Karlmann (skt. tahun 706 dan 716[1] – 17 Agustus[2] 754) merupakan putra sulung Charles Martel, Mayordomo dan Adipati Franka, dan istrinya Hrottrudis dari Treves. Setelah kematian Charles (741), Karlmann dan saudaranya Pippin menggantikan posisi ayahanda mereka secara sah, Karlmann di Austrasia, dan Pippin di Neustria. Ia berasal dari keluarga Wangsa Karoling dan dapat dianggap berperan penting di dalam mengukuhkan kekuasaan mereka dengan mengorbankan penguasa Franka dari Dinasti Meroving. Ia mengundurkan diri ke biara pada tahun 747, "merupakan yang pertama dari semacam raja santo," menurut Norman Cantor, "lebih tertarik pada ketaatan agama daripada kekuasaan raja, yang sering muncul di tiga abad selanjutnya dan yang merupakan tanda dari dampak tumbuhnya kesalehan Kristen di masyarakat Jerman".[3]
Penerimaan kekuasaan
Setelah kematian ayahandanya, kekuasaan mulanya tidak dibagi termasuk untuk Grifo, putra Charles lainnya dari istri keduanya yang bernama Swanahild. Hal ini sesuai dengan keinginan Charles, meskipun Grifo menuntut sebagian wilayah dari saudara-saudaranya, yang ditolaknya. Pada tahun 742, Karlmann dan Pippin mengusir saudara tiri mereka itu, dan memaksanya untuk mengundurkan diri ke biara, dan masing-masing kemudian memusatkan perhatian ke arah wilayah mereka sendiri sebagai majordomo, Pippin di barat (yang disebut Neustria, di antara wilayah Nancy dan Reims)dan Karlmann di timur (yang disebut Austrasia, di antara wilayah Bruges, Metz dan Fulda), yang merupakan basis kekuasaan Karoling.
Dengan kedua mayordomo yang belum membuktikan diri mereka sendiri di medan perang seperti yang telah dilakukan oleh ayahanda mereka, atas inisiatif Karlmann, mereka mengangkat Childerich III sebagai raja (743),[4] meskipun Martel telah membiarkan takhta tersebut kosong setelah kematian Theuderich IV pada tahun 737.
Tidak seperti kebanyakan kasus yang terjadi di abad pertengahan atas pembagian kekuasaan persaudaraan, Karlmann dan Pippin selama tujuh tahun tampaknya bersedia untuk bekerja sama, setidaknya mereka melakukan banyak tindakan militer bersama-sama. Karlmann bergabung dengan Pippin melawan pemberontakan Hunald I pada tahun 742 dan 745.[4] Pippin membantu Karlmann melawan Sachsen pada tahun 742–43, ketika Adipati Theoderich dipaksa untuk tunduk, dan melawan Odilo, pada tahun 742 dan 744, ketika perdamaian disepakati di antara saudara-saudara dan ipar-ipar mereka, untuk Odilo menikahi saudari mereka, Hiltrude.
Menguatkan wangsa
Di dalam wilayahnya, Karlmann menguatkan otoritasnya dengan bantuan yang diberikannya kepada misionaris Anglo-Saxon, Winfrid (kemudian Santo Bonifasius), yang disebut "Rasul Jerman," yang terkenal dengan misi utamanya memberantas kekafiran di Austrasia. Hal ini merupakan kelanjutan dari kebijakan yang telah dimulai sejak zaman kakeknya, Pippin II, dan berlanjut di bawah kekuasaan ayahandanya, Charles Martel, yang mendirikan empat keuskupan di Bayern (Salzburg, Regensburg, Freising, dan Passau) dan memberi mereka Bonifasius sebagai uskup agung dan seluruh Jerman metropolitan di timur Rhine, dengan basisnya di Mainz. Bonifasius berada di bawah perlindungan Charles Martel sejak tahun 723 seterusnya; tentu saja santo tersebut menjelaskan kepada sahabat lamanya, Daniel dari Winchester, bahwa tanpa itu ia tidak dapat mengelola gerejanya, membela imamnya ataupun mencegah penyembahan berhala.
Karlmann berperang penting di dalam mengadakan Concilium Germanicum pada tahun 742, Sinode besar yang pertama dari Gereja Katolik Roma yang diselenggarakan di wilayah timur Kerajaan Franka. Yang dikepalai bersama olehnya dan Bonifasius, sinode memutuskan bahwa imam tidak diperbolehkan menanggung atau menjadi tuan rumah wanita di rumah-rumah mereka dan bahwa hal itu adalah salah satu tugas utama mereka untuk memberantas kepercayaan pagan. Ayahandanya sering menyita properti gereja untuk menghargai para pengikutnya dan membayar tentara yang telah membawanya kemenangan di Tours (sebuah kebijakan yang didukung oleh Bonifasius yang diperlukan untuk mempertahankan agama Kristen). Pada tahun 742 Karoling cukup kaya untuk membayar pengikut militer mereka dan mendukung Gereja. Bagi Karlmann, seorang pria yang sangat saleh menganggap itu sudah menjadi tugasnya; sedangkan bagi Pippin itu merupakan tugas praktis. Keduanya melihat perlunya memperkuat ikatan di antara istana mereka dan Gereja. Karlmann menyumbangkan wilayah kepada salah satu dari beberapa lembaga penting Bonifasius, yaitu biara Fulda.[4]
Kekejaman politik
Dibalik kesalehannya, Karlmann juga dapat menjadi kejam terhadap musuhnya. Setelah berulang-ulang mengalami pemberontakan bersenjata, Karlmann pada tahun 746 mengadakan persidangan tokoh terkemuka Suku Alemanni di Cannstatt dan kemudian membuat sebagian besar dari tokoh terkemuka yang berjumlah ribuan ditangkap dan dieksekusi atas Pengkhianatan di dalam pengadilan berdarah di Cannstatt. Peristiwa ini memberantas hampir seluruh pemimpin suku Alemanni dan mengakhiri kemerdekaan kadipaten suku Alemannia, yang kemudian diatur oleh orang-orang yang ditunjuk oleh penguasa hukum suku Franka itu sendiri.
Tindakan ini memperkuat posisi Karlmann dan keluarga secara keseluruhan terutama di dalam persaingan keluarga mereka dengan keluarga barbar terkemuka lainnya seperti Agilolfing, Bayern.
Mengundurkan diri dari mata publik
Pada tanggal 15 Agustus 747, Karlmann mengundurkan diri dari posisinya sebagai Majordomo dan memasuki kehidupan monastik, ia kemudian di tonsur di Roma oleh Paus Zakarias. Seluruh sumber dari zaman ini menunjukkan bahwa penolakan duniawi Karlmann adalah kehendaknya, meskipun beberapa menduga bahwa ia pergi ke Roma untuk hal lainnya, alasan yang tidak jelas dan "didorong" untuk tetap tinggal di Roma oleh paus, yang bertindak demikian atas permintaan Pippin untuk menyimpan Karlmann di Italia.[5]
Karlmann mendirikan sebuah biara di Monte Soratte dan kemudian pergi ke Montecassino. Seluruh sumber dari zaman ini menunjukkan bahwa ia percaya panggilannya adalah Gereja. Ia mengundurkan diri ke Montecassino dan menghabiskan seluruh sisa hidupnya disana dengan bermeditasi dan berdoa. Putranya, Drogo, meminta bagian warisan ayahandanya dari Pippin, namun dengan cepat dinetralisir.[6]
Tujuh tahun setelah Karlmann pensiun dan menjelang ajalnya, ia secara singkat muncul di depan publik. Pada tahun 754, Paus Stefanus II meminta Pippin, yang sekarang telah menjadi raja untuk datang dan membantunya melawan raja Lombardia, Astolfo. Karlmann meninggalkan Montecassino untuk mengunjungi saudaranya dan memintanya untuk tidak berperang ke Italia (dan kemungkinan untuk menggalang dukungan untuk putranya, Drogo).[7] Pippin tidak tersentuh dan malah memenjarakan Karlmann di Vienne, dimana ia meninggal pada tanggal 17 Agustus. Ia dimakamkan di Montecassino.
Catatan
- ^ There is some discrepancy between the sources on his year of birth. It is given variously as 706, 708, 714, or 716.
- ^ There is some discrepancy between the sources on his date of death. It is the 17 of either August or July.
- ^ Norman Cantor, 1993. The Civilization of the Middle Ages, p.170.
- ^ a b c Frassetto, Michael. Encyclopedia of Barbarian Europe: Society in Transformation, ABC-CLIO, 2003
- ^ Fouracre, p. 16.
- ^ Riche, Pierre, The Carolingians, p.59
- ^ Fouracre, p. 17. The Royal Frankish Annals is the only source for the Lombard explanation.
Sumber