Kartu PrakerjaKartu Prakerja adalah sebuah program bantuan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi angkatan kerja di Indonesia baik dalam konteks keterampilan, pelatihan kembali, dan peningkatan keterampilan. Program ini pertama kali diperkenalkan oleh presiden Joko Widodo pada masa kampanye Pemilihan Umum Presiden Indonesia 2019, bersama dengan Kartu Indonesia Pintar Kuliah dan Kartu sembako murah.[1] Para calon peserta yang memenuhi syarat penerima Kartu Prakerja akan menerima bantuan dana pelatihan sebesar Rp1,000,000 yang kemudian dapat dibelanjakan melalui pelantar digital yang menjadi mitra manajemen pelaksana program. Pelatihan yang dikurasi dari lebih dari 150 lembaga pelatihan dapat dibeli dan diikuti secara daring dari manapun. Syarat Pendaftaran
Alur Program
Penanganan COVID-19Selama wabah COVID-19, pemerintah melakukan perubahan terhadap Kartu Prakerja menjadi program semi bantuan sosial untuk membantu para angkatan kerja yang terdampak pemutusan hak kerja (PHK) dan yang baru lulus dari pendidikan formal. Untuk memperluas cakupan bantuan, anggaran dilipatgandakan menjadi Rp20 triliun. Pelatihan yang sebelumnya memiliki 2 skema yakni daring dan langsung diubah menjadi daring secara keseluruhan. Dengan mengeluarkan Kartu Prakerja pada bulan April 2020, maka pemerintah berharap kartu ini akan memberikan manfaat dan solusi melalui kartu prakerja seperti:
Melalui program kartu prakerja ini, peserta yang mendaftar juga akan mendapatkan uang. Adapun total yang didapatkan sebesar Rp3.550.000 dengan bentuk terdiri atas:
KontroversiPenunjukan Ruangguru sebagai salah satu mitra program Kartu Prakerja menjadi polemik karena adanya dugaan konflik kepentingan karena CEO Ruangguru, Belva Devara, merupakan Staf Khusus Presiden. Ia pun mundur dari jabatannya sebagai Staf Khusus Presiden.[2] Referensi
Pranala luar |