Kenneth R. Shadrick
Kenneth R. "Kenny" Shadrick (4 Agustus 1931 – 5 Juli 1950), adalah seorang tentara Angkatan Darat Amerika Serikat yang tewas pada awal Perang Korea. Ia pada awalnya secara luas dipercaya—meskipun keliru—sebagai tentara Amerika pertama yang gugur dalam perang tersebut. Shadrick lahir di Harlan County, Kentucky, satu dari 10 bersaudara. Setelah keluar dari sekolah menengah atas pada tahun 1948, ia bergabung dengan Angkatan Darat Amerika Serikat, dan menghabiskan setahun masa dinasnya di Jepang sebelum dikirim ke Korea Selatan pada masa awal perang tahun 1950 bersama dengan kesatuannya, Resimen Infanteri ke-34 dari Divisi Infanteri ke-24. Selama melakukan patroli, Shadrick terbunuh oleh senapan mesin dari tank T-34 Korea Utara, dan jenazahnya dibawa ke pos terdepan di tempat jurnalis Marguerite Higgins meliput jalannya perang. Higgins kemudian melaporkan bahwa dia adalah tentara pertama yang tewas dalam perang tersebut, sebuah pernyataan yang diulang secara terus-menerus oleh media di seluruh Amerika Serikat. Kehidupannya diliput secara luas, dan pemakamannya menarik perhatian ratusan orang. Kematiannya sekarang diyakini terjadi setelah kematian tentara Amerika Serikat pertama dalam Pertempuran Osan. Karena identitas tentara lainnya yang tewas sebelum dirinya tetap tidak diketahui, Shadrick masih sering keliru disebut sebagai tentara AS yang pertama terbunuh dalam perang tersebut. Kehidupan awal dan pendidikanShadrick lahir pada tanggal 4 Agustus 1931, di Harlan County, Kentucky. Dia adalah anak ketiga dari 10 bersaudara yang lahir dari Lucille Shadrick dan Theodore Shadrick, seorang penambang batu bara. Tumbuh dewasa selama periode Depresi Besar, Kenneth Shadrick pindah bersama keluarganya ke Wyoming, Virginia Barat, lalu ke sebuah kota terpencil bernama Skin Fork, sejauh 20 mil (32 km), karena ayahnya mencari pekerjaan di penambangan batu bara. Shadrick digambarkan oleh keluarganya sebagai "pembaca setia" sepanjang masa kecilnya, yang memiliki berbagai ketertarikan akan bacaan termasuk genre Barat dan majalah-majalah lainnya.[3] Ia juga senang mengendarai sepedanya, dan sesekali berburu.[1] Shadrick mendaftar di Pineville High School pada tahun 1947 dan mendapat nilai tertinggi di kelasnya. Selama tahun keduanya pada tahun 1948, ia mengembangkan minat pada sepak bola Amerika dan berhasil masuk sebagai anggota tim di sekolahnya, meskipun tubuhnya termasuk kecil untuk anak seusianya. Tim sekolah itu tidak mampu membayar seragam, dan ayahnya memberi Shadrick lima dolar untuk membelinya, tetapi seragam itu dicuri dari lokernya pada bulan Oktober 1948.[3] Insiden tersebut membuat Shadrick begitu kecewa dan memutuskan untuk putus sekolah, dan menolak untuk kembali bersekolah sejak hari itu.[1] Satu bulan kemudian, dia dan seorang teman mendaftar di Angkatan Darat AS.[3] Ayah Shadrick kemudian menyatakan bahwa seragam sekolah yang dicuri tersebut menjadi alasan utama bagi Shadrick untuk mendaftar di militer, dan mengatakan bahwa dirinya merasa peristiwa tersebut secara tidak langsung menyebabkan kematian anaknya.[1] Pada tanggal 10 November 1948, Shadrick berangkat untuk menjalani latihan tempur dasar di Fort Knox, Kentucky. Saat berusia 17 tahun, Shadrick harus meyakinkan kedua orangtuanya untuk menandatangani surat-surat yang memungkinkannya untuk mendaftar. Shadrick menyelesaikan pelatihan ini pada bulan Februari 1949, dan berlayar ke Jepang untuk bergabung dengan Resimen Infanteri ke-34 dari Divisi Infanteri ke-24, dalam rangka tugas dinas pendudukan sekutu pasca-Perang Dunia II. Shadrick menghabiskan satu tahun di pulau Kyushu dengan divisi ini.[3] Menurut keluarganya, Shadrick menikmati kehidupannya di Jepang pada masa-masa awalnya, namun pada bulan Juni 1950 ia semakin bosan dengan negara tersebut, yang ditunjukkan dalam surat-suratnya yang menyatakan bahwa ia merasa tertekan.