potongan bahan.[3]

Dalam sejarahnya, seni kolase berkembang pesat di Venice, Italia, kirakira pada abad 17.[2] Selanjutnya seni ini kian berkembang di Prancis, Inggris, Jerman, dan kota-kota lain di Eropa.[2] Kolase menjadi media yang digemari kalangan seniman karna unik dan menuntut kreativitas tinggi.[2] Pelukis Pablo Picasso, Georges Braque dan Max Ernst terkenal dengan karya lukis memakai teknik kolase kertas, kain dan berbagai objek lainnya.[2] Henri Mattise adalah salah satu seniman yang beralih kepada seni kolase ketika jari-jari tangannya terserang arthritis sehingga tak mampu melukis lagi.[2]

Referensi

  1. ^ a b c Kolase
  2. ^ a b c d e f g h i "Seni Kolase". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-22. Diakses tanggal 2014-05-28. 
  3. ^ Syarifah.D, Syakir, Murtiyoso.O (2019). "SINTREN PEMALANG SEBAGAI SUBJEK KARYA SENI KOLASE (Sarana Pengenalan Budaya Daerah Pada Generasi Muda)". Eduart. 
Kembali kehalaman sebelumnya