KRI Memet Sastrawiria dilengkapi dengan empat tabung peluncur torpedo 15.7 inci.
Peluru kendali
Sistem pertahanan udaranya adalah dua peluncur rudalSA-N-5, darat ke udara untuk pertahanan udara jarak-dekat terhadap pesawat sayap tetap, pesawat sayap putar dan terhadap rudal anti-kapal yang datang.
Anti kapal selam
Selain itu ia juga dilengkapi dengan 2 RBU-6000 untuk peranan anti-kapal selam (ASW RL) dan juga mempunyai 2 para (Deep Charge).
Meriam
Meriam utama kapal perang KRI Kapitan Patimura yang dipasang pada dek depan, adalah meriam kembar 57mm/70 caliber DP. Kapal ini juga dilengkapi dengan satu senapan 30 mm kembar serbaguna.
Radar kapal ini adalah MR-302/Strut Curve bisa digunakan untuk pencarian sasaran di permukaan dan di udara yang dipadukan dengan sistem kontrol tembakan MR-123 Vympel/Muff Cob. Kedua alat itu bekerja secara bersamaan dalam men-scan area diudara maupun dipermukaan.
Kapal anti-kapal selam (ASW) ini juga dilengkapi dengan sonar aktif berfrekuensi sederhana di badan kapal dari jenis MG-322T.
Umpan
PK-16 decol RL yang bisa diluncurkan dalam mode ganggu (distraction) atau menarik (seduction) untuk mengelabui rudal musuh. Selain itu ia juga mempunyai sistem pemantau Watch Dog intercept.
Tenaga penggerak
Kapal ini mempunyai tiga mesin diesel yang dihubungkan dengan tiga gandar untuk menghasilkan tenaga sebesar 14.250 bhp, dengan kecepatan beroperasi 24 knot.
Dalam Berita
18 Agustus2008, Saat sedang melakukan patroli rutin di sekitar perairan Lampung, KRI Memet Sastrawiria terbakar di posisi 3 mil sebelum Labuhan Siging. 44 personel dan Komandan Mayor Laut (P) Gema Eka Putra lulusan Akademi Angkatan Laut tahun 1995, yang berada di atas kapal pada saat kejadian tidak terluka pada peristiwa ini. Karena kerusakan yang sangat parah, KRI Memet Sastrawiria kemudian ditenggelamkan sebagai penghormatan terakhir.[3]