[1][3] KarierPada malam hari tanggal 25 Juni 1950, 10 divisi Tentara Korea Utara meluncurkan invasi skala penuh ke Korea Selatan. Bergerak maju dengan sekitar 89.000 prajurit dalam enam kelompok, Korea Utara menyerang dan mengejutkan Tentara Korea Selatan yang tidak terorganisir, tidak dilengkapi peralatan yang baik, dan tidak siap.[4] Pasukan Korea Utara menghancurkan perlawanan yang terisolasi, bergerak dengan mantap ke selatan sambil menghadapi 38.000 orang pasukan garis depan Korea Selatan yang menentang.[5] Sebagian besar pasukan Korea Selatan mundur dalam menghadapi invasi tersebut, dan pada tanggal 28 Juni, Korea Utara telah merebut Seoul, ibu kota Korea Selatan, memaksa pemerintah Korea Selatan dan pasukannya yang hancur untuk mundur lebih jauh ke selatan.[6] Sementara itu, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa memilih untuk mengirim bantuan ke Korea Selatan yang berada di ambang kehancuran, dan Presiden Amerika Serikat Harry S. Truman memerintahkan untuk menurunkan pasukan darat mereka ke negara tersebut.[7] Jumlah pasukan AS di Timur Jauh terus-menerus menurun sejak akhir Perang Dunia II lima tahun sebelumnya, dan divisi Shadrick adalah yang paling dekat dengan zona perang. Meskipun berada di bawah komando Mayor Jenderal William F. Dean, divisi ini tidak memiliki kekuatan yang berarti dan sebagian besar peralatannya kuno karena pengurangan dana atas pengeluaran militer. Terlepas dari kekurangan ini, divisi tersebut diperintahkan ke Korea Selatan, dan bertugas untuk memberikan serangan kejutan awal terhadap gerak maju pasukan Korea Utara hingga seluruh pasukan dari Angkatan Darat Amerika Serikat Kedelapan tiba di Korea Selatan dan membentuk pertahanan.[7][8] Rencana Dean adalah untuk mengangkut satu batalyon dari Divisi Infanteri ke-24 ke Korea Selatan melalui pesawat transportasi C-54 Skymaster dan untuk menghalangi pasukan Korea Utara yang sedang bergerak maju sementara pasukan sisanya akan berangkat menggunakan kapal. Resimen Infanteri ke-21 dinilai sebagai yang paling siap tempur dari tiga resimen di bawah Divisi Infanteri ke-24, dan Batalyon ke-1 dari Resimen Infanteri ke-21 dipilih karena komandannya, Letnan Kolonel Charles B. Smith, adalah yang paling berpengalaman, yang pernah memimpin sebuah batalyon di Pertempuran Guadalcanal selama Perang Dunia II.[9] Pada tanggal 5 Juli, Satuan Tugas Smith terlibat pertempuran dengan pasukan Korea Utara dalam Pertempuran Osan, berhasil menunda gerak maju 5.000 infanteri Korea Utara selama tujuh jam sebelum mereka akhirnya dikalahkan. Satgas berjumlah 540 orang tersebut menderita 60 orang tewas, 21 orang terluka dan 82 orang ditangkap, jumlah korban yang tergolong berat. Dalam kekacauan saat mereka mencoba untuk mundur, sebagian besar mayat prajurit ditinggalkan, dan nasib dari banyak orang yang hilang tidak diketahui selama beberapa minggu.[10] Selama waktu itu, Resimen Infanteri ke-34 membentuk garis pertahanan di antara desa Pyeongtaek dan Anseong, sekitar 10 mil (16 km) di selatan Osan, untuk bersiap menghadapi pertempuran berikutnya melawan pasukan Korea Utara yang sedang maju.[11] Kondisi Resimen Infanteri ke-34 juga tidak siap tempur, dan hanya sedikit tentara dari pasukan ini yang berpengalaman dalam pertempuran.[12] Pada saat ini, Shadrick menjadi bagian dari tim Bazoka M9A1 dengan Batalyon ke-1 dari Resimen Infanteri ke-34.[3] KematianSekitar 90 menit setelah Satgas Smith mulai mundur dari Pertempuran Osan, Resimen Infanteri ke-34 mengirim Shadrick sebagai bagian dari pasukan pengintai kecil menuju utara ke desa Sojong-ni, 5 mil (8,0 km) di selatan Osan.[3] Pasukan kecil tersebut, di bawah komando Letnan Charles E. Payne dan sebagian besar terdiri dari tim bazoka dan infanteri, berhenti sebentar di sebuah pemakaman di desa Sojong-ni,[13] dimana mereka melihat sebuah tank T-34/85 Korea Utara di jalan arah ke utara. Shadrick dan operator bazoka lainnya mulai menembaki tank dari posisi jarak jauh yang tersembunyi[3] sekitar pukul 16.00.[14] Yang ada bersama mereka adalah Sersan Charles R. Turnbull, seorang fotografer tempur Angkatan Darat AS.