Joko Suranto
H. Joko Suranto, S.H., M.Hum. (lahir 20 Januari 1969) adalah pebisnis asal Grobogan, Jawa Tengah yang dijuluki sebagai Crazy Rich Grobogan.[1] Gelar itu disematkan oleh masyarakat usai viral di media sosial karena jasanya membangun jalan beton dengan dana pribadi senilai Rp2,8 miliar sepanjang 1,8 kilometer di 3 (tiga) desa, yakni Desa Jetis, Telawah, dan Nampu.[2] Ketiganya masuk ke dalam wilayah Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.[3] Saat ini Joko Suranto merupakan pendiri dan pemilik dari Buana Kassiti Group, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang properti, hotel, keuangan, retail, dan manufaktur.[4] Perusahaan yang telah ia rintis sejak 2008 tersebut kini berkembang menjadi 17 anak usaha. Melalui Buana Kassiti Group ini, perusahaannya telah sukses mengembangkan proyek perumahan di berbagai kota, antara lain Tasikmalaya, Ciamis, Banjar dan Purwakarta, dengan target pasar masyarakat kalangan sederhana atau masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) maupun komersil.[5] Kepak sayap Joko Suranto tidak hanya berhenti di dunia bisnis. Melengkapi kiprahnya di industri properti, Joko Suranto kini juga menjabat sebagai Ketua Umum DPP Real Estat Indonesia (REI) periode 2023-2027.[6][7] Sebagai alumnus Fakultas Hukum (FH) Universitas Sebelas Maret (UNS), kini dia juga mengkhidmatkan dirinya sebagai Ketua Yayasan Ikatan Keluarga Alumni (IKA) FH UNS. Tatkala ekonomi di Jawa Barat porak poranda oleh terjangan Covid-19, Joko Suranto juga aktif berperan untuk mendorong pemulihan ekonomi masyarakat di wilayah tersebut, yakni sebagai Wakil Ketua Komite Pemulihan Ekonomi Daerah (KPED) Jawa Barat.[8] Perhatiannya bahkan menembus hingga ranah sosial keagamanan dengan aktif berperan sebagai pembina sejumlah 336 pesantren di Jawa Barat.[9] Kehidupan PribadiJoko Suranto dilahirkan dari keluarga sederhana di sebuah desa bernama Jetis, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, dari seorang ayah bernama H. Kasan Dihardjo (alm) dan ibu bernama Hj. Siti Naimah (almh). Ia adalah anak ke-4 dari 5 bersaudara. Ayah Joko Suranto merupakan petani, pedagang dan ibunya adalah pedagang.[10] Alumnus Fakultas Hukum (FH) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta tahun 1993 ini telah mencecap pahit getirnya kehidupan di jalanan. Suami dari Taufiana Hidayati, SE ini pernah bekerja sebagai penjual koran di daerahnya dan kemudian memilih merantau untuk mengubah nasib.[11] Ayah dari 3 orang anak ini sempat bekerja di bank selama kurang lebih 11 tahun. Selama itu ia juga tak sungkan melakoni usaha sampingan, mulai dari mendirikan usaha warteg, berdagang ayam pedaging, taplak meja, celana jeans, hingga jual beli handphone.[12] Lantas, tekad bulat meneguhkan hatinya untuk kemudian banting setir membangun bisnis sendiri secara penuh, dan akhirnya sukses menjalankan bisnis properti dengan bendera Buana Kassiti Group.[13] PendidikanSetamat SMA, Joko Suranto melanjutkan kuliah Strata I di Fakultas Hukum (FH) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, dengan fokus studi hukum perdata. Jenjang pendidikan S1 itu ia tempuh selama 5 tahun, yakni antara tahun 1988 hingga 1993.[14] Minat belajar Joko Suranto tidak berhenti di situ. Di tahun 2002 hingga 2004 ia memutuskan untuk mengambil jenjang S2 Magister Humaniora di Hukum Bisnis Pasca Sarjana Universitas Katholik Parahyangan, Bandung. KarierJoko Suranto memulai karier profesionalnya di PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) pada tahun 1997. Pengalaman dalam bidang keuangan ia peroleh dari bank yang fokus dalam pembiayaan Kredit Pembiayaan Rumah (KPR) tersebut selama 11 tahun. Hingga akhirnya pada 2008 ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari bank plat merah tersebut dan mendirikan Buana Kassiti Group.[15] Properti Melalui tangan dinginnya, Buana Kassiti Group telah berhasil menyelesaikan 37 proyek di 14 kota dan kabupaten di Jawa Barat serta 1 proyek wilayah Provinsi Sumatera Barat.[16] Finance Pengalaman panjang Joko Suranto di industri keuangan dan perbankan, mendorongnya untuk mendirikan lembaga keuangan berbasis kerakyatan. Tak kurang dari 2 lembaga keuangan rakyat telah ia dirikan hingga saat ini. Yakni BPR Buana Artha Kassiti di Kabupaten Purbalingga, Jawa Barat, dan BPR Danatama Artha Kassiti di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.[17] Hotel/Resort Buana Kassiti Group juga merambah di industri hotel dan resort. Kepiawaian Joko Suranto di industri properti mengantarkan usahanya mengepakkan sayap di industri leisure dan pariwisata. Hal ini terbukti dengan didirikannya Tebing View Resort di Lembang, Bandung, serta Fave Hotel di Cimanuk, Kabupaten Garut.[18] Manufaktur Tak berhenti di industri properti, keuangan dan perhotelan, kepak sayap bisnis Buana Kassiti Group juga sukses merambah industri manufaktur. Hal ini terlihat dari berdirinya Buana Roof Tile yang bergerak di industri Genteng Press “Buana Roof” di Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat.[5] Organisasi LainnyaSelain itu, Joko Suranto hingga kini aktif di sejumlah organisasi. Antara lain: Ketua Umum DPP REI Asosiasi pengembang yang tergabung dalam Realestat Indonesia (REI) pada 2023 telah memilih Joko Suranto sebagai Ketua Umum DPP REI untuk periode 2023-2027.[19] Sebelum menjadi Ketua umum DPP REI 2023-2027, Joko Suranto merupakan Ketua DPD REI Jawa Barat. Posisi tersebut tentu saja tidak didapatkan oleh Joko Suranto dengan mudah, mengingat pengalaman dan sepak terjangnya di industri properti yang telah berlangsung lama, salah satunya dengan mendirikan perusahaan properti Buana Kassiti Group.[20] Ketua Yayasan IKA FH UNS Alumnus Fakultas Hukum (FH) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta tahun 1993 ini memiliki komitmen yang kuat untuk terus menjaga semangat kekeluargaan dan kebersamaan di manapun ia mengabdi. Hal itu terbukti dengan ditahbiskannya dirinya menjadi Ketua Yayasan Ikatan Keluarga Alumni (IKA) FH UNS.[21] Wakil Ketua Komite Pemulihan Ekonomi Daerah (KPED) Jawa Barat Saat ekonomi Indonesia, khususnya di Jawa Barat porak poranda oleh terjangan Covid-19, Joko Suranto juga aktif berperan untuk mendorong pemulihan ekonomi masyarakat di wilayah tersebut. Hal ini diperlihatkan Joko Suranto dalam perannya sebagai Wakil Ketua Komite Pemulihan Ekonomi Daerah (KPED) Jawa Barat.[22] Pembina 336 Pesantren, Jawa Barat Sifat dermawan, kepedulian dan jiwa sosial Joko Suranto tidak hanya berhenti di situ. Hal ini terbukti melalui Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) RJD, Joko Suranto berupaya untuk membina 336 pondok pesantren di Priangan Timur (Jawa Barat) dalam pelatihan pengurusan legalitas badan hukum. [23] Referensi
|