Kerusuhan Querétaro–Atlas
Pada tanggal 5 Maret 2022, saat pertandingan sepak bola Liga MX antara Querétaro FC dan Atlas FC, terjadi kerusuhan antar pendukung di Estadio Corregidora di Meksiko yang merupakan kandang dari Querétaro FC.[1] Beberapa video yang diunggah di media sosial menunjukkan sekelompok pria memukul, menendang, mencambuk, menyeret dan menelanjangi korban.[2] Menurut pernyataan badan perlindungan sipil negara bagian Querétaro, sedikitnya 22 orang terluka.[3] Jumlah ini diperbarui menjadi 26 keesokan paginya.[4] David Medrano Félix dari TV Azteca melaporkan secara tidak resmi, terdapat 17 korban tewas.[1] Namun, kemudian ditarik kembali.[5] Latar belakangKonflik antara Querétaro FC dan Atlas FC dimulai pada tahun 2007, ketika Atlas menurunkan Querétaro dari liga Primera División de México di kandang Atlas (Estadio Jalisco) pada musim 2007. Saat pertandingan itu, ada lebih banyak pendukung Querétaro daripada pendukung Atlas (kelompok agresif yang dikenal sebagai barras bravas). Tiga tahun kemudian, ketika Querétaro kembali ke Liga Primera División, dan saat musim 2009-2010, pendukung Atlas melebihi jumlah pendukung Querétaro di kandang Querétaro (Estadio Corregidora) dan bentrokan terjadi di tribun. Sejak itu, konflik antara barra kedua tim terjadi dan pertandingan antar tim dipandang berpotensi bermasalah.[6] KerusuhanQuerétaro bertanding melawan juara Liga MX Apertura 2021, Atlas, kick-off pada 17:00 CST (UTC-6). Julio César Furch mencetak gol untuk Atlas pada menit ke-28 dan akan bertahan hingga akhir pertandingan.[7] Konfrontasi antar pendukung kedua klub dimulai pada menit ke-57 dan pertandingan berhenti pada menit ke-63 ketika para pendukung berlari ke lapangan untuk menghindari perkelahian antar pendukung.[8][9] Pada menit ke-102, wasit menyatakan pertandingan dihentikan.[7] AkibatReaksiMenanggapi kejadian tersebut, Liga MX mengumumkan bahwa semua pertandingan yang diadakan pada hari Minggu akan ditunda dan dijadwalkan ulang atas permintaan Asociación Mexicana de Futbolistas (asosiasi pesepakbola Meksiko).[1] Komite disiplin liga serta Federasi Sepak Bola Meksiko memulai penyelidikan atas kerusuhan tersebut.[8][10] Baik Atlas dan Querétaro merilis pernyataan di media sosial yang mengutuk kerusuhan tersebut dan meminta pihak berwenang untuk meminta pertanggungjawaban pihak terkait.[1][11][12] Insiden itu disebarkan melalui media di Meksiko. Gubernur negara bagian Querétaro, Mauricio Kuri González, mengutuk kekerasan tersebut dan memberikan instruksi "untuk menerapkan hukum dengan segala konsekuensinya."[13] Presiden Liga MX, Mikel Arriola, menyatakan kekerasan itu "tidak dapat diterima" dan bahwa hukuman akan diberikan kepada mereka yang terlibat atas kerusuhan tersebut.[8] Arriola kemudian akan mengumumkan bahwa dia akan berkunjung ke Querétaro pada hari berikutnya untuk mengunjungi para penggemar yang dirawat.[14][15] Pada 8 Maret 2022, C.D. Guadalajara mengumumkan melalui situs resmi dan media sosial mereka bahwa mereka melarang barras (pendukung fanatik) baik dari Guadalajara dan Club América pada pertandingan derbi mendatang pada 12 Maret.[16][17] Pada 9 Maret 2022, Arriola mengumumkan bahwa kerusuhan ini tidak mempengaruhi status tuan rumah pada Piala Dunia 2026.[18] KonsekuensiPengurus liga memastikan bahwa pertandingan Querétaro dan Atlas akan dijadwalkan di lain hari dengan melanjutkan waktu pertandingan yang tersisa sesuai regulasi kompetisi.[19] Liga de Expansión MX, liga tingkat kedua di sistem sepak bola Meksiko, juga mengumumkan bahwa semua pertandingan yang dijadwalkan antara 8 dan 13 Maret 2022 akan dimainkan tanpa penonton.[20][21] Pada 8 Maret 2022, Liga MX memberikan hukuman kepada pendukung Querétaro dengan satu tahun tanpa penonton pada laga kandang, melarang barras Querétaro selama tiga tahun, dan melarang pemilik klub, Manuel Velarde, Gabriel Solares, Alfonso Solloa, Javier Solloa, dan Greg Taylor, untuk menghadiri aktivitas yang terkait dengan liga selama lima tahun. Liga MX juga memaksa untuk memindahkan kepemilikan kepada pemilik baru, dimana akan dikembalikan ke pemilik aslinya, Grupo Caliente, yang mana juga memiliki Club Tijuana dan harus menjual Querétaro pada akhir tahun. Jika Grupo Caliente gagal menjual Querétaro, pihak liga akan mengambil alih kepemilikan klub. Liga MX memberikan denda kepada pemilik Querétaro sekarang sebesar MX$1.5 juta (US$70,450) dan memaksa akademi klub dan tim putri untuk bermain tanpa penonton, dan juga melarang barras yang terafiliasi dengan Atlas untuk mendukung di kandang selama enam bulan.[22][23] Pengurus liga mengumumkan sistem keamanan baru yang akan diterapkan pada musim 2022–2023, seperti facial recognition dan kartu tanda anggota pendukung yang mana mewajibkan pendukung untuk terdaftar sebagai anggota grup suporter, sementara untuk anak-anak, mereka dilarang untuk menempati sektor pendukung. Pengurus liga juga melarang personel pengaman swasta di dalam stadion dan mewajibkan polisi negara bagian, lokal, dan kota untuk mengamankan jalannya pertandingan. Querétaro akan tetap melanjutkan sisa pertandingan mereka di Clausura 2022.[22][23] Pada 8 Maret, 14 tersangka, semuanya pria, ditangkap karena keterlibatan mereka pada kerusuhan.[24] 2 dilepaskan karena kekurangan bukti.[25] Lihat jugaReferensi
|