Pada tahun 1886, Kawasaki mendirikan galangan kapal kedua di Kobe, Prefektur Hyōgo. Berkat Perang Tiongkok-Jepang Pertama, kedua galangan kapal tersebut pun dibanjiri pesanan kapal baru dan permintaan perbaikan kapal lama.[2] Kedua galangan kapal tersebut lalu digabung pada tahun 1896 untuk membentuk Kawasaki Dockyard Company, Ltd. Setelah menyadari keterbatasan modalnya, Kawasaki pun memutuskan untuk mengubah perusahaan tersebut menjadi sebuah perseroan terbatas, dan karena tidak memiliki anak, ia pun memilih Matsukata Kojiro, anak ketiga dari Matsukata Masayoshi, sebagai penggantinya.[3] Matsukata pun menjabat sebagai presiden dari perusahaan ini hingga tahun 1928. Matsukata mengembangkan bisnis Kawasaki ke bakal pelanting, pesawat terbang, mobil, dan pengapalan. Ia juga mengimplementasikan sistem delapan jam kerja sehari pertama di Jepang pada tahun 1919, setelah adanya mogok kerja yang dilakukan oleh 30.000 pekerja yang mengancam akan melengserkan pemerintahan Perdana MenteriTakashi Hara.[4]
Di bawah kepemimpinan Matsukata, Kawasaki Dockyards mengembangkan bisnisnya di Hyōgo dengan sebuah dok kering besar yang selesai dibangun pada tahun 1902. Dok kering tersebut kini didaftarkan sebagai sebuah Properti Kebudayaan Penting oleh pemerintah Jepang. Pada tahun 1906, setelah sejumlah kesulitan teknis, Kawasaki berhasil menyelesaikan pembuatan kapal selam pertama di Jepang untuk Angkatan Laut Kekaisaran Jepang. Kawasaki memproduksi sejumlah kapal perang untuk Angkatan Laut Jepang, mulai dari kapal penghancur hingga kapal induk sampai Perang Dunia II berakhir.[5]
Pada tahun 1969, Kawasaki Dockyard, Kawasaki Rolling Stock Manufacturing, dan Kawasaki Aircraft resmi digabung untuk membentuk Kawasaki Heavy Industries.
Namun pada tahun 2002, Kawasaki Shipbuilding Corporation muncul kembali sebagai sebuah anak usaha. Anak usaha tersebut kemudian diubah kembali menjadi sebuah divisi pada tahun 2010.
Schencking, J. Charles (2005). Making Waves: Politics, Propaganda, And The Emergence Of The Imperial Japanese Navy, 1868-1922. Stanford University Press. ISBN0-8047-4977-9.