Share to: share facebook share twitter share wa share telegram print page

 

Katak kepala-pipih kalimantan

Katak kepala-pipih kalimantan
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
B. kalimantanensis
Nama binomial
Barbourula kalimantanensis
Iskandar, 1978

Katak kepala-pipih kalimantan (Barbourula kalimantanensis) adalah sejenis kodok dari suku Bombinatoridae. Katak yang langka ini merupakan satu-satunya jenis katak di dunia yang diketahui tidak memiliki paru-paru; meskipun ketiadaan paru-paru ini juga ditemui pada beberapa jenis amfibi lainnya seperti pada salamander dan juga sejenis sesilia.

Pemerian

Katak yang berukuran sedang; jantan dengan panjang tubuh 68 mm dan betina 77 mm.[1][2] Kepalanya memipih datar, dengan moncong yang lebar membundar.

Tungkai depan dan belakang dengan selaput renang penuh hingga ke ujung-ujung jarinya yang sedikit membenjol. Jari-jari yang ketiga dan keempat di kaki sama panjang, sebagaimana pula jari-jari kedua dan ketiga di tangan. Sisi luar jari tangan dengan sibir kulit sempit. Demikian pula di sepanjang sisi tubuh dan tungkai belakang. Punggungnya dengan kulit yang berbingkul-bingkul atau berbintil runcing, kecoklatan atau kehitaman. Gendang telinga (timpanum) tidak tampak.[1]

Tanpa paru-paru

Katak ini pertama kali dideskripsi pada tahun 1978 oleh Djoko T. Iskandar, seorang pakar herpetofauna dari ITB.[3] Spesimen yang hanya satu-satunya ini ketika itu diperoleh dari sekitar Nanga Pinoh, Melawi, Kalimantan Barat. Meskipun berbagai upaya pencarian telah dilakukan, spesimen yang kedua baru dapat dikoleksi dari tempat yang berdekatan pada tahun 1995.[2]

Mengingat sampai ketika itu hanya dua spesimen yang dipunyai, belum pernah diketahui sebelumnya bahwa spesies ini tidak memiliki paru-paru, karena tidak pernah dilakukan pembedahan atas koleksi yang amat berharga ini. Sampai pada sekitar bulan Agustus 2007, ketika ditemukan lebih banyak spesimen lagi oleh ekspedisi pencarian kembali katak ini. Ketika itupun, ekspedisi mendapatkan bahwa habitat di tempat katak ini ditemukan mula-mula telah habis rusak oleh penambangan emas ilegal, dan justru menemukan dua populasi yang baru di sebelah hulu, di mana air sungai masih jernih dan deras.[4]

Ketiadaan paru-paru katak ini baru diketahui ketika dilakukan pembedahan rongga dada atas delapan spesimen yang baru dikoleksi, dan tidak mendapatkan baik paru-paru maupun celah tekak (glottis) sebagai muara saluran udara di mulut katak. Kerabat terdekatnya, Barbourula busuangensis, nyata-nyata memiliki paru-paru lengkap dengan saluran pernafasannya. Tak adanya paru-paru pada tetrapoda (hewan berkaki empat) sejauh ini diketahui terjadi pada beberapa banyak spesies hewan, semuanya dari amfibia. Yakni pada salamander dari suku Plethodontidae (350 spesies) dan 2 spesies dari genus Onychodactylus suku Hynobiidae, serta dari sejenis sesilia Atretochoana eiselti. Ketiadaan paru-paru pada katak B. kalimantanensis diperkirakan merupakan adaptasi terhadap lingkungannya yang berair deras dan kaya oksigen, dengan memanfaatkan permukaan kulit dan alat tubuh lainnya untuk menyerap oksigen sebaik-baiknya, dan menghilangkan paru-paru yang menjadikan tubuh katak sukar menyelam dan mudah dihanyutkan arus.[4]

Habitat dan penyebaran

Barbourula kalimantanensis hidup sepenuhnya akuatik,[1] di wilayah sungai yang berair dangkal namun jernih, dingin (14–17 °C), deras dan berbatu-batu.[4] Katak ini senang bersembunyi di balik bebatuan di dalam air.[2] Sejauh ini katak kepala-pipih Kalimantan diketahui menyebar terbatas (endemik) hanya di sekitar Nanga Pinoh, Kalimantan Barat. Mengingat kecilnya populasi dan ancaman kerusakan habitat yang dihadapinya, katak ini digolongkan oleh IUCN ke dalam status genting/terancam kepunahan (EN, endangered).[5]

Catatan kaki

  1. ^ a b c Inger, R.F. and R.B. Stuebing, 1997. A Field guide to The Frogs of Borneo. Natural History Publications (Borneo) Sdn.Bhd., Kota Kinabalu, Sabah. p. 43-44
  2. ^ a b c Iskandar, D.T. Note on the second specimen of Barbourula kalimantanensis (Amphibia: Anura: Discoglossidae). Raffles Bull. Zool. 43 (2):309-311 (Nov. 1995)
  3. ^ Iskandar, Djoko T. (December 28, 1978). "A New Species of Barbourula: First Record of a Discoglossid Anuran in Borneo". Copeia. American Society of Ichthyologists and Herpetologists. 1978 (No. 4): 564–566. 
  4. ^ a b c Bickford, D., D. Iskandar and A. Barlian. 2008. A lungless frog discovered in Borneo. Current Biology 18:9 (6 May 2008).
  5. ^ Barbourula kalimantanensis, The IUCN Red List of Threatened Species

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya