Karl Jaspers
Karl Theodor Jaspers adalah seorang filsuf eksistensialis dari Jerman.[1] Ia lahir pada tahun 1883 dan meninggal pada tahun 1969.[1] Semula Jaspers bekerja sebagai psikiater, tetapi pada tahun 1921, ia bekerja sebagai dosen filsafat di Heidelberg.[1][2] Jaspers hidup pada masa Nazi berkuasa dan mengalami kesulitan-kesulitan karena istrinya berdarah Yahudi.[1] Pada tanggal 14 April 1945, Jaspers dan istrinya diputuskan akan dibawa ke kamp konsentrasi.[1] Namun ternyata Amerika Serikat menduduki Heidelberg dan mengalahkan Jerman pada Perang Dunia II.[1] Sesudah perang, Jaspers menjadi penulis soal-soal politik, dan berpindah ke Swiss.[1] Pemikiran filsafat Jaspers berakar kuat pada Kierkegaard, tetapi banyak juga dipengaruhi oleh para filsuf lain, seperti Plotinos, Spinoza, Kant, Schelling, dan Nietzsche.[2] Jika dibandingkan dengan para filsuf eksistensialisme lain, Jaspers adalah filsuf yang pemikirannya memperlihatkan suatu sistem yang rapi.[2] Karya Jaspers yang paling penting untuk mengetahui pemikirannya adalah "Filosofi" yang ditulis pada tahun 1932.[2] Pemikiran Jaspers yang paling dikenal adalah tentang "chiffer-chiffer" dan "situasi batas".[1] Ada empat "situasi batas" yang menantang manusia untuk mewujudkan dirinya dengan lebih penuh: "Situasi batas" ini bersifat mendua, sebab eksistensi seseorang dapat berkembang maju atau malah mundur ketika berhadapan dengan "situasi batas" tersebut.[1] Hal itu tergantung dari pilihan yang diambil oleh orang tersebut.[1] ReferensiWikimedia Commons memiliki media mengenai Karl Jaspers.
|