Kantor Berita Amaq
Kantor Berita Amaq (bahasa Arab: وكالة أعماق الإخبارية, translit. Wakālat Aʻmāq al-Ikhbārīyah) adalah kantor berita yang terkait dengan ISIS. Amaq sering kali menjadi "titik publikasi pertama yang mengaku bertanggung jawab" atas serangan teroris di negara-negara Barat yang dilakukan ISIS.[1] Pada bulan Maret 2019, Kantor Berita Amaq ditetapkan sebagai organisasi teroris asing oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.[2] SejarahDi antara pendiri Amaq adalah jurnalis Suriah Baraa Kadek, yang bergabung dengan ISIS pada akhir tahun 2013,[3] serta Abu Muhammad al-Furqan, dan tujuh orang lainnya yang awalnya bekerja untuk Halab News Network.[4] Menurut The New York Times, mereka mempunyai hubungan langsung dengan ISIS, yang darinya mereka "mendapat tip".[1] Namanya diambil dari Lembah Amik di Provinsi Hatay, yang disebutkan dalam sebuah hadis sebagai tempat "kemenangan apokaliptik atas orang-orang kafir".[5] Kantor Berita Amaq pertama kali diketahui oleh SITE selama Pengepungan Kobanî (Suriah) pada tahun 2014, ketika berita terkininya dibagikan di antara para pejuang ISIS. Kelompok ini menjadi lebih dikenal luas setelah mulai melaporkan klaim tanggung jawab atas serangan teroris di negara-negara Barat, seperti serangan San Bernardino tahun 2015, yang mana ISIS secara resmi mengaku bertanggung jawab pada hari berikutnya. Seorang juru kamera Amaq merekam cuplikan pertama serangan Palmyra pada tahun 2015.[1] Amaq meluncurkan aplikasi seluler resmi pada tahun 2015 dan diduga versi tidak resmi yang dilaporkan telah digunakan untuk memata-matai penggunanya.[6] Amaq juga memiliki akun Telegram,[7] serta memiliki blog berbasis WordPress, tetapi telah dihapus tanpa penjelasan pada bulan April 2016.[6] Pada tanggal 31 Mei 2017, sebuah postingan Facebook mengumumkan pendiri Amaq, Baraa Kadek AKA Rayan Meshaal, terbunuh bersama putrinya akibat serangan udara Amerika Serikat di Mayadin.[8] Postingan tersebut kabarnya dibuat oleh adik laki-lakinya.[9] Reuters tidak dapat segera memverifikasi laporan ini.[10] Pada tanggal 27 Juli 2017, AS mengkonfirmasi bahwa Kadek telah terbunuh oleh serangan udara koalisi di dekat Mayadin antara tanggal 25 dan 27 Mei 2017.[11] Pada bulan Juni 2017, polisi Jerman menangkap seorang pria Suriah berusia 23 tahun yang diidentifikasi hanya sebagai Mohammed G., menuduhnya berkomunikasi dengan tersangka pelaku pembakaran pusat komunitas Muslim Malmö tahun 2016 untuk melapor ke Amaq.[12][13] Pada tanggal 21 Maret 2019, Departemen Luar Negeri AS secara resmi menganggap Amaq sebagai bagian ISIS, dan dengan demikian menjadi Organisasi Teroris Asing.[14][15] Referensi
|