Karanglegi, Trangkil, Pati
Desa ini terletak 12 km utara Kota Pati. Secara sosial, masyarakatnya mayoritas beragama Islam dan sebagian kecil memeluk agama Kristen. Wilayah desa meliputi beberapa dukuh, yakni Dukuh Yono, Dukuh Golan, Dukuh Gayambatok, Dukuh Rejoso, dan Dukuh Sentono. MasyarakatTingkat ekonomi mayoritas kelas menengah ke bawah, dengan masih sedikitnya lulusan akademik tinggi, ataupun masih minimnya standar kesejahteraan sebagian masyarakatnya, tetapi masyarakat telah mempunyai kemandirian ekonomi yang kuat, di mana sebagian besar penduduknya bekerja di sektor ekonomi swasta informal, yang telah ditekuni sejak lama, yakni sebagai pengrajin bata merah, yang mempunyai prospek bagus karena pangsa pasarnya menguasai/memasok kebutuhan bangunan hampir 60% wilayah Pati dan sekitarnya. Bata merah menjadi komoditas yang menjadikan desa ini pantas dengan sebutan Karanglegi (batu yang manis), karena 90% masyarakatnya menggantungkan pencahariannya sebagai pengrajin batu-bata sejak beberapa dekade silam. Asal mula pembuatan batu bata yang sudah secara turun temurun mempunyai sisi positif dari sisi ekonomis, tetapi juga membawa dampak negatif bagi lingkungan. Bata merah produksi Karanglegi dikenal mempunyai kualitas yang bagus, dari segi kekuatan, ukuran, dan cetakan yang bagus, sehingga para pembeli dari berbagai wilayah Pati bahkan Kudus dan Jepara, membeli bata merah dari Karanglegi. Hal ini membuat desa-desa di sekitar Karanglegi turut membuka usaha serupa, seperti di Ketanen, Rejoagung, Karangwage, dan sebagian wilayah Trangkil, Mojoagung, dan Pasucen yang disebabkan besarnya permintaan bahan baku bangunan. Referensi
|