Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

Kekristenan pada abad ke-3

Prasasti makam Licinia Amias berbahan marmer. Salah satu inskripsi Kristen paling kuno yang ditemukan, karya tersbeut berasal dari wilayah nekropolis Vatikan awal abad ke-3, Roma.

Kekristenan pada abad ke-3 kebanyakan adalah masa Bapa-Bapa Ante-Nikea yang menulis setelah Bapa-Bapa Apostolik dari abad ke-1 dan ke-2 namun sebelum Konsili Nikea Pertama pada tahun 325 (ante-nicene artinya sebelum Nikea).

Saat Kekaisaran Romawi mengalami Krisis Abad Ketiga, kaisar Desius mengambil tindakan untuk memulihkan stabilitas dan persatuan, termasuk mewajibkan warga Romawi untuk menunjukkan kesetiaan mereka melalui upacara-upacara keagamaan yang ditujukan kepada pemujaan kekaisaran. Pada tahun 212, kewarganegaraan universal diberikan kepada seluruh penduduk merdeka di kekaisaran tersebut, dengan edik Desius memberlakukan penyelarasan agama pada 250, warga Kristen menghadapi konflik berkesinambungan: warga manapun yang menolak ikut serta dalam supplicatio di seluruh belaahn kekaisaran akan menghadapi hukuman mati.[1] Meskipun hanya berlangsung setahun,[2] penindasan Desius menjadi keberlanjutan dari kebijakan kekaisaran sebelumnya agar umat Kristen dicari dan dihukum karena ketidaksetiaan.[3] Bahkan di bawah kekaisaran Desius, umat Kristen ortodoks menjadi subyek penangkapan hanya untuk penolakan mereka untuk ikut serta dalam agama wajib Romawi, dan tak dilarang untuk mengadakan ibadah. Gnostik tampaknya tak ditindas.[4]

Kekristenan berkembang dalam empat dasawarsa yang dikenal sebagai "Perdamaian Kecil Gereja", bermula dengan masa pemerintahan Gallienus (253–268), yang mengeluarkan edik toleransi resmi pertama terhadap agama Kristen.[5] Era tersebut berakhir saat Diokletianus meluncurkan Penindasan "Besar" dan terakhir pada tahun 303.

Catatan

  1. ^ Allen Brent, Cyprian and Roman Carthage (Cambridge University Press, 2010), p. 193ff. et passim; G.E.M. de Ste. Croix, Christian Persecution, Martyrdom, and Orthodoxy, edited by Michael Whitby and Joseph Streeter (Oxford University Press, 2006), p. 59.
  2. ^ Ste. Croix, Christian Persecution, Martyrdom, and Orthodoxy, p. 107.
  3. ^ Ste. Croix, Christian Persecution, Martyrdom, and Orthodoxy, p. 40.
  4. ^ Ste. Croix, Christian Persecution, Martyrdom, and Orthodoxy, pp. 139–140
  5. ^ Françoise Monfrin, entry on "Milan," p. 986, and Charles Pietri, entry on "Persecutions," p. 1156, in The Papacy: An Encyclopedia, edited by Philippe Levillain (Routlege, 2002, originally published in French 1994), vol. 2; Kevin Butcher, Roman Syria and the Near East (Getty Publications, 2003), p. 378.

Referensi

  • Noll, Mark A., Turning Points, Baker Academic, 1997

Bacaan tambahan

  • Edwards, Mark (2009). Catholicity and Heresy in the Early Church. Ashgate. 
  • Esler, Philip F. The Early Christian World. Routledge (2004). ISBN 0-415-33312-1.
  • Fletcher, Richard. The Conversion of Europe. From Paganism to Christianity 371-1386 AD. University of California Press (1997).
  • MacMullen, Ramsay. Christianizing the Roman Empire, AD 100-400. Yale University Press (1986). ISBN 0-300-03642-6
  • von Padberg, Lutz E. Die Christianisierung Europas im Mittelalter. Reclam (2008).
  • Pelikan, Jaroslav Jan. The Christian Tradition, Volume One: The Emergence of the Catholic Tradition (100-600). University of Chicago Press (1975). ISBN 0-226-65371-4.
  • Russell, James C. The Germanization of Early Medieval Christianity: A Sociohistorical Approach to Religious Transformation. Oxford University Press (1994). ISBN 0-19-510466-8.
  • Trombley, Frank R. Hellenic Religion and Christianization c. 370-529. Brill (1995). ISBN 90-04-09691-4
  • White, L. Michael. From Jesus to Christianity. HarperCollins (2004). ISBN 0-06-052655-6.

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya