Kawanishi N1K-J
Kawanishi N1K-J Shiden (紫電 "Petir Ungu", kode sekutu "George") merupakan pesawat tempur berbasis darat yang digunakan oleh Pasukan Udara Angkatan Laut Kekaisaran Jepang selama Perang Dunia II. Pada fase akhir Perang Dunia II, Jepang kekurangan peralatan perang termasuk pesawat tempur. Untuk membuat pesawat tempur baru, Jepang memilih Kawanishi N1K1 Kyoufuu yang merupakan pesawat terbang terapung untuk diubah ke pesawat terbang berbasis darat. Hasil konversi tersebut ternyata cukup berhasil dan pesawat tempur baru itu diberi nama N1K1-J Shiden. Pengembangan dan DesainPada akhir tahun 1941, ketika Kawanishi N1K Kyōfū masih dalam pengembangan, beberapa insinyur sudah mengusulkan untuk mengubahnya menjadi Pesawat tempur berbasis darat dengan nama N1K1-J, Versi ini terbang pada 27 Desember 1942, ditenagai oleh mesin radial 18 silinder Nakajima NK9A Homare 11, menggantikan Mitsubishi MK4C Kasei 13 yang kurang bertenaga dari N1K1 kyofu, N1K1-J Shiden diproduksi pada bulan Agustus 1943 dan mulai beroperasi di Pasifik pada Mei 1944 Kawanishi memutuskan untuk lebih memfokuskan pengembangan versi pesawat tempur berbasis darat. Meskipun beberapa insinyur Angkatan Laut menunjukkan kekhawatiran bahwa Kawanishi tidak akan menjadi perancang pesawat darat yang cocok karena sedikitnya pengalaman yang mereka miliki di darat, pesawat tersebut masih menunjukkan potensi besar dan dengan cepat dievaluasi oleh Angkatan Laut. Walaupun desain ini memiliki masalah yang bisa dibilang kurang menguntungkan pilot karena posisi sayap yang berada di tengah sehingga meningkatkan Blind-Spot saat mereka melakukan dogfight dan Landing Gear panjang yang memiliki mekanisme yang rumit sehingga mudah rusak karena hentakan saat mendarat, tetapi Angkatan Laut sangat terkesan karena kecepatannya jauh lebih cepat daripada A6M dan jangkauan maksimum melebihi J2M Raiden
Desain ulang dimulai hanya empat hari setelah uji terbang pertama N1K1-J, desain ulang ini kemudian diberi nama N1K2-J yang dimana mengatasi kelemahan utama N1K1-J, terutama sayap yang dipasang di tengah dan roda pendaratan yang panjang. Sayap dipindahkan ke posisi rendah, sehingga memungkinkan penggunaan Landing Gear yang pendek. Badan pesawat diperpanjang dari 8.85 meter menjadi 9.35 meter dan ekor didesain ulang. Untuk memudahkan saat produksi seluruh bagian pesawat dibuat lebih sederhana, lebih ringan 250 kg, lebih cepat dan lebih andal dibandingkan pendahulunya. Meskipun masalah mesin masih menjadi masalah, Mesin Homare 21 tidak dapat diganti karena tidak ada alternatif lain. Uji terbang pertama pesawat baru ini diterbangkan pada tanggal 1 Januari 1944, menyelesaikan uji coba Angkatan Laut pada bulan April, dan segera diproduksi sebagai N1K2-J Shiden-Kai Model baru ini dirancang bukan hanya untuk memperbaiki kekurangan model awal tetapi juga mampu diproduksi lebih cepat. N1K2-J Shiden-Kai dipersenjatai dengan 4 meriam otomatis 20mm yang mampu menembak jatuh pengebom B-29 Superfortress dan bom seberat 250kg, sehingga N1K2-J Shiden-Kai bisa menjadi pesawat serang darat apabila diperlukan. N1K2-J Shiden-Kai mampu dipacu hingga kecepatan 650km/jam pada ketinggian 6000 meter dan dapat memanjat 1km dalam waktu semenit. Performa N1K2-J Shiden-Kai sama dengan performa Supermarine Spitfire bermesin Roll-Royce Merlin dan Messerschmitt Bf 109 F4. Akan tetapi masih sedikit kalah dengan Grumman F6F Hellcat. Namun, dari tahun 1943 Jepang mengalami kekalahan di banyak front dan bomber Amerika mulai mengebom daratan utama Jepang yang menargetkan daerah industri. Sehingga, terdapat masalah produksi N1K1 mulai dari kurangnya tenaga yang handal dan kurangnga Pasokan produksi Meskipun ada masalah dibidang produksi, sejumlah besar N1K1-J Shiden dari berbagai versi dapat diproduksi lebih dari 1.400 buah sampai perang berakhir, yang paling banyak berasal dari pabrik di Naruyu dan Himeya yang memproduksi kurang ebih 1000 unit Flaps Otomatis Baik N1K1-J maupun N1K2-J memiliki fitur unik yaitu Flaps otomatis, Shiden Kai memiliki persenjataan berat tetapi memiliki kemampuan manuver yang sangat baik, berkat saklar merkuri yang otomatis membuka (menurunkan) Flaps saat berbelok. Flaps Kombat ini menciptakan lebih banyak daya angkat, sehingga memungkinkan belokan yang lebih Tajam, efek dari Flaps otomatis ini tidak terlalu terasa untuk berbelok secara Horizontal, tetapi akan terasa jelas jika digunakan untuk sebuah loop vertikal
Unit Tempur 343N1K2-J Shiden Kai pesawat yang tangguh namun diproduksi aecara terbatas. Akibatnya, pesawat-pesawat tersebut didistribusikan ke unit tempur elit angkatan laut yang dimaksudkan untuk meminimalisir korban jika terjadinya Dogfight seperti Kōkūtai ke-343, yang dibentuk pada tanggal 25 Desember 1944 dan dipimpin oleh Minoru Genda. Kōkūtai baru mencakup beberapa pilot pesawat tempur terbaik Jepang, seperti Kaneyoshi Muto dan Genda. Unit ini mengeluarkan peralatan terbaik yang tersedia seperti pesawat intai Nakajima C6N Saiun. Dalam setiap pertemuan dengan petarung musuh, Shiden, terutama versi Kai, terbukti menjadi dogfighter yang mumpuni dengan kombinasi kuat antara daya tembak, kelincahan, dan struktur yang kokoh. Unit utama yang menerbangkan Shiden, Kōkūtai ke-343, tetap beroperasi sampai kerugian unit yang sangat besar memaksa kelompok tersebut untuk mundur. Pasukan ke-343 dibubarkan pada tanggal 14 Agustus 1945 ketika Kaisar memerintahkan penyerahan diri. GaleriShiden-Kai milik Kōkūtai 343, yang ditemukan di pada 18 November 1978 di Teluk dan diangkat pada 14 Juli 1979. Pesawat ini dipajang di barat laut kota Ainan tepatnya di distrik Minamiua, Prefektur Ehime, Jepang.[3] Kemungkinan pesawat ini dipiloti oleh Kaneyoshi Muto. ReferensiCatatan
Daftar pustaka
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Kawanishi N1K. |