Koninklijke Luchtvaart Maatschappij Interinsulair Bedrijf Batavia (biasa disingkat menjadi KLM Interinsulair Bedrijf atau KLM-IIB) dulu adalah sebuah maskapai penerbangan yang berkantor pusat di Hindia Belanda (kini Indonesia). Maskapai ini merupakan pendahulu dari Garuda Indonesia.
Berkantor pusat di Jawa,[2] rute yang dilayani oleh maskapai ini meliputi rute domestik (di dalam Indonesia) dan rute internasional (seperti Singapura; Penang, Malaya Britania; dan Manila, Filipina),[3] dengan menggunakan sejumlah pesawat terbang Dakota dan sembilan unit pesawat terbang amfibi Consolidated PBY Catalina.[2]
Pada tanggal 10 Februari 1948, KLM-IIB Penerbangan 947, sebuah Dakota (PK-REA), kehilangan kendali dan jatuh di dekat Padalarang saat berupaya kembali ke Bandung setelah mengalami kerusakan mesin, menyebabkan 19 orang yang ada di dalam penerbangan tersebut meninggal.[4][5]
Pada tanggal 8 Maret 1948, sebuah Consolidated PBY Catalina (PK-CTC) milik maskapai ini rusak saat lepas landas di Poso, Sulawesi dan akhirnya tenggelam, karena "kesalahpahaman mengenai prosedur yang harus diikuti oleh Kapten [C.L. van Kooij] dan Kopilot [M.G. Nicolai] saat lepas landas." Tidak ada yang terluka akibat insiden ini, tetapi pesawat terbang tersebut tidak dapat diperbaiki lagi dan "semua bagasi tenggelam ke dasar laut."[6]