[15] Turnbull meminta kepada Shadrick untuk menghitung pada saat bazoka akan ditembakkan agar kilatnya bisa tertangkap dalam foto Turnbull, dan Shadrick mematuhinya.[3][13] Shadrick melakukan tembakan dan berhenti sejenak, lalu bangkit dari posisi tersembunyinya untuk melihat apakah tembakannya berhasil mengenai tank, dan justru memperlihatkan dirinya sendiri. Tank T-34 tersebut membalas tembakan dengan senapan mesinnya, dan dua peluru menembus Shadrick tepat di dada dan lengannya. Shadrick meninggal beberapa saat kemudian.[1] Tim patroli pimpinan Payne tersebut kemudian mundur tanpa menghancurkan tank, membawa tubuh Shadrick bersama mereka sebagai korban satu-satunya. Pasukan tersebut kembali ke pos Komando Infanteri ke-34 di Pyeongtaek untuk melapor kepada Brigadir Jenderal George B. Barth dan Kolonel Harold B. Ayres, yang memimpin pasukan di kota tersebut. Hadir juga Marguerite Higgins, seorang wartawan perang untuk New York Herald Tribune. Higgins kemudian melaporkan kabar kematian Shadrick, menyebutnya sebagai orang Amerika pertama yang tewas dalam Perang Korea.[13] Keluarga Shadrick diberitahu tentang kematiannya oleh seorang tetangga yang mendengar namanya di siaran radio, dan kabar dari pihak militer datang melalui telegraf beberapa hari kemudian. Keluarganya langsung dibanjiri oleh wartawan dan simpatisan setempat.[1] Jenazah Shadrick dikembalikan ke Amerika Serikat, dan pada tanggal 17 Juni 1951, sebuah pemakaman yang dihadiri oleh ratusan penduduk setempat diadakan di Beckley, Virginia Barat.[3] Peristiwa ini dijadwalkan bertepatan dengan peringatan dimulainya perang di Korea. Peti matinya yang terbungkus bendera dikawal di jalanan kota dengan kereta kuda,[16] dan dia dimakamkan di pemakaman Legiun Amerika di kota tersebut.[3] PeninggalanLaporan Higgins tentang kematian Shadrick dipublikasikan secara luas.[17] Majalah Time menerbitkan sebuah artikel tentang kematian Shadrick pada tanggal 17 Juli 1950, menyebut Shadrick sebagai kematian pertama yang "dilaporkan" dalam Perang Korea.[1] Majalah Life melaporkan Shadrick sebagai tentara AS pertama yang tewas dalam perang tersebut setidaknya hingga satu tahun ke depan,[16] dan klaim tersebut terus-menerus diulang,[18] yang terbaru terjadi pada tanggal 4 Juli 2011, di sebuah surat kabar lokal di Huntington, Virginia Barat, The Herald-Dispatch.[19] Legiun Amerika Pos 133 mendirikan monumen untuk Shadrick di gedung pengadilan Wyoming County. Monumen tersebut menuliskan kesatuan Shadrick, tanggal kematiannya, dan mencatatnya sebagai "korban pertama dari konflik di Korea" dengan sebuah batu nisan yang bertuliskan, "Dia berdiri lebih dulu di barisan patriot yang tidak terputus yang telah berani mati dan percaya bahwa kebebasan dapat hidup, tumbuh dan meningkatkan berkatnya. Kebebasan hidup dan dengan melaluinya, dirinya hidup dengan cara yang merendahkan kebanyakan pria".[20] Ini adalah salah satu dari beberapa monumen peringatan bagi penduduk lokal yang bertugas di militer.[21] Publikasi dan laporan-laporan selanjutnya telah meragukan keakuratan klaim tentang kematian Shadrick. Saksi mata pada Pertempuran Osan menyebutkan bahwa orang pertama yang tewas dalam Perang Korea adalah penembak senjata mesin dari Resimen Infanteri ke-21, yang tewas sekitar pukul 08.30 pagi, delapan jam sebelum kematian Shadrick. Prajurit ini terbunuh setelah pasukan AS berhasil menonaktifkan sebuah tank T-34 Korea Utara dalam pertempuran tersebut, namun salah satu awak tank tersebut menyerang pasukan AS dengan sebuah senjata mesin PPSh-41 "Burp Gun". Dalam kebingungan yang terjadi, banyak tentara yang terluka dan tewas ditinggalkan oleh pasukan Amerika yang mencoba untuk mundur, dan sebagian besar prajurit juga tertangkap; Akibatnya, identitas orang pertama yang tewas ini tetap menjadi misteri.[17][22] Penghargaan dan dekorasiPenghargaan dan dekorasi yang diterima Shadrick termasuk:[2] ReferensiRujukan
Sumber
|