Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
Tambahkan pranala wiki. Bila dirasa perlu, buatlah pautan ke artikel wiki lainnya dengan cara menambahkan "[[" dan "]]" pada kata yang bersangkutan (lihat WP:LINK untuk keterangan lebih lanjut). Mohon jangan memasang pranala pada kata yang sudah diketahui secara umum oleh para pembaca, seperti profesi, istilah geografi umum, dan perkakas sehari-hari.
Sunting bagian pembuka. Buat atau kembangkan bagian pembuka dari artikel ini.
Tambahkan kotak info bila jenis artikel memungkinkan.
Hapus tag/templat ini.
KRI Pari (849) adalah kapal patroli milik TNI Angkatan Laut dengan tipe PC-40. Kapal ini dipersenjatai senapan mesin 30mm dan 12,7 mm. Kapal ini dilengkapi ruang informasi pertempuran, ruang komunikasi, dan ruang penyimpanan amunisi. Pada tanggal 9 September 2013, KRI Pari 849 menjadi bagian dari Satuan Kapal Patroli (Satrol) Koarmatim. KRI Pari (849) dirancang untuk melaksanakan tugas sebagai “kapal patroli terbatas” yang mampu melaksanakan operasi baik secara tunggal maupun bersama-sama dengan kapal tipe sejenis yang didukung dengan sistem Sewaco dan Platform yang cukup andal, sehingga mampu melaksanakan tugas-tugas operasi laut yang diembannya. Kapal ini juga mampu melaksanakan fungsi tambahan dalam menyelenggarakan Patroli Keamanan Laut, Bantuan Tembakan Kapal dan Raid Amphibi.[1]
Peluncuran
KRI Pari-849 diresmikan masuk jajaran TNI AL oleh Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro bersamaan dengan KRI Sembilang-850 di dermaga Batuampar, Batam Provinsi Kepulauan Riau, hari Kamis tanggal 5 September 2013.[2]
Spesifikasi
Kapal KRI Pari (849) adalah kapal patroli jenis PC 43 yang dilengkapi dengan senjata meriam kaliber 30 mm sebagai senjata utama di haluan kapal dan senjata mesin berat (SMB) kaliber 12.7 mm di buritan kapal. Badan kapal dibuat dari bahan Alumunium Marine Grade dan seluruh materialnya bersifat High Tensile Steel dengan panjang 44 M dan lebar 7,4 M. KRI Pari mampu menjelajah perairan dengan stabil hingga kecepatan 29 knots, didorong 3 unit mesin utama berkekuatan sampai dengan 1.800 HP. KRI berbahan bakar 50.000 liter dan dapat memuat 15.000 liter air, juga dilengkapi 7 kamar perwira dan 26 unit kamar awak kapal.[3]
Kepemimpinan
Kapal ini dikomandoi oleh Mayor Aspiono Torohula sejak 29 Februari 2019. Sertijab diserahterimakan dari Mayor Laut (P) Agus Sutiari kepada Mayor Laut (P) Aspiono Torohula di Lapangan Apel Satran Koarmada II, Selasa (26/2). Mayor Laut (P) Agus Sutiari merupakan lulusan AAL 50/2004 yang selanjutnya akan menjabat sebagai Pabandya Kom/Bankomlek Guspurla Koarmada II. Sementara Mayor Laut (P) Aspiono Torohula lulusan AAL 52/2006 sebelumnya menjabat sebagai Kadepops KRI USP-372.[4]
Aktivitas
KRI Pari (849) tercatat pernah mengundang warga untuk mengunjungi perairan Tanjung Benoa, Bali. Hal ini dimaksudkan untuk memperingati HUT ke-72 TNI pada tangga 23 September 2017. Kegiatan ini diikuti oleh Danrem 163/Wsa Kolonel Arh. Gede Widnyana, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut, Denpasar Lantamal V Kolonel Laut (P) GB. Oka, Danlanud Ngurah Rai Bali Kolonel Pnb. Wayan Superman, Danbekangdam IX/Udayana, Kapolsek Wilayah Laut Benoa, GM Pelindo III Cabang Benoa, Kepala PSDKP Benoa, KSOP Benoa, Perwira Staf Mako Lanal Denpasar, Ibu-ibu Jalasenastri Cabang 10 Korcab V DJAT, Mahasiswa dan Saka Bahari Lanal Denpasar serta unsur masyarakat.[3]
Pada tanggal 21 Agustus 2017, KRI Pari (849) ikut serta dalam pencarian awak kapal perang Amerika Serikat yang hilang akibat tabrakan dengan kapal minyak di timur Singapura. Sebelumnya, pihak Angkatan Laut AS menyatakan 10 pelaut hilang setelah sebuah kapal perang Amerika Serikat USS John McCain bertabrakan dengan kapal pengangkut minyak Alnic MC di sebelah timur Singapura pada Senin.[5]
Kapal ini juga ikut serta dalam membantu penyelenggaraan KTT APEC di Bali bulan Oktober 2013, bersama 14 kapal lainnya. Kapal tersebut terdiri dari 2 kapal kombatan jenis Perusak Kawal Rudal (PKR) KRI Slamet Riyadi-352, KRI Oswald Siahaan-354, 2 kapal SIGMA KRI Sultan Hasanudin-366, dan KRI Frans Kaisiepo-368. Kemudian satu Kapal Cepat Rudal (KCR) KRI Rencong-622, 1 Kapal Cepat Torpedo (KCT) KRI Singa-651, 2 kapal patroli cepat (Fast Patrol Bost) FPB KRI Sura-802, dan KRI Kakap-811 1 kapal penyapu ranjau KRI Pulau Rupat-724. Selain itu didukung pula oleh kapal perang rumah sakit KRI dr Soeharso-990 dan kapal angkut pasukan Landing Form Dock (LPD) KRI Banda Aceh-593, 2 kapal patroli terbatas KRI Weling-822, dan KRI Pari-849.[